08

51.3K 3.7K 43
                                    

"nyaman" gumam Arlan yang merasakan hangatnya sebuah rumah

"Gue bakal betah tinggal disini kalau ayah gue kaya om alta" ucap faiz

"Ini baru rumah yang nyaman dan hangat" ucap gilang melihat arka dan Alta bercanda

"Sayangnya papa gue gak duda kalau duda mau gue jodoh in sama om alta" ucap Dava membuat keempat terkejut mendengarnya

"Papi/Daddy gue juga" ucap Faiz dan gilang bersamaan

"Kenapa kalian tidak ganti baju?" Tanya Alta melihat kelima nya masih pake baju sekolah

"Nanti aja om, kami cuma bawa baju sepasang untuk nanti sore" ucap dava

"Kami juga mau nginep di sini apa boleh?" Tanya gilang

"Boleh, tapi kabarin dulu orang tua kalian agar tidak khawatir" Ucap Alta

"Makasih om, kami gak pulang pun mereka gak akan cariin kami" ucap Faiz

"Kalau begitu om siapkan makanan dulu kita makan bersama" ucap alta segera menyiapkan makanan di ruang makan

"Bagaimana sekolah kalian hari ini?" Tanya Alta meletakkan beberapa piring

Deg

Kelimanya mematung mendengar pertanyaan yang sensitif dari mereka kecil tidak pernah di tanyain seperti ayah arka pada mereka

Melihat kelimanya diam membisu membuat alta bingung apa pertanyaan salah sehingga kelimanya diam

"Maaf kalau pertanyaan om membuat kalian kurang nyaman" ucap Alta menuang air minum ke dalam gelas

"Pertanyaan om gak salah kami cuma merasa senang bisa dengar yang om Ucapkan" ucap Dava

"Apa kalian mengikuti ekskul?" Tanya Alta penasaran

"Kami ikut eskul basket om" ucap Faiz

"Pantas Arka ingin masuk klub basket" ucap Alta menatap anaknya

"Tapi ayah menyuruhku untuk ikut eskul menari" ucap Arka membuat alta tertawa sedangkan black wolf terkejut

"Ayah hanya bercanda kau boleh ikut kegiatan sekolah apapun tapi jangan sampai terluka" ucap Alta berhenti tertawa

"Om" panggil faiz membuat semua menatap ke arahnya

"Mau nambah lagi sayurnya?" Tanya Alta

"Kami boleh manggil om seperti Arka" Ucap Faiz membuat semua terkejut dan Alta menatap wajah ke-lima nya penuh harap

"Izin sama Arka boleh tidak kalau om tidak masalah" ucap Alta dan semua menatap ke arah Arka

"Gue gak mau punya saudara tiri kaya lo semua nanti warisan gue terbagi-bagi" ucap Arka

"Kami gak gila warisan jadi boleh kan" ucap Dava

"Boleh ya ar, kita kan udah seperti saudara" ucap Gilang

"Inikan udah sebulan pertemanan kita" ucap Faiz

Arka menatap kelimanya dan menatap ke arah Ayahnya yang sibuk makan.

"Iya boleh" ucap Arka membuat mereka senang

"Jadi kami udah boleh nih manggil ayah sama om" ucap Gilang

"Um" angguk Arka

"Ayah Alta" ucap mereka

Alta mendengar itu geli sendiri padahal umurnya sama seperti mereka tapi ia menikmati menjadi ayah 6 anak dengan begitu hidupnya akan ramai terus

"Ayah kita mau buat kue apalagi?" Tanya Arka

"Kue donat aja lebih cepat" ucap Alta

"Ayah mau jualan kue siang hari begini?" Tanya Faiz

"Ayah dapat pesanan kue lumayan banyak dan nanti malam kuenya di jemput oleh yang pesan" ucap Alta

