Part 11

1.1K 21 0
                                    

"Cukup Ka, fokus sama keluarga lo sekarang"

Seno akhirnya mengode Seina untuk membawa putri mereka pergi, lalu ia mencoba menolong Lara yang sudah terduduk sambil memegang pipi nya

Di tepis nya tangan Seno, lalu Saka menggendong Lara pergi meninggalkan Seno.

Dimasukannya Lara ke dalam mobil, lalu Saka segera melakukan mobil nya

Suara isakan Lara memenuhi mobil, bagaimana tidak, kekuatan Saka memang tidak di ragukan lagi sampai membuat Lara seperti ini.

"Seina hamil! Dia benar-benar udah lupa sama gue tapi kenapa! Gak mungkin gua bakalan cinta sama ni perempuan" batin Saka

"Akhhh"

Teriak Saka sambil memukul setir-nya.

Saka menghentikan mobil nya di basement, ya dia kembali ke kantor, ia berjalan meninggalkan Lara

Ternyata Lara tidak mengikuti-nya

Ia segera berbalik dan membuka pintu mobil, Saka terdiam sejenak.

Akhirnya ia menggendong Lara keluar dari mobil, Lara sempat memberontak, namun karena tenaga nya yang mulai terkuras karena sakit di pipinya membuat nya tak bisa melawan.

Mereka naik lift khusus yang langsung meng hubungkan pada lantai ruangan Saka.

Gerry yang melihat atasannya nya yang tak biasa membawa seorang perempuan, digendong pula lantas menahan Saka

"Who?"

"Open the door" perintah nya

Gerry melirik sebentar ternyata ia mengenal siapa yang di gendong Saka

Tanpa pikir panjang, Gerry pun segera membantu Saka membuka pintu rahasia di balik rak buku, ya tepat sekali ada ruangan di balik nya.

Gerry pun segera pergi setelah membuka pintu, ia tau saat ini atasannya tidak boleh diganggu.

Saka menurunkan Lara yang masih Ter Isak ke atas tempat tidur, mengangkat dagu Lara dan ternyata ada sedikit luka kecil sepertinya tadi terkena jam tangan nya, diambil nya kotak P3K dan Lara di obati

"Aishh" Lara meringis saat terkena luka nya

Lalu Saka mengambil kompres-an yang ber isi es batu untuk meredakan sakit nya

"Maaf..."

Satu kata keluar dari mulut Saka, Lara mendongak, ia kaget dengan ucapan Saka, orang paling angkuh mengucapkan kata 'maaf' padanya, sungguh hal yang sangat langka.

"Saya ada meeting, tolong jangan macam-macam, atau kabur dari saya"

Ucap Saka serius, lalu beranjak pergi meninggalkan Lara.

"Gua kira Lo lupa kalo ada meeting, So what happen bro ?"

"Gua bingung Ger, Seina udah hamil lagi, dan gua telat buat bawa dia pergi" ucap Saka di tengah-tengah perjalanan mereka ke ruang meeting.

"Saka saka... Ngapain si Lo masih ngejar bini orang, udah punya istri juga masih aja"

"Lo gak tau apa-apa Ger"

"Iya gua emang gak tau apa-apa tentang hubungan masa lampau lu sama Seina, atau seberapa besar sayang nya Lo buat dia"

Gerry memberi jeda

"But life is go on, c'mon, lihat yang di depan mata Lo sekarang, fokus sama yang ada, Seina udah bahagia sama keluarga nya Ka, dan Lo juga harus sama, gua gak mau liat Lo nyesel untuk ke dua kali nya Ka, inget omongan gua ya bro" ucap Gerry serius sambil menepuk pundak Saka

Sampailah mereka di ruang meeting

"Sore pak" ucap seluruh karyawan yang ada di ruangan

"Oke boleh di presentasikan sekarang" ucap Gerry

Saka terlihat tidak fokus, ia melihat ke layar namun ternyata pikirannya kemana-mana.

Gerry yang melihat hal tersebut agak sedikit kesal karena perusahaan ini sedang ada masalah kecil, namun jika Saka tidak fokus begini membuat Gerry bingung, karena semua keputusan ada ditangan Saka.

"Oke terimakasih atas prestasinya, semoga dengan rencana kedepannya kita bisa membuat progres untuk perusahaan ini"

"Kalian boleh kembali"

Akhirnya meeting ditutup oleh Gerry, ia akhirnya segera menghampiri Saka yang masih tak bergeming dari posisinya sedari tadi

"Pulang sana, besok kita harus ketemu kolega kan, lu serius mau bawa istri lu Ka ?" Ucap Gerry

Saka pun tersadar dari lamunannya,

"Gue harus bawa dia Ger, karena semua nya bawa pasangan kan ?"

"Tapi lu gak takut bini lu di rendahin sama kolega-kolega lu, mereka kan musuh dalam selimut"

"Entahlah, gua yakin Dia bisa nge lawan balik si kalo di rendahin"

"Apa Lo mau bawa sekretaris kita yang seksi itu, eh tapi jangan deh, dia kan sama gue"

"Buat Lo aja deh, gak nafsu gua sama dia"

"Heleh... Kalo sama bini sendiri baru nafsu ya, hahaha"

Ucap Gerry yang langsung kabur.

Saka akhir meninggalkan ruang meeting, ia tak fokus teringat kembali kata-kata Gerry, apa ia harus mulai menerima Lara, namun terkadang melihat nya saja sudah membuat Saka jengkel karena ulah Lara,

Ia kembali ke ruangan nya, lalu masuk ke ruang rahasia nya, melihat Lara yang masih di posisi yang sama namun badannya menyender pada kepala tempat tidur dan di tangannya masih memegang kompres an

Lara tertidur, tak ingin mengganggu lara akhirnya saka melepaskan jas lalu bergegas mandi, rasanya ia ingin di guyur oleh air dingin mencoba menetralisir pikirannya.

Saka Dan Lara'ku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang