Part 44 - Anak Cantik

74 5 0
                                    


Setelah menerima telepon perihal hal tersebut, Guk-sun bergegas menuju rumah Do-bin. Ketika dia membunyikan bel pintu di depan rumah Jin-seo, seorang pria asing keluar dan menyapanya dengan sopan.


"Halo."

"Kamu bukan ayah dari anak-anak itu?"

"Ya. Mereka berdua pergi ke rumah sakit bersama."

"Oh, ya, benar."


Guk-sun bertepuk tangan dan mengangguk. Di dalam rumah, Yena berlari dan memeluk Guk-sun.


"Nenek!"

Yena pun memperkenalkan Guks-un pada Jiheon.

"Paman, ini nenek saya."

"Halo. Saya Jeong Ji-heon. Teman ayah Do-bin. Saya datang berkunjung sebentar dan kemudian menjaga anak-anak. Maaf sebelumnya."

"Oh tidak. Bagaimana kabar Ibu Do-bin? Katanya dia pingsan. Apakah dia baik-baik saja?"

"Ya. Saya harap dia lebih baik sekarang."

"Oh, senangnya. Tapi menurutku kamu sangat menyukai anak-anak. Anda masih datang ke sini dan bermain seperti ini."


Bukan seperti itu... ... . Ji-heon melirik tatapan Yena dan menutup mulutnya. Nenek anak itu sepertinya tidak mengetahui kalau Yena dan dirinya telah berjanji untuk bertemu hari ini. Tidak perlu mengatakan hal-hal yang tidak dikatakan anak itu, tetapi menurutku anak itu cukup pintar. Tetapi. Semua anak memang seperti itu bukan. Karena aku juga melakukan seperti itu. Guk-sun menatap Ji-heon dengan senyuman keibuan.

Wow,  benar-benar tampan. Aku juga ingin mendapatkan menantu seperti ini. Aku tidak menyesal karena hidupku sekarang bahagia tanpa menantuku, tapi mau tak mau aku tetap memperhatikan pria tampan itu.

"Terima kasih banyak untuk hari ini. Tolong sampaikan terima kasih juga kepada Ibu Do-bin dan semoga dia segera pulih."

"Ya. Saya akan menyampaikannya."

"Paman, Selamat tinggal."

"Ya, selamat......"

"Dadah Yena! Ayo main lagi nanti!"

Ji-heon hendak menyapa Yena saat Do-bin berlari dan berteriak.
Sapaan Ji-heon terkubur.

"Kalau begitu, selamat tinggal."


Ji-heon menyapa Guk-sun secara terpisah. Dalam perjalanan pulang. Yena memberitahu Guk-sun semua yang terjadi hari ini. Intinya ibu Do-bin pingsan saat dia sedang bermain baduk dengan paman itu dan semua terkejut, namun dia merasa senang karena paman memeluknya.


"Pria itu sangat tinggi, dia mengangkatku sangat tinggi!"

"Sungguh menyenangkan bermain dengannya ya anak anjingku."

"Ngh. Dan aku juga memenangkan baduk! Tapi aku tahu, dia akan kalah.."


Guk-sun tersenyum bahagia karena Yena lucu dan menunjukkan berbagai ekspresi wajah saat dia bersemangat dan kemudian bersungguh-sungguh saat berbicara. Ada sisi yang sedikit menyedihkan. Aku pikir akan menyenangkan jika cucu perempuanku mempunyai ayah juga.


"Eh? Paman!"


Saat kami hampir sampai di rumah, Yena melirik ke gedung sebelah dan berteriak. Guk-sun pun menoleh ke arah yang Yena hadap. Seorang pria jangkung dan tampan berseragam polisi sedang berdiri di dekat pintu gedung sebelah. Di bawah lampu jalan, wajah putih pria itu tampak semakin putih. Itu adalah pria lain. Seorang pria yang mengenali Yena mendekat.

A Child Who Looks Like Me / Anak yang Mirip DenganKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang