Seperti apa yang dikatakan Roni, ia menepati ucapannya untuk mengantarkan Salma, mereka menggunakan motor masing-masing.
Jalanan lenggang membuat Salma leluasa melirik Roni melalui spion, seolah sedang menjaganya dari belakang, ia tersenyum kecil rasanya seperti mimpi bisa kembali mengulang masa-masa ini. Bisakah waktu berhenti sebentar, Salma ingin menikmati malam ini lebih lama.
Meskipun ia tahu kondisi Roni masih belum sepenuhnya fit bahkan wajahnya terlihat pucat tapi lelaki itu tetap memaksakan diri demi memastikannya sampai rumah dengan selamat.
Entah mungkin terlalu serius memerhatikan hingga tak sadar Roni balik menatap.
Damn!
Salma tertangkap basah, buru-buru ia mengalihkan pandangannya kearah jalan, sementara Roni hanya menggelengkan kepala.
Tak terasa mereka sampai dirumah Salma, rumah yang sudah lama tak Roni singgahi dan suasananya masih sama.
Gadis itu memarkirkan motornya lalu menghampiri Roni. "Makasih ya Ron,"
"Hm."
"Mau mampir dulu gak?" tawarnya.
"Salam aja sama mamah papah."
Salma mengangguk tersenyum.
Merasa tak ada hal penting lagi, Roni menyalakan mesin motornya. "Aku pulang,"
"Ron," panggil Salma menahan pergerakannya.
Lelaki itu menoleh, mengangkat sebelah alisnya.
Ditatap Roni sedalam ini membuat degup jantung Salma semakin berdetak kencang.
Sedangkan Roni mengkerutkan dahinya heran saat tak ada respon, "Kenapa?" tanyanya bingung.
Seakan tersadar, Salma jadi kikuk. "C-cepet sembuh ya, hati-hati." ucapnya diiringi senyuman.
Hati Roni menghangat bersamaan dengan suasana yang menjadi canggung, ia mengangguk singkat, "Thanks." balasnya sambil melajukan motornya kembali.
Salma memerhatikan hingga Roni tak terlihat dipandangannya, ia masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang berbunga, wajahnya berseri-seri ibarat remaja sedang dimabuk cinta. Ternyata debaran itu masih ada, Roni memang pandai menyenangkan hatinya.
Ia membuka pintu dan berjalan dengan santai sambil bersenandung kecil, sepertinya mamah papah sudah tidur, pikirnya.
"Ekhem, ada yang lagi seneng kayaknya."
Mendengar suara papah, Salma sontak menghentikkan langkahnya, ternyata dugaannya salah. Ia membalikkan badan dan melihat orang tuanya yang tengah duduk manis disana.
Gadis itu menyengir, saking senangnya hingga tak sadar ada mereka yang sedari tadi menunggu kedatangannya. "Eh papah, mamah udah lama disini?" ia menghampiri sambil mencium tangannya bergantian.
"Dari mulai kamu senyum-senyum sendiri diluar," sahut mamah.
Salma jadi malu sekaligus kesal, "Mamah ngintip ya,"
"Sedikit," balasnya. "Sekarang mamah jadi tau alesan kamu pulang telat ternyata kerumah temen yang itu ya," lanjut mamah menekan kata teman sembari tersenyum menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Roni! (END)
FanfictionSequel Biar Menjadi Kenangan *** Namanya perpisahan tetaplah menyakitkan meskipun Roni pergi dengan cara berpamitan tapi tetap kenangannya masih membekas dalam ingatan. Salma tak pernah bisa menjumpai Roni lagi, seakan pria itu hilang bagai ditelan...