23

3K 287 14
                                    

Tak terasa hari libur telah tiba, kesempatan ini digunakan Dasya untuk menemui Roni. Ia berangkat lebih awal agar banyak waktu untuk berbincang berdua dengan lelaki itu.

Dasya akhirnya sampai dikafe, suasanya masih sepi, kaki jenjangnya bergerak melangkah ke kasir. "Mbak," sapanya pada gadis yang tengah membereskan meja itu.

Ia menoleh, "Eh mbak yang waktu itu nyari pak Roni ya?"

Perempuan yang memakai setelan santai itu mengangguk tersenyum, "Jadi gimana mbak?"

"Pak Roni belum ada kesini mbak jadi saya belum bisa sampein," balasnya.

Dasya terdiam sejenak, "Kalo Paul ada?"

"Kebetulan Pak Paul hari ini gak masuk katanya ada acara."

"Apa mungkin Roni juga ya?" batin Dasya menebak. "Acara apa kalo boleh tau?"

Gadis itu menggeleng, "Kalo itu saya gatau mbak," jawabnya.

Dasya berdecak kesal dalam hati, "Padahal sedikit lagi selesai tapi ada aja halangannya."

***

Dilain tempat ada Roni tengah bersiap didepan cermin, hoodie hitam dengan kacamata adalah pilihannya. Pintu kamarnya perlahan terbuka menampilkan sosok Paul membawa sebuah totebag, lelaki itu memang sengaja menginap dirumahnya agar tak perlu bolak-balik menjemput.

"Bawa apaan?"

"Kepo lu!" Paul berjalan kearah tasnya.

"Dih gitu ya lo sekarang mainnya rahasiaan,"

"Ntar juga lo tau," balasnya santai.

"Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Roni.

Hari ini sesuai janji Paul, mereka akan pergi berkemah ditempat yang sudah Paul reservasikan.

"Enggak kali," Paul memakai topinya, sebagian barangnya sudah ditaruh dimobil. "Yang lain gimana?"

"Udah siap," jawabnya sambil membaca pesan dari grup yang beranggotakan mereka berlima.

"Yaudah ayo," kedua lelaki itu keluar dari kamar dan menghampiri orang tua Roni untuk berpamitan.

"Diva kenapa gak diajak?"

"Lagi sibuk sama tugas." jawabnya sembari terus berjalan bahkan adiknya hari ini tak ada dirumah.

Paul menggeleng heran, "Gak bosen apa ya?"

"Orang pinter mah beda," ujarnya terkekeh.

"Lo yang nyetir Ron," ia memberikan kunci mobil yang langsung diterima oleh sahabatnya lalu membuka bagasi dan memasukkan barang bawaan.

Mereka masuk kedalam mobil, "Jemput dulu Novia, Nabila baru Salma."

Roni menyalakan mesinnya, "Hm." balasnya singkat, mobil itu mulai keluar dari perkarangan rumah dengan Paul yang mengabari Novia agar segera stand bye diluar.

Pada saat giliran menjemput Nabila, Paul ikut turun menyapa keluarga gadis itu tapi ketika ingin masuk kedalam mobil lagi, kali ini ia memilih duduk dibelakang. "Lo kenapa ditengah sih?" protesnya saat menyadari yang disampingnya adalah Novia.

Hallo Roni! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang