"Apa kabar Ron?"
Salma bernapas lega karena lelaki itu mau menyetujui permintaannya, mereka memilih duduk di outdoor, suasananya yang tak begitu ramai membuat ia bisa leluasa mengobrol bersama Roni.
"Baik,"
Gadis dengan blazer hitam itu tersenyum kecil mendengar jawaban singkatnya, "Keliatan sih dari wajah kamu,"
"Aku denger, kata Paul kamu ngambil S2 di LA ya?" tanyanya lagi.
"Iya," di lubuk hati Roni yang paling dalam, ia menyimpan rasa kesalnya pada Paul yang berhasil menjebaknya disini.
Salma menghela napas pelan, Roni tak begitu banyak bicara tapi ia akan berusaha untuk terus menggali informasi tentang Roni termasuk isi hatinya.
"Keadaan mamah gimana?"
Sepanjang pembicaraan Roni sama sekali tak menatap wajah Salma, "Udah mendingan," jawabnya.
"Kalo Bapak sama Diva apa kabar?"
Roni mengangguk singkat, "Baik juga."
Perasaan bersalah Salma kembali muncul, "Maaf ya Ron, aku jarang nemuin mamah sama bapak, akhir-akhir ini aku sering keluar kota karena kerjaan," jelasnya.
"Gapapa, mereka pasti paham."
Obrolan Salma terjeda saat Elang mengantarkan minum untuk mereka, secangkir kopi hangat adalah minuman yang pas untuk cuaca dengan angin sejuk seperti ini.
"Diminum dulu," ucap Roni.
Salma mengangguk, "Makasih." ia menyesap kopinya.
"Ternyata selain suka kopi, aku juga suka nungguin kamu balik Ron." batinnya sambil menatap lelaki itu.
"Sal,"
"Iya," Salma tersenyum setelah sekian lama akhirnya ia bisa mendengar Roni memanggil namanya lagi.
"Kenapa?" tanya Roni membuat Salma tak paham.
Dahinya mengkerut, "Hah, apanya?"
Roni menatap manik mata Salma, "Kenapa harus dateng lagi? Kisah kita udah selesai 5 tahun yang lalu,"
Wajah Salma berubah sendu, ia menaruh kembali gelasnya. "Maaf Ron, hati aku bakal tetep ada di kamu sampe aku bisa nemuin bab tentang mengikhlaskan,"
"Ikhlas itu sebenernya gak ada dihatiku Ron, selama ini aku cuma berusaha buat terbiasa tanpa kamu tapi nyatanya gagal." lanjut Salma membatin.
Roni menghela napas, "Kamu berhak bahagia Sal, jadi cari pengganti yang lebih dari aku." katanya tak mau membuat Salma terus menunggu.
Perasaan Roni sekarang tak bisa dijabarkan, ia sendiri pun belum bisa mengartikan, apakah Salma masih ada dihatinya atau memang sudah terlupakan.
"Terus kamu pikir dengan cara nemuin orang baru, aku bisa ngelupain kamu?" Salma menatap nyalang Roni, "Enggak Ron!"
Lelaki itu berusaha sabar, "Sal, aku sama kamu bukan kita yang dulu, tolong jangan di ulang. Aku cuma gamau lagi ada korban dari keegoisan kita masing-masing." balasnya.
Salma menundukkan kepalanya, "Aku pengen perbaikin semuanya Ron, aku tau ini terlambat tapi biarin aku yang berjuang," lirihnya.
Raut Roni berubah dingin, "Gak perlu buang tenaga kamu buat hal yang sia-sia," ia bangkit berdiri disusul Salma.
"Pertemuan kita sampai sini aja, tolong jangan cari aku lagi." lanjut Roni meninggalkan Salma.
"Roni," baru beberapa langkah, gadis itu menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Roni! (END)
FanfictionSequel Biar Menjadi Kenangan *** Namanya perpisahan tetaplah menyakitkan meskipun Roni pergi dengan cara berpamitan tapi tetap kenangannya masih membekas dalam ingatan. Salma tak pernah bisa menjumpai Roni lagi, seakan pria itu hilang bagai ditelan...