Chapter 33

71 8 0
                                    


Wang Yi dan Zhou Shi Yu memutuskan untuk mengawali hari berikutnya dengan momen mandi bersama di pagi hari. Kamar mandi yang terang benderang dipenuhi dengan uap hangat, menciptakan suasana yang lebih intim.

Wang Yi dengan lembut membuka pintu kamar mandi dan mempersilakan Zhou Shi Yu masuk terlebih dahulu. Mereka tertawa kecil sambil bergerak ke dalam bak mandi yang besar. Air hangat segera menyentuh kulit mereka, menciptakan sensasi yang begitu nyaman.

Mereka mulai berciuman kembali di dalam bak mandi, saling berpandangan dengan sorot mata yang penuh hasrat. Namun, di tengah momen serius itu, kegemasan dan kelucuan tak terhindarkan.

Wang Yi mencoba membuka sabun mandi, tetapi justru malah menjatuhkannya ke lantai. "Ups, maafkan aku," ucapnya sambil tertawa kecil.

Zhou Shi Yu membalas tawa Wang Yi. "Kamu selalu aja ceroboh, Sayang." Ia meraih sabun itu dan memberikannya kembali kepada Wang Yi.

Mereka mulai menggosok-gosok tubuh satu sama lain dengan lembut, air yang mengalir melibas ke leher dan punggung mereka. Wang Yi mendekatkan bibirnya ke telinga Zhou Shi Yu dan berbisik, "Kamu tahu, Bae, aku merasa sangat beruntung memilikimu."

Zhou Shi Yu membalas bisikan dengan senyuman dan menyentuh lembut wajah Wang Yi. "Aku juga ngerasa gitu, Sayang. Kita seperti dua orang bodoh yang saling mencintai."

Wang Yi tertawa, merangkul Zhou Shi Yu erat-erat di dalam bak mandi. "Tapi kita adalah dua orang bodoh yang bahagia."

Mereka saling melemparkan semprotan air satu sama lain, menciptakan adegan yang lebih bahagia. Terdengar tawa riang di kamar mandi mereka, dan mereka tak bisa menahan kegembiraan saat melihat wajah masing-masing yang basah kuyup.

"Hey, Sayang, ih jangan semprotin air ke mataku!" pinta Zhou Shi Yu sambil tertawa terbahak-bahak.

Wang Yi mengangguk setuju, tetapi segera memutar mata. "Baiklah, baiklah, aku berjanji. Tapi kamu memang terlihat menggemaskan dengan rambut basahmu ini."

Mereka melanjutkan mandi bersama sambil saling menyapa dengan air, menciptakan momen yang penuh kegemasan dan kebahagiaan. Malam itu, dalam kedekatan dan ketawa bersama, Wang Yi dan Zhou Shi Yu menemukan keindahan dalam asmara yang mereka bagikan.

Setelah selesai mandi bersama, Wang Yi dan Zhou Shi Yu keluar dari kamar mandi, masih saling tertawa dan bercanda. Ruangan itu penuh dengan udara hangat dan aroma sabun yang menyegarkan.

Ketika mereka bersiap-siap untuk pulang ke rumah Wang Yi, Wang Yi melihat handuk besar di rak dan memutuskan untuk memberikan sentuhan romantis. Ia menggulung handuk tersebut dan berjalan mendekati Zhou Shi Yu dengan senyum cerah.

"Bae, biarkan aku mengeringkan rambutmu dengan handuk ini," ucap Wang Yi dengan lembut.

Zhou Shi Yu tersenyum dan mengangguk setuju. "Makasih, Sayang."

Wang Yi mulai mengeringkan rambut Zhou Shi Yu dengan hati-hati. Setiap gerakan tangannya dipenuhi kelembutan dan kasih sayang. Sementara itu, Zhou Shi Yu menikmati setiap sentuhan dan merasa seperti seorang ratu yang dilayani.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Wang Yi, yang selalu penuh dengan kelucuan, tiba-tiba mulai menyusun rambut Zhou Shi Yu menjadi gaya yang aneh. "Bagaimana kalau kita mencoba model rambut baru hari ini, Bae?"

Zhou Shi Yu tertawa kecil, "Ih, Sayang. Jangan membuatku jadi aneh."

Tapi Wang Yi tidak bisa menahan diri. Ia terus menyusun rambut Zhou Shi Yu dengan cara yang kocak dan unik, menciptakan potongan rambut yang lucu dan tak terduga. Mereka berdua terbahak-bahak melihat hasilnya di cermin.

"Sebentar, sebentar, aku hampir selesai!" seru Wang Yi sambil menambahkan sentuhan akhir.

Zhou Shi Yu memutar bola matanya, "Apa yang kamu lakukan, Sayang?"

Wang Yi menunjukkan hasil karyanya dengan bangga, "Voila! Ini adalah 'Karya Seni Wang Yi' khusus untukmu!"

Mereka berdua tertawa melihat rambut Zhou Shi Yu yang kini berbentuk aneh. Namun, Wang Yi segera mencium lembut pipi Zhou Shi Yu, "Maafkan aku, Bae. Aku hanya ingin membuatmu tertawa."

