20

2K 261 14
                                    

Waktu terasa begitu cepat, seperti yang sudah Paul katakan, mereka akan menghabiskan akhir pekannya bersama dikafe. Kedua gadis itu baru tiba disana tapi Salma menyadari ada sesuatu yang kurang.

"Roni mana Ul?" tanyanya sembari menarik kursi yang berhadapan langsung dengan Paul begitupun dengan Novia yang duduk disebelahnya.

"Ntar nyusul, lagi nemenin nyokapnya dulu," jawabnya sembari mengalihkan pandangan dari ponsel.

"Tapi bakal kesini kan?"

"Iya Sal, takut banget sih," Paul terkekeh diikuti Novia.

"Lagian sih lu tumbenan gitu ngajak kita kumpul," sahut Salma.

Paul menghela napas, "Emang yak lu sama Roni tuh sebelas dua belas, ketemu aja mesti pake alesan segala," cibirnya.

"Yakan gak biasanya, heran aja gak boleh apa?!" balas Salma tak santai.

"Boleh kok boleh, buat Salma apasih yang enggak," Paul tersenyum memaksa membuat gadis itu tertawa puas.

Disisi lain, lelaki berkemeja hitam itu sampai dikafe, baru saja tangannya menyentuh knop pintu, seseorang memanggilnya.

"Roni,"

Ia membalikkan badan, wajahnya sedikit terkejut, "Eh elu,"

Gadis itu tersenyum kecil, "Apa kabar?"

"Baik," dahinya mengkerut heran, "Kok lo bisa tau gue disini Sya?"

Ya! Gadis itu adalah Dasya. Rautnya terlihat sedang berpikir, "Ehm.. itu karena kafe lo lagi viral," jawabnya kikuk.

Roni mengangguk tanpa curiga, ia melirik sekilas jam ditangannya. "Mau apa? Gue gak ada waktu buat hal gak penting,"

"Eh sebentar Ron," Dasya mencegah Roni yang ingin masuk. "Ada yang pengen gue bicarain sama lo," katanya.

"Apalagi?" tanya Roni dengan datar, sejujurnya ia malas berurusan lagi dengan gadis itu.

"Tentang Salma."

Wajah tampannya berubah dingin, "Gue sama dia bukan siapa-siapa lagi." ujarnya.

"Tapi ini tentang kalian yang dulu," balas Dasya berusaha merayunya, "Please Ron," ucapnya memohon.

Tanpa berpikir panjang Roni mengangguk, "Ikut gue."

Dasya tersenyum senang, ia mengekori Roni dari belakang. Mata lelaki itu mengedarkan ke seisi kafe, ketika sudah menemukan meja teman-temannya, ia langsung menghampiri mereka.

Paul yang menyadari kedatangan gadis itu menjadi bingung, "Lho kok yang dateng malah Dasya?"

Salma dan Novia sontak mengikuti arah pandang Paul.

"Emang harusnya siapa?" sahut Novia tapi Paul tak menjawab.

"Gue yang ajak." ucap Roni.

Sementara Dasya juga ikut kaget saat melihat semuanya sedang berkumpul disini, ia kira Roni akan mengajaknya berbicara empat mata saja. Sebenarnya Roni sedang mengerjainya atau bagaimana?

Diam-diam Salma menghela napas pelan.

"Janjinya kan cuma kita-kita doang, gak ada tambahan orang," kata Novia tersulut rasa kesal membuat Dasya jadi tak karuan.

"Gue ke toilet dulu," sela Salma bangkit berdiri, sekilas ia tersenyum singkat pada Dasya sebagai sapaan.

"Eh Sal awas aja lu malah balik," ujar Paul mewanti.

Salma menoleh, "Enggak, gue kesini lagi kok." balasnya sembari berlalu pergi, melihat itu Dasya jadi semakin tak enak.

"Duduk, lo kan ada perlu sama gue." titah Roni santai seraya duduk disamping Paul.

Hallo Roni! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang