Tengah malam yang sunyi, Wang Yi memutuskan untuk mengunjungi apartemen Zhou Shi Yu sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Yiqi. Celana jeans sobek-sobek dan jaket yang dulu pernah diberikan oleh Zhou Shi Yu saat ulang tahunnya menghangatkan tubuhnya dalam malam yang dingin. Wang Yi menunggu di depan apartemen, hatinya berdebar-debar dalam antisipasi.
Lama dia menunggu, hingga akhirnya dia melihat sebuah mobil mewah memasuki kompleks apartemen. Orang yang dia tunggu ada di dalamnya. Seiring mobil semakin mendekat, dia mulai melihat sosok yang duduk di kursi pengemudi. Itu adalah Zhou Shi Yu.
Ketika mobil berhenti di depannya, Zhou Shi Yu terpaku di kursi pengemudi, matanya penuh dengan kebingungan dan emosi yang tak terlukiskan. Seolah dalam mimpi, dia memandang dengan mata terbelalak, ragu apakah ini nyata atau hanya khayalan. Wang Yi, dengan senyum manis yang telah lama dia simpan dalam hatinya, berjalan mendekati mobil dan mengetuk kaca di sisi pengemudi, meminta untuk dibukakan pintunya.
Pintu mobil terbuka, dan Wang Yi melihat mata Zhou Shi Yu yang berkaca-kaca. Dalam keheningan yang sarat emosi, mereka saling memandang. Dengan suara lembut, Wang Yi berkata, "Aku kembali, BAE."
Zhou Shi Yu, yang tak bisa lagi menahan perasaannya, segera melompat ke luar dari mobil, menyambar Wang Yi dalam pelukan yang erat. Wang Yi hampir kewalahan oleh pelukan tersebut, tetapi dia merasakan begitu dalamnya kerinduan dan kebahagiaan di baliknya. Mereka berdua terhanyut dalam momen itu, dengan Zhou Shi Yu yang terseguk-seguk dalam pelukan Wang Yi.
Wang Yi dengan lembut meraih wajah Zhou Shi Yu yang basah oleh air mata, menghapus setiap air mata yang jatuh. "Bae, aku merindukanmu lebih dari yang bisa ku ungkapkan."
Zhou Shi Yu tersenyum di antara tangisannya, "Aku juga merindukanmu, Yi. Selamat datang kembali." Ucapnya dengan selangan isak tangis bahagia.
Setelah momen pelukan yang penuh emosi di depan apartemen, Wang Yi meminta kunci mobil dan mengajak Zhou Shi Yu ke suatu tempat yang istimewa.
Perjalanan itu ditempuh dengan jarak yang jauh. Mereka sampai saat matahari baru saja mulai menyingsing, dan mereka memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang indah. Wang Yi membawa Zhou Shi Yu ke tepi laut yang terbuka.
Mereka berdua duduk di atas tebing yang menghadap ke samudra yang luas. Ombak yang tenang memecah di bawah, menghasilkan suara yang menenangkan. Wang Yi memandang ke arah matahari terbit, cahaya merah jingga yang memenuhi langit, dan dia merasa bahwa saat ini adalah awal yang baru, saat dimana cintanya kembali untuk lebih kuat.
Zhou Shi Yu meraih tangan Wang Yi dengan lembut, membiarkan jari-jari mereka terpilin bersama. Mereka menatap satu sama lain, dan dalam tatapannya, terdapat kehangatan dan rindu yang tak terlukiskan.
"Apa kamu gak lelah nyetir semalaman?" Tanya Zhou Shi Yu dengan raut wajah khawatir sambil menyentuh lembut pipi Wang Yi.
"Gak, Sayang." Jawab Wang Yi sambil mendekap Shi Yu dalam pelukannya dari samping.
"Kenapa baru datang sekarang? Aku hampir nyerah nunggu kamu."
"Aku nunggu kamu bercerai." Jawab Wang Yi dengan singkat namun sedikit usil.
Ya! Bulan lalu Zhou Shi Yu bercerai dengan Gao Xin. Ternyata Gao Xin tidak dapat memegang janji pernikahannya, dia melibatkan orang ketiga dalam rumah tangganya, dan Zhou Shi Yu pun sudah tidak bisa bertahan lagi. Itulah alasan Wang Yi kembali ke Shanghai, selain dari bisnis ayahnya yang mulai akan dia pegang, Zhou Shi Yu lah alasan yang paling utama dia kembali.
"Jadi selama ini kamu berdoa seperti itu?." Ucap Shi Yu dengan tatapan menyipit yang mempermainkan. Dia memang tidak bersedih pasca bercerai dengan Gao Xin, karena selama ini dia pun masih menyimpan utuh perasaannya pada Wang Yi.
"Aku tidak berdoa, hanya menunggu dengan penuh harap." Jawab Wang Yi dengan tiba-tiba langsung mengecup bibir Zhou Shi Yu. Yang dicium pun langsung merona, kecupan itu singkat namun penuh arti.
Hari itu mereka habiskan dengan jalan-jalan di tempat wisata sekitar pantai dan menikmati waktu indah bersama tanpa memperdulikan orang lain.
Saat malam tiba, mereka memutuskan untuk menginap di hotel yang lebih punya pemandangan indah dekat laut, Zhou Shi Yu merangkul Wang Yi dari samping saat dia fokus menyetir. Wang Yi tersenyum, merasakan rasa sayang yang begitu hangat, sepanjang perjalanan jantungnya tidak berhenti berdebar.
Tiba di depan hotel, Wang Yi membuka pintu mobil untuk Zhou Shi Yu. Mereka masuk ke dalam kamar hotel, sebuah kamar dengan pemandangan laut yang luar biasa, dipenuhi dengan atmosfer yang begitu romantis. Cahaya bulan bersinar melalui jendela yang besar, memberikan sentuhan magis pada momen itu.
Malam itu, di tepi laut dengan suara ombak sebagai saksi, mereka melepas rindu dengan penuh kecintaan dan keinginan yang tak terbendung. Momen ini adalah awal dari babak baru dalam kisah cinta mereka, di mana keduanya akan mengikuti hati mereka tanpa penolakan dan tanpa rasa sakit yang pernah mereka rasakan.
Entah apa yang terjadi, namun seketika cahaya kamar menjadi remang-remang, Wang Yi hanya menyalakan lampu tidur saja untuk menemani malam pertama mereka setelah lama berpisah.
Sekarang, mereka beralih ke tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48
Fanfictionantara cinta dan keluarga, kedunya membuat Wang Yi terjebak dalam kebingungan. Dia orang yang sangat tertutup, seolah mendapatkan kembali apa yang dia dambakan selama ini saat pertemuannya terjadi dengan Zhou Shi Yu.