"Berapa banyak kuenya ayah?" Tanya Gilang

"1,500 dan Baru selesai 500 kue" ucap Alta membuat kelimanya terkejut

"Kami bantu biar cepat selesai ya ayah" ucap dava

"Kalian pasti cape habis belajar lebih baik istirahat di kamar arka" ucap Alta

"Kami tidak menerima penolakan ayah" ucap Arlan datar

"Kalau begitu pinjam baju arka agar seragam sekolah kalian tidak kotor" ucap Alta

"Oke" ucap semuanya

"Biar ayah yang beres sisa makanan kalian ganti pakaian bersama Arka" ucap Alta

Arka membawa temannya ke kamar dan meminjam beberapa baju yang muat ke mereka

"Arlan bisa turunkan open nya di bawah" Ucap Alta agar tidak berdiri tegak

"Hm" gumam Arlan

Suasana dapur rumah alta ramai karena tawa semuanya bermain tepuk dan melempar telur dan Alta hanya membiarkan saja.

"Badan gue bau telur anjir" ucap Dava

"Lo duluan lempar gue tepung" ucap Gilang

"Sempat telur dan tepung nya berkurang lo bertiga beli lagi" Ucap Arka

"Dava tuh yang banyak buang telur" ucap Faiz

"Lo juga bego" ucap dava

Alta hanya tertawa melihat wajah cemong semuanya karena ulah Dava dan Gilang main lempar tepung

Arlan dan kaisar menikmati momen seperti ini dan juga ikut saling melempar telur dan tepung

Jam sudah menunjukkan pukul 6:40 sore berarti 20 menit lagi waktu mereka untuk menyusun kue kedalam keranjang.

"Kuenya jangan sampai berantakan" ucap Alta

"Siap ayah" ucap mereka kompak

"Selesai masukin kuenya langsung antar kedepan agar cepat" ucap Alta

"Kalau gitu gue bawa dulu yang udah di masukin ke keranjang kue" ucap Gilang

"Gue juga" ucap Dava

Melihat kekompakan mereka membuat Alta senang akhirnya kuenya jadi dengan tepat waktu

Tak lama supir datang menjemput kue yang di pesan oleh majikannya

"Ini uangnya tuan, tolong dihitung dulu" ucapnya menyerahkan uang ke Alta

"Uangnya udah pas ya pak dan terimakasih sudah menjemput kuenya" ucap Alta

"Sama-sama kalau begitu saya permisi"ucapnya

"Ayo kita bereskan dapurnya" ucap Faiz

"Tidak usah lebih baik kalian mandi bersihkan diri kalian" ucap Alta

"Tapi dapurnya berantakan ulah kami ayah" ucap Dava

"Biar ayah sendiri yang bereskan dan kalian cepat mandi" ucap Alta segera pergi ke dapur

Arka dan temennya hanya Menuruti dan segera membersihkan diri mereka karena gatal banyak tepung dan telur di tubuh mereka.

≠===≠===≠====≠====≠===≠====≠====≠===≠===≠====≠====≠====≠====≠====≠====≠==≠====÷===≠

Sedangkan di mansion Damon Robert tidak melihat keberadaan Arlan membuatnya bingung ada apa dengan Arlan minggu-minggu ini

"Dimana Arlan?" Tanya Robert menatap Marvel dan Kevin

"Arlan tadi pulang cuma sebentar dad" ucap Kevin

"Dan dia masih pake baju sekolah" ucap Marvel

"Kemana dia pergi tidak seperti biasanya" ucap Sean

"Oh ya kami saat di sekolah liat Arlan Nerima kotak bekal dari temannya kami gak tau dad" ucap Kevin membuat Robert dan sean terkejut

"Arlan tidak mungkin menerima apapun" ucap sean

"Kami liat sendiri bng kalau dia terlihat senang mendapatkan kotak bekal" ucap Marvel

Robert dan sean terkejut mendengarnya Arlan segampang itu menerima kotak bekal dari temannya sedangkan mereka sudah memberikan segalanya tapi selalu di tolak mereka harus mencari tau ada apa dengan Arlan.







👋👋👋

Transmigrasi Jadi AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang