10

51.3K 3.6K 46
                                    

Paginya Arka dan temennya masih tidur nyenyak membuat Alta menggeleng kepala melihatnya dan segera menyiapkan peralatan untuk piknik ke taman

Setelah menyiapkan segalanya Alta melipat tangannya melihat ke-enam nya masih tidur nyenyak membuat Alta tersenyum merencanakan sesuatu

"Maling-maling" teriak Alta membuat ke-enam nya terbangun dan berlari mencari malingnya

"Di mana malingnya ayah?" Tanya arka panik

"Woy maling jangan kabur" teriak Dava

"Ayah  di mana malingnya?" Tanya Gilang panik

"Malingnya lari keluar" ucap alta membuat semua berlari ke luar

Alta tidak bisa menahan tawa melihat bagaimana Arka dan temennya kepanikan dan berlari ke luar rumah dengan boxer pendek membuat Alta tertawa puas

"Kenapa ayah tertawa?" Tanya faiz

"Liat kalian jadi tontonan tetangga" ucap Alta membuat ke-enam nya terkejut melihat banyak orang melihat mereka

"AYAH" teriak mereka karena sadar mereka di kerjain

"Hahaha kalian sangat tampan" tawa Alta segera masuk ke rumah

"Ayah kau membuat kami malu" ucap Arka

"Hilang sudah wajah ganteng gilang" ucapnya

"Pasti para gadis tadi ilfil sama Dava" ucapnya

"Itu salah kalian kenapa bangun siang, bukankah kalian ingin piknik" ucap Alta membuat ke-enam melihat jam masih jam 7

"Ini masih pagi ayah" ucap mereka

"Kalian harus olahraga pagi agar tubuh kalian sehat dan keren" ucap Alta membuat ke-enam gemas mendengarnya

"Baiklah ayah sayang" ucap Arka

Cup

"Morning" ucap Arka mencium pipi ayahnya

Semua juga ikut mencium pipi Alta mengikuti Arka dan membereskan tempat tidur mereka

Semua selesai olahraga pagi dan segera membersihkan diri mereka untuk makan pagi sebelum pergi piknik

"Pagi ini ayah hanya buat nasi goreng tidak apa² kan?" Tanya Alta yang meletakkan beberapa piring

"Apapun masakan ayah akan kami makan" ucap dava

"Masakan ayah sangat sulit untuk di tolak" ucap faiz

"Tentu saja ayah adalah koki terhebat untuk kalian semua" ucap alta

"Ayah" ucap Arka membuat Alta menatap anaknya

"Ada apa nak" ucap Alta

"Tempat jualan kue ayah kenapa tidak ada lagi" ucap Arka membuat alta terdiam karena saat arka olahraga melewati tempat jualan kue Ayahnya sudah di bongkar membuat Arka terkejut

"Arka tidak suka ayah berbohong jadi jawab jujur ayah" ucap Arka membuat kelimanya terdiam dan menunggu jawaban ayahnya

"Ayah tidak punya surat izin untuk jual kue di sana dan beberapa orang menyuruh ayah untuk berhenti jualan kue di sana" jelas Alta membuat ke-enam nya mengepalkan tangannya dan mengeluarkan aura dingin

"Arka ayah tidak mau kamu berantem sama mereka" ucap alta

"Dan kalian jangan mencari mereka atau ayah akan marah dengan kalian semua" ucap Alta membuat ke-enam nya terkejut

"Kami tidak akan mencari mereka ayah" ucap semuanya membuat Alta lega

"Black wolf yang akan mencarinya" batin Arlan dan lainnya

"Jam berapa kita akan ke taman" tanya faiz

"Tergantung jam berapa bus nya datang" ucap Arka

"Jadi kita nunggu in tuh bus" ucap Dava

"Lo mau jalan kaki ke taman kalau gak nunggu bus" ucap Arka membuat mereka terkekeh

"Kita nunggu busnya dimana?" Tanya faiz

"Di depan gang disana ada halte kita nunggu bus disana" ucap Arka

"Gue deg-degan naik bus kaya mana rasanya" ucap Gilang membuat Alta dan Arka tertawa