Zhou Shi Yu tersenyum penuh pengertian, "gapapa Sayang. Ini sangat lucu dan menggemaskan."

Mereka melanjutkan momen manis mereka dengan pelukan dan ciuman yang penuh kasih sayang. Sementara itu, Wang Yi, yang masih mencoba menahan gelak tawa, mulai memperbaiki rambut Zhou Shi Yu yang telah ia susun dengan lucu tadi.

Wang Yi dan Zhou Shi Yu melanjutkan pagi mereka dengan memasak sarapan bersama. Mereka berdua berdiri di dapur, mempersiapkan bahan-bahan dengan tawa dan keceriaan di wajah keduanya.

Wang Yi, yang selalu punya kegemasan tersendiri, tidak bisa menahan diri untuk tidak menjahili Zhou Shi Yu. Sambil tertawa kecil, ia menyelinap dari belakang dan merangkul pinggang Zhou Shi Yu. "Bae, apa yang sedang kamu masak pagi ini?"

Zhou Shi Yu menoleh dengan senyum ceria. "Aku bakal buat pancake dan telur dadar. Bagaimana itu?"

Wang Yi membalas senyumnya dan menyentuh lembut hidung Zhou Shi Yu. "Itu terdengar sempurna. Tapi sebelum kamu lanjut, bolehkah kita ciuman dulu?"

Zhou Shi Yu tertawa, "Gak! Kamu tunggu aja di sana, jangan ganggu aku ah!" Ucapnya dengan ekspresi sedikit jengkel namun terlihat begitu imut di mata Wang Yi.

"Bae, aku gak punya tenaga ke meja makan kalo gak cium bibir kamu dulu," rengeknya.

Zhou Shi Yu menghentikan aktivitasnya dulu, kemudian menangkup kedua pipi Wang Yi dengan tatapan gemas, "baiklah, tapi jangan buat pancake dan telur dadar kita gosong ya?" Wang Yi begitu senang dan langsung mengambil kesempatannya.

Wang Yi mencium lembut bibir Zhou Shi Yu, beberapa saat ciuman mereka begitu bergairah sebelum akhirnya Shi Yu menghentikan ciuman itu karena ingat masakannya.

Mereka berdua bekerja bersama, Wang Yi memberikan bantuan, meskipun dengan sentuhan manja dan kegemasan yang selalu melekat padanya.

Tiba-tiba, Wang Yi, yang sedang mencuci sayuran, menyiram air kecil ke arah Zhou Shi Yu. "Ups, maafkan aku, Bae. Tangan ini entah bagaimana kelepas."

Zhou Shi Yu menggelengkan kepala sambil tertawa. "Sayang, kamu ini benar-benar nakal."

Wang Yi tertawa dan berdiri di belakang Zhou Shi Yu, mengamati setiap gerakannya. Ketika Zhou Shi Yu sedang sibuk memotong sayuran, Wang Yi tiba-tiba mencium leher dan pundaknya. "Apa yang kamu potong ini, Bae?"

Zhou Shi Yu tersenyum, "Ini wortel, Sayang. Kamu emang gak bisa diem, ya?"

Wang Yi memberikan senyum khasnya, "Aku gak bisa menahan diri, Bae. Kamu terlalu menggoda."

Pagi itu menjadi lebih cerah dengan canda tawa dan keceriaan. Ketika makanan hampir siap, mereka menyusun meja makan dengan penuh kasih sayang. Wang Yi, yang tak bisa menahan dirinya, tiba-tiba mencoba menggoda Zhou Shi Yu dengan manja.

"Sarapan yang kita masak pasti enak, Bae. Tapi gimana kalau kamu coba dulu buat mastiin rasanya sempurna?"

Zhou Shi Yu mengangkat alis, "Sayang, ini bukan pertama kalinya kita memasak bersama. Kamu tahu rasanya bakalan enak."

Namun, Wang Yi memandangnya dengan tatapan manja. "Tapi kali ini beda, Bae. Aku ingin merasakan sentuhan khas cintamu dalam setiap gigitannya."

Mendengar itu, Zhou Shi Yu tidak bisa menahan tawa. "Baiklah, tapi ini hanya satu kali ya?"

Wang Yi tersenyum kemenangan dan dengan manja memberikan sendok berisi pancake ke mulut Zhou Shi Yu. Sambil tersenyum, Zhou Shi Yu mencicipinya. Wang Yi melihatnya dengan penuh antusias, seolah-olah ia sedang menikmati hasil karyanya sendiri.

Namun, tiba-tiba saja, Wang Yi memegang gelas susu Zhou Shi Yu dan berkata dengan manja, "Dan ini, bolehkah aku minum?"

Zhou Shi Yu menjawab dengan posisi masih mengunyah makanannya, "Sayang, kamu ini benar-benar manja. Tentu, minum aja."

Mereka berdua saling menyuapi sarapan satu sama lain, menambahkan nuansa kegemasan pada pagi yang penuh kasih sayang. Pagi itu menjadi berkesan dengan rasa cinta, tawa, dan momen-momen indah yang tercipta di antara Wang Yi dan Zhou Shi Yu.

The Flame in The Breeze - Wang Yi dan Zhou Shi Yu [sqhy couple] SNH48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang