Wang Yi dan Qin Yuan menghabiskan waktu mereka dengan jalan-jalan di taman bermain hari itu. Sudah beberapa arena permainan yang mereka coba bersama, Wang Yi nampak terlihat biasa saja dan menghargai waktu yang dia habiskan dengan Yuan. Pada dasarnya, memang Wang Yi orang yang baik, tidak seharusnya dia memasang sikap dingin pada semua orang.
Mereka kini tengah beristirahat di bawah pohon rindang yang berpemandangan sungai besar yang membelah kota dengan indah.
"Yi, makasih udah mau temenin aku hari ini." Ucap Yuan.
Wang Yi menatap Qin Yuan sebentar, lalu dia tersenyum tipis. "Gue lakuin ini karena dipinta Jia, ucapin makasihnya sama Jia aja." Ucap Wang Yi dengan nada dingin.
Qin Yuan tersenyum, "Maaf aku bohong soal aku tahu keberadaanmu di rumah sakit."
Wang Yi mengerutkan alis, dia juga dari tadi penasaran tentang hal itu, namun dia lupa untuk bertanya.
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Wang Yi.
"Aku tahu kamu di rumah sakit dari Senior Zhou Shi Yu."
"Zhou Shiyu?"
"Iya." Qin Yuan menjelaskan dia yang menemui Zhou Shi Yu kemarin dan menanyakan beberapa hal tentang Wang Yi.
"Kamu gak marah kan, Yi?" Tanya Qin Yuan sedikit merasa takut.
"Gak, ngapain gue marah." Jawab Wang Yi.
"Yi, aku tahu ini terlalu cepat, tapi aku tidak bisa lebih lama lagi memendam perasaan ini." Qin Yuan mulai menghadap Wang Yi dan menatap matanya dengan tenang.
Wang Yi ikut berbalik badan dan menghadap Qin Yuan dengan mata mereka yang saling terkunci.
"Aku suka sama kamu, Yi." Ucap Qin Yuan dengan tulus.
"Aku tahu ini gak wajar, aku juga sadar kamu perempuan. Tapi, semenjak pertemuan kita aku tidak bisa berhenti merhatiin kamu. Bahkan, aku selalu ngerasa sakit tiap kamu bersama orang lain seperti dengan Senior Zhou Shi Yu." Jelas Qin Yuan dengan nada sedih.
Keheningan terjadi diantara keduanya, dan Wang Yi merasa terkejut dengan pengakuan Qin Yuan yang begitu tiba-tiba.
"Yi?" Panggil Qin Yuan, dia merasa keraguan dan ketakutan dalam hatinya, harap-harap cemas dengan jawaban yang akan keluar dari mulut Wang Yi.
"Qin Yuan, kamu tahu sendiri kondisiku sekarang bagaimana, aku tahu ini terdengar seperti alasan, tapi aku sendiri belum siap memperhatikan perasaan pribadiku bagaimana, semua perhatianku saat ini hanya untuk Jia." Wang Yi menggenggam tangan Qin Yuan dengan lembut, panggilannya pun berubah menjadi 'aku kamu' bukan 'lo gue'.
"Kamu bisa mengerti, kan?" Tanya Wang Yi dengan tatapan yang dalam.
"Aku bakalan nunggu kamu sampai kapanpun itu, Yi. Aku siap nunggu perasaanmu tumbuh padaku." Jawab Qin Yuan dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dia bersyukur Wang Yi tidak menolaknya langsung, dan malah meminta pengertiannya dengan kondisinya saat ini.
"Qin Yuan, Aku tidak ingin menyakiti kamu, menunggu perasaanku mungkin itu sesuatu yang paling harus kamu hindari." Ucap Wang Yi, Qin Yuan semakin cemas dengan perkataan itu.
"Maksud kamu apa?"
"Aku sangat menghargai perasaan kamu, Yuan. Namun, sepertinya aku juga sedang menunggu perasaan seseorang, dan menunggu itu adalah hal yang sulit." Jawab Wang Yi dengan perlahan.
Dia tahu bagaimana menyakitkannya perasaan menunggu orang lain menyukai dirinya, namun dia juga harus memberi batas dan ketegasan yang jelas daripada menggantung perasaan Qin Yuan dengan harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48
Fanfictionantara cinta dan keluarga, kedunya membuat Wang Yi terjebak dalam kebingungan. Dia orang yang sangat tertutup, seolah mendapatkan kembali apa yang dia dambakan selama ini saat pertemuannya terjadi dengan Zhou Shi Yu.