"Jangan terus bicara cepat habiskan makanan kalian sebelum kita ketinggalan bus" ucap Alta membuat semua dengan cepat menghabiskan nasi gorengnya

Selesai makan alta langsung mencuci piring agar pulang dari piknik ia tinggal istirahat

"Kaisar sama Arlan bawa ini ya" ucap alta menyerahkan keranjang isi alat piknik

"Arka dan dava bawa ini" ucap Alta memberikan plastik sayuran dan minuman

"Gilang dan faiz bawa ini" Ucap Alta memberikan lipatan tikar dan kue dalam keranjang

"Ayo kita pergi ke depan nunggu bus" ucap Alta

"Ayah tidak membawa apapun?" Tanya Dava

"Kan kalian yang ngajakin ayah piknik jadi kalian yang harus membawa semuanya" ucap Alta membuat ke-enam nya melongo

"Ayah lo ternyata lucu banget ya Ar" ucap Faiz yang melihat Alta berlari-larian

"Kita kaya ngasuh anak 5 tahun" ucap dava tertawa melihat Alta maling bunga tetangga

"Andai gue punya abng udah gue jodohkan dengan ayah" ucap gilang membuat Arka melotot tajam mendengarnya

"Gue gak mau saudaraan sama lu " ucap arka membuat semua tertawa

Sedangkan Alta mengambil beberapa bunga yang cantik milik orang ia dari dulu memang suka dengan bunga apalagi mawar putih.

"Ayah apa naik bus harus bayar?" Tanya kaisar

"Tentu saja harus bayar kalau tidak kita akan di tinggalkan di tengah jalan atau kita di bawa ke kantor polisi" ucap Alta

Mendengar itu membuat Arlan dan temannya mengambil dompet dan melihat tidak ada uang cash hanya ada kartu hitam membuat mereka saling menatap.

"Kalian tidak membawa uang?" Tanya Alta

"Iya ayah kami cuma bawa ka

"Itu wajar kalian tidak membawa uang karena kalian masih sekolah pasti orang tua kalian membatasi uang jajan kalian" ucap Alta memotong ucapan dava

"Ayah kami..

"Itu busnya dan biarkan ayah yang bayar untuk kalian" ucap Alta memotong ucapan faiz

"Ayah cerewet sekali " ucap Dava membuat mereka tertawa

Setelah semuanya masuk bus hanya 1 kursi  kosong karena kursi sudah terisi penuh oleh beberapa orang.

"Siapa yang mau duduk?" Tanya Alta menatap ke-enam nya

"Ayah aja yang duduk" ucap Arka

"Kami bisa berdiri sampai tujuan ayah" ucap dava

"Kasian nanti pinggang ayah sakit kelamaan berdiri" ucap gilang membuat Alta melotot

"Duduklah ayah" ucap Arlan yang gemas melihat ayahnya melotot pada Gilang

"Ayah masih kuat untuk berdiri 2 jam" ucap alta kesal membuat semua tertawa

"Apakah ayah sedang ngambek ke kami" goda kaisar

"Tidak" ucap alta membuat semua tertawa geli melihatnya

"Ululu ayah kecil kami ngambek" jail faiz

"Ayah jangan sering ngambek nanti cepat tua" ucap arka mencium pipi ayahnya

"Yak umur ayah masih 35 tahun itu masih muda" teriak Alta kesal membuat semua bus melihat ke arahnya

Alta gugup di tatap oleh semuanya dan arka dan Arlan menutupi agar ayahnya nyaman dan kaisar lainnya menatap tajam ke arah semuanya

"Maafkan kami membuat ayah kesal" ucap Arlan

"Lain kali kami ulangin lagi" ucap Arka membuat mereka tertawa melihat wajah ayahnya cemberut

Banyak menatap iri melihat ke harmonisan satu keluarga membuat mereka merindukan suasa seperti itu.












👋👋👋

Transmigrasi Jadi AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang