31

2.3K 324 31
                                    

"Saya terima nikahnya Salma Salsabil binti ...." dengan satu tarikan napas, Roni menyelesaikan ijab kabul.

Roni memang tak mau menunda niat baik maka tepat detik ini mereka menggelar acara pernikahan, bedanya kali ini Salma dan Roni sepakat untuk mengusung adat Sunda. Hotel yang telah disulap sedemikian rupa ditambah bunga-bunga kini dipenuhi oleh tamu undangan mereka yang dua kali lipat lebih banyak dari waktu itu.

"Bagaimana para saksi sah?"

"Sah!"

Wajah Roni yang semula tegang sekarang berubah menjadi helaan napas lega.

"Alhamdulillah, barakallah ...." mereka pun menutupnya dengan doa pernikahan.

Lelaki yang mengenakan jas putih lengkap dengan kain batik dan blangkon berwarna senada nampak begitu gagah, ia berdiri menyambut kedatangan Salma yang keluar dari ruang khusus bersama sang ibu dan kakaknya.

Roni kembali terpana, tampilan Salma begitu cantik dan feminin, tak lupa hijabnya terdapat siger yang menyerupai mahkota dengan roncean melati membuatnya pangling.

"Silahkan saling pasangkan cincin," ucap penghulu tersebut.

Tangan Roni terangkat mengambil cincin itu dan cincinnya terpasang pas di jari manis milik Salma kemudian giliran Salma yang memasangkannya pada Roni. Ketika perempuan itu mencium tangannya, diam-diam Roni menitikkan air matanya terharu, Salma memejamkan mata saat Roni mencium keningnya.

"Ciee come back lagi ciee..."

"Pasutri lama bersemi kembali nih,"

Sorak sorai dari teman-temannya memeriahkan suasana.

Keduanya juga sempat berfoto dengan tangan Roni yang melingkar dipinggang Salma sementara satu tangannya menunjukkan cincin begitupun dengan Salma, mereka saling pandang penuh cinta.

Tak hanya itu mereka juga melakukan prosesi saweran. Bapak sebagai ayah dari mempelai pria menyebarkan uang berupa koin-koin pada para tamu undangan.

Kemeriahan dan kehebohan saat semua berebut koin begitu terasa kental, Paul juga tak mau kalah, tangannya begitu lincah mengambil koin itu. "Asik dapet gue euy!" ia mengacungkan logam bulat itu penuh semangat.

"Satu doang bangga," sahut Novia.

"Ini tuh butuh perjuangan tau gak lo," balasnya.

Novia dan Nabila pun turut hadir, mereka tampak cantik dalam balutan kebaya yang serasi. Kedua gadis itu sama-sama menawan, Nabila dengan hijabnya dan Novia dengan rambut disanggul menyisakan poninya.

"Yey aku dapet!" Nabila ikut kegirangan sembari bangkit dari jongkoknya.

"Yah lu kalah sama Nabila," ledek Paul membuat Novia merenggut kesal.

Selanjutnya ada suap-suapan, sepasang insan itu melakoninya dengan keromantisan. Tak hanya itu, mereka juga mendatangkan salah satu ustadz untuk memberikan nasihat pernikahan.

Setelah melakukan seluruh rangkaian acara saatnya para tamu mengucapkan selamat dan bersua foto bersama pengantin termasuk Paul, Nabila dan Novia yang naik keatas panggung.

"Selamat ya bro! Udah nikah dua kali aja lu," ujar Paul sembari memeluk Roni.

"Thanks Ul!" Roni menepuk pundak sahabatnya, "Makanya lu buruan nyusul," balasnya sambil melerai pelukan.

"Rencananya nih gue mau nikah dibarengin sama lu tapi kan gue harus nungguin Nabila wisuda, yakan beb?" Paul menoleh pada gadis disamping yang sedang mengulum senyum malu.

"Gaya kau pake beb segala!" sahut Novia tak santai.

"Sirik lu," kata Paul, "Eh tapi kalian sadar gak? Suasana pernikahan Salma Roni semuanya masih sama termasuk Novia yang dateng sendiri lagi," lanjutnya tertawa puas.

Hallo Roni! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang