"Ego yang besar membutakan apa yang akan terjadi"
Lara mengerjapakan mata, ia tau dimana tempat ia terbangun sekarang.
Rumah...
Lara mengedarkan pandangannya, sudah pasti kosong, ia mencoba bangun dan berjalan menuju pintu, menuruni tangga dengan perlahan.
Lara mencari keberadaan bi Inah namun ternyata tak ada, ia sangat lapar karena terakhir makan entahlah kapan ia pun sudah lupa
"Pantesan bi Inah gak ada, jam 2 malem gewla"
Setelah makan, Lara pun kembali ke kamar, bebersih ya dia harus melakukan itu karena badan nya terasa kurang segar ya walaupun ini tengah malem.
"Pokoknya gua harus bisa jaga diri, udah berapa kali ni gue disiksa begini, mana hampir metong Mulu..huftt"
Setelah selesai Lara berjalan menuju tempat tidur kantuk nya kembali muncul dan ia pun kembali tertidur
Kringgg-kringgg
"Aduh berisik banget"
"Ah kebiasaan ni orang"Lara memindahkan tangan Saka yang melingkar di perut nya
"Ni orang tau gak si kalo tidur nyusahin orang, killer tapi kek gini, yee gak bisa kan lu hidup tanpa gua, pantesan aja gua gak boleh pindah kamar"
Lara kembali menyusun rencana agar tak kembali di siksa oleh Saka. Ya... Sekarang ia harus menerima keadaan nya, dan mencoba apa yang Kakak ipar nya katakan.
Karena ia sudah terlanjur bangun akhirnya ia segera menyiapkan segala hal keperluan Suaminya itu,
Pagi tibaa
Saka terbangun dan tidak melihat keberadaan Lara. Biasanya ia terbangun terlebih dahulu. Kerjaan nya yang menumpuk membuat nya harus lembur tadi malam di ruang kerja nya.
Saka segera masuk ke dalam kamar mandi, setelah beberapa saat ia pun selesai dan mendapati setelan kemejanya sudah tersedia di tempat tidur.
Saka terdiam...
"Cih apa yang sedang ia rencanakan"
Tak berlangsung lama ia segera bersiap-siap dan turun kebawah.
Sarapan tersedia, ada yang ringan dan berat.
Tak biasanya seperti ini, ia hanya akan membawa roti sandwich atau susu.
Tapi Saka tetap tidak sadar bahwa semua nya disediakan untuknya namun tidak ada orang.
"Kemana dia" batin Saka
"Ngapain juga nyariin" Saka bergegas menyelesaikan sarapannya dan segera menuju garasi mobil
Saat akan keluar pagar Saka melihat bi Inah dari kejauhan, Saka kira yang menyiapkan semua itu bi Inah
"Tuan mau berangkat ya, hati-hati ya, saya abis dari pasar sama non Lara"
Mata Saka beralih ke arah Lara yang berada di belakang Bi Inah
"Apa... Dia melengos"
"Lihat saja nanti saat ku pulang"
Saka melajukan mobil nya, ia menahan emosi karna merasa Ter abaikan oleh Lara
(Ada yang mulai kebawa emosi nih kayaknya kalo di abaikan gini..hihi)
"Ih bibi ngapain si segala negor, biarin aja dia pergi bi"
"Aduh non ada-ada saja, saya kan bekerja disini, sudah pasti saya harus menyapa Tuan, kan dia yang gaji saya"
"Ih dia kan jahat bi, biarin aja"
Bi Inah cuma tersenyum menanggapi ocehan Non muda nya ini, ia tau Lara sedang berusaha menjadi seorang istri tapi ia tak ingin terlihat kegiatan nya dengan Saka, memang lucu Lara ini
Saat masuk kedalam Lara melihat makanan nya sudah ada yang berkurang, tanda bahwa Saka memakan masakannya, walaupun hanya sandwich yang ia buat.
Ada rasa sedikit senang karna apa yang ia buat tidak sia-sia, walaupun kemeja Saka hari ini bukan yang sudah ia siapkan namun Lara tetap optimis bahwa Saka akan memakainya.
"Non jangan melamun"
"Eh iya bi, ayo kita mau masak apa lagi nih"
Lara banyak belajar dari bi Inah, segala hal ia tanya dari hal kecil sampai hal-hal besar, ia ingin tau pendapat dari sisi bi Inah
Waktu terus berjalan, ia merasa bosan. Dan akhirnya berkeliling melewat kolam renang dan ia bergidik ngeri mengingat kejadian pada waktu itu
"Kejam banget si manusia itu, lagian aku juga terlalu lemah si, tiap ketemu dia kesel tapi udah gitu doang, huft gimana ya mana udah jadi istrinya lagi..hwahhh"
Ternyata Lara menemukan taman kecil di bekalang kolam. Taman yang kurang terawat, bunga-bunga yang sudah pada mati
Ia berniat untuk menghidupkan taman ini lagi, karena sepertinya dulu ini taman yang bagus namun terlupakan, makanya gersang seperti ini.
"Aduh gimana caranya ya, aku kan gak punya duit, hhm mau gak mau bujuk Mas Saka nih"
"Non ada paket" Teriak bi Inah
"Hah paket"
"Non dimana?" Bi Inah mencari-cari Lara sedari tadi tapi tidak ketemu
"Iya bi sebentar" balas Lara
"Non darimana ?"
"Itu ketaman Deket kolam"
"Hah ngapain non"
"Ya gapapa, kayaknya aku pengen ngehidupin taman itu deh"
"Haduh jangan non, biarin aja, ngapain kotor-kotor begitu"
"Gapapa bi"
Bi Inah pun pergi setelah memberikan paket yang ia maksud
"Wah handphone, pasti dari Kak Seno"
Lara pun segera menyeting handphone tersebut, oiya dia belum punya kartu, kebetulan ia mau minta uang kepada Saka untuk taman dan beli kartu.
Holaaa i'm back, jangan lupa vote ya, biar aku semangat update nya
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka Dan Lara'ku (TAMAT)
SpiritualBagaimana kalau kita berada di dalam satu ikatan suci tanpa perkenalan, tanpa pertemuan, dan tanpa sepengetahuan kita. Ya.. inilah ceritaku, LARA... terbangun dari tidur panjang yang menyesakkan, dan berganti status menjadi Istri seseorang yang tak...