Lara terbangun terlebih dahulu, disingkirkan nya tangan berat saka yang melingkar di perut nya, jujur, jika keadaan seperti ini Lara tidak merasa gugup karena memang hanya Lara yang terbangun, namun jika suami nya juga dalam keadaan sadar ia tak bisa menahan rasa gugup yang luar biasa.
Saat menuruni tangga, ia mendengar suara dari arah dapur, ternyata bi Inah sedang berkutat di dapur dengan peralatan nya, Lara senang bukan main, akhirnya ia ada yang membantu untuk urusan rumah, bukan nya tidak ingin dibantu oleh pekerja lain, namun pernah ada suatu kejadian yang membuat nya tak ingin terulang lagi.
Pada saat bi Inah masih di kampung, dan Lara di sibuk'an dengan pekerjaan rumah yang lain, ternyata ada salah satu pekerja yang melakukan kesalahan, dan sudah pasti Saka murka, dan berakhir tidak baik-baik saja,
Makanya Lara yang sudah mulai terbiasa mengontrol keadaan rumah, lebih berhati-hati lagi takut ada kejadian untuk ke dua kali, sungguh ia tak ingin memotong rezeki orang lain, makanya ia yang sudah mengerti Saka mencoba menjadi perantara apa yang boleh dan tidak boleh di rumah ini.
Lara memeluk bi Inah dari belakang, rasa kangen nya seperti mengobati rasa rindu nya pada orang tua nya, ya entah kapan ia bisa bertemu mereka, namun saat ini ia masih harus sabar untuk bisa mendapat celah agar tau dimana keberadaan keluarga nya sekarang.
"Bibi aku kangen bangett..." Lara mengeratkan pelukannya
"Aduh non kaget saya loh, non Lara apa kabar ? Baik-baik aja kan ? Maaf ya non bibi baru kesini lagi"
"Gapapa bi, sehat bi, bibi gimana ? Sehat juga kan ?" Lara balik bertanya
"Iya non, non Lara gapapa kan ? Ko kayak kurusan" ucap bi Inah
"Ah masa bi, ya bagus dong, jadi aku gak usah diet lagi haha"
Bi Inah hanya membalas dengan senyuman, akhirnya mereka sibuk dengan kegiatan mereka, sampai suara hentakan kaki menarik indera pendengaran Lara, sudah pasti suami nya telah siap untuk sarapan dan akan pergi ke kantor,
Disiapkan nya sarapan untuk suami nya, lalu ia pun ikut sarapan bersama suami nya, sampai dengan bunyi ponsel nya berdering, selama ia mempunyai handphone ia sangat jarang sekali memakai nya lantaran memang tak ada hal penting yang ada disana, terlebih semua sosmed atau kontak sanak saudara bahkan teman nya tak ada yang ia tau
Ting Tong Ting Tong
Lara dan Saka menoleh ke arah yang sama, diambil nya oleh Lara lalu ia angkat, di ikuti tatapan Saka yang kepo, sejak kapan ia punya benda pipih itu, lantaran ia tidak mengetahui nya.
"Halo kak... Iyaa"
"Kamu besok free gak Ra ?" Ucap Seno si penelfon
"Iya kak kenapa ?"
"Maaf banget kemarin aku gak tanya kabar kamu gimana setelah kejadian itu ya Ra" Seno meminta maaf
"Owhh iya kak gapapa ko" balas Lara
"Aku mau minta tolong boleh gak ? Jadi besok aku sama Seina tiba-tiba ada seminar mendadak dua hari, biasanya Cia aku titip ke mama, tapi mama masih sibuk sama butik nya Ra, ehm..." Ucapan Seno menggantung "aku boleh gak ya titip Cia ke kamu, kayaknya dia gak takut deh sama kamu soalnya dia pilih-pilih anak nya, kalo di daycare kayak nya aku gak terlalu percaya, gimana Ra ?"
"Ehm dua hari ya, boleh banget kak, nanti kabarin aku aja ya" jawab Lara diakhir ucapan terimakasih Seno lalu percakapan di sebrang sana berakhir.
Saka yang dari tadi memperhatikan Lara langsung mengambil handphone tersebut, diliriknya tajam pada Lara menandakan ia bertanya dari mana benda ini berasal, tentu saja ia tak akan cerita pada Saka, yang ada nanti handphone ini akan di buang nya.
Saka tidak bodoh karena ia tau apa yang Lara belanjakan dari kemarin sampai sekarang, namun ia yang sudah malas berdebat dengan Lara mencoba membiarkan Istrinya tersebut.
Saka bangkit dan Lara kaget dengan gerakan Saka yang tiba-tiba, lalu ia mendongak dan mendapati Saka yang langsung mencondongkan badan nya dan mendekatkan wajah nya kearah Lara, sontak Lara mencoba sedikit mundur karna terlalu dekat jarak mereka sekarang.
"Jangan macam-macam"
Lalu Saka beranjak pergi meninggalkan Lara yang masih dengan posisi nya
"Apaansih pagi-pagi udah bikin jantungan aja" Lara bergumam
*-*
"Ra makasih banget ya udah mau bantu aku sama mas Seno" ucap Seina
"Gapapa kak, tenang aja, semoga Seina gak rewel deh gak ada mama'nya" balas Lara
"Cia nanti sama Tante dulu ya, mama sama papa mau kerja, gapapa ya sayang" ucap Seno pada anaknya
"Telus Cia temu nya apan ?" Ucap Cia menggemaskan
"Dua hari aja ya nak, inget jangan nakal sama Tante Lara ya, nanti kalo Cia gak bandel mama beliin boneka ya" ucap Seina
"Oke mama"
Di umur sekecil ini mereka sudah bisa mendidik Cia seperti ini, sungguh luar biasa, Lara yang melihat keharmonisan keluarga mereka terlihat iri, tapi apa daya perjuangan nya ini masih seperempat jalan, banyak yang harus ia selesaikan,
Akhirnya Cia pun dibawa oleh Lara kerumah, sore menjelang semua keperluan Cia sudah Seina siapkan, untungnya pada saat kemarin suaminya tidak kepo apa yang mereka bicarakan, mungkin kalo tau ia bakal tidak mengijinkan Lara untuk merawat Cia.
Lara memandikan Cia, di dandani nya se lucu mungkin karena Cia sangat menggemaskan dan cantik,
"Nte Yaya, Cia mau es klim, Leh Ndak?" Ucap Cia
"Boleh tapi sedikit aja ya"
"Yeyyy, oceeee"
Ditaruh nya Cia di kursi makan khusus, dengan telaten Lara menyuapi Cia.
Sampai akhir nya, suara pintu terbuka, Lara sudah tau pasti Suami'nya yang ada di ujung sana
"Aduh mas Saka"
.
.
.
.
.
Hola holaa gaessss
Ayo vote dan conenttyawwwSee you
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka Dan Lara'ku (TAMAT)
SpiritualBagaimana kalau kita berada di