19

3K 296 16
                                    

"Aduh, pake telat segala lagi," Salma membenarkan kerudungnya, kesalahpahaman kemarin membuatnya tak bisa tidur, Roni sepertinya marah karena ucapannya yang menyinggung hati lelaki itu.

Ia menutup pintu kamar dengan buru-buru sembari menenteng tasnya, gadis itu meraih sepatunya dengan asal.

"Ca ya ampun kamu mau ke kantor apa gimana sih," suara mamah menyahut dari belakang.

"Kenapa mah?" kata Salma tergesa-gesa, ia melirik sekilas lalu menarik knop pintu.

Mamah menggelengkan kepala sembari bersidekap dada, "Liat kaki kamu, sebelah sepatu sebelah sendal,"

Salma refleks melihat kebawah, ia menyengir saat perkataan mamahnya benar, langsung saja ia melepas sendal dan mengambil sepatunya.

"Udah tau kamu suka telat, jangan dibiasain begadang toh dek," ucapnya.

"Iya mah," gadis itu mencium tangan mamah, "Caca berangkat dulu, assalamualaikum."

***

Salma akhirnya sampai dikantor dengan napas yang memburu, dari parkiran hingga ke ruangannya ia berlari secepat mungkin. Baru saja ingin duduk dan merehatkan dirinya, salah satu karyawan disana menghampiri mejanya.

"Bu Salma dipanggil bu Novia ke ruangan,"

Ia mengkerutkan dahinya, "Ada apa ya?"

"Saya kurang tau bu," jawabnya.

"Yaudah makasih ya," balasnya.

Perempuan itu mengangguk tersenyum sembari berlalu.

Sedangkan Salma terdiam sejenak seraya menetralkan degup jantungnya, ia melirik jam ditangannya. "Apa Novia tau ya gue telat tapi kan telat dikit doang masa sampe dipanggil sih," batinnya heran.

Ia segera merapihkan pakaiannya lalu bergegas keruangan Novia. Setelah dipersilahkan masuk, Salma membuka pintunya. "Ibu manggil saya?"

Novia mengalihkan pandangannya dari laptop, "Iya, silahkan duduk."

Salma duduk dihadapan gadis itu, hatinya berdebar tak karuan. "Gaji gue dipotong gak ya," ia memainkan jarinya dengan perasaan resah.

"Jadi begini, perusahaan cabang kita yang diluar kota sedang ada proyek besar."

Ucapan Novia membuat Salma bisa bernapas lega, "Alhamdulillah ternyata bukan tentang gue telat," batinnya tenang.

"Saya percaya kamu bisa pegang ini dan saya mau menugaskan kamu sekaligus ingin mempromosikan kamu untuk menjadi manager diperusahaan cabang sana."

Mata Salma seketika berbinar, "Hah yang bener Nop?!" katanya dengan excited.

"Kita lagi dikantor bu Salma." ucap Novia penuh penekanan.

Salma kikuk, ia menyengir kaku, "Ah iya lupa, maaf bu terlalu kebawa suasana." balasnya.

Novia mengangguk, raut wajahnya masih serius. "Jadi apa kamu bersedia?"

"Maaf sebelumnya bu tapi cabang kota mana ya?" tanyanya.

"Kalimantan."

Senyum Salma jadi luntur mendengar jawabannya, "Jauh bener dah."

Hallo Roni! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang