24

2.8K 340 26
                                    

"Will you marry me Nab?"

Mata Nabila seketika berkaca-kaca terharu, hatinya seakan dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran.

"JANGAN DITERIMA NAB JANGAN!" pekik Salma.

Paul mendelik tajam kearah gadis yang suka sekali mengganggu acaranya, "Sal!"

Salma menyengir, "Ampun bercanda,"

Semuanya terkekeh tak terkecuali Nabila, ia melirik kearah orang tuanya yang mengangguk tanda setuju.

"Perasaan yang ultah Paul tapi yang dikasih kejutan malah kita semua," celetuk Salma.

Roni diam-diam tersenyum bangga kearah sahabatnya karena sudah berani mengambil keputusan baru dalam hidupnya, "Semoga lo gak ikut jejak gue Ul, lo harus maju selangkah lebih baik dari gue." batinnya.

Sementara Novia yang sedari tadi merekam, tak kuasa menahan rasa bapernya, ia jadi meleleh melihat sepasang insan itu. Ia bergelayut manja ditangan Salma sembari bersandar dibahu temannya, "Aaaa... Paul kenapa sweet banget sih aku jadi pengen deh," rengeknya.

Salma menengok sambil merangkul, "Sabar ya wak, hidup itu berputar kok."

Novia kembali berdiri tegap, "Sebelum kau bilang gitu ke aku, liat dulu dirimu, mau kapan kau Sal? Dianggurin mulu sama tetangga," ledeknya seraya melirik Roni yang ada disebelahnya.

"Ente yak kadang-kadang!"

***

Mentari berganti bulan ditemani bintang-bintang yang bersinar seakan bumi juga ikut merayakan salah satu penghuninya yang sedang berbahagia. Setelah orang tua Nabila pulang, mereka berkumpul mengelilingi api unggun.

"Eh, eh apaan tuh?" kata Paul sambil mengadahkan kepala diikuti yang lain.

Sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam, Novia lantas berdecak kagum. "Meteor shower," balasnya.

"Masyaa Allah indah banget," puji Nabila.

"Liat yuk, kesana." ajak Novia agar lebih dekat menatapnya, Nabila bangkit berdiri disusul Paul.

"Ayo kak Sal, kak Roni,"

"Gue disini aja," sahut lelaki itu.

"Gue juga." sambung Salma.

Paul memutar bola matanya malas, "Kompak dah lu,"

Mereka mulai melangkah sedikit menjauh meninggalkan kedua sejoli itu.

"Fotoin dong Powl," ucap Novia sembari mengulurkan ponselnya.

"Lama-lama gue ganti profesi dah jadi tukang foto," celetuknya.

Novia terkekeh lalu menggandeng gadis disampingnya, "Ayo Nab sini,"

Ketiganya masih dalam pantauan Salma dan Roni yang sedang duduk seraya menikmati secangkir teh hangat ibarat orang tua yang tengah mengawasi anak-anaknya.

"Gak nyangka ya Paul segercep itu," ucap Salma membuka obrolan, "Temen kita tinggal satu lagi belum ketemu jodohnya," lanjutnya terkekeh kecil.

Hallo Roni! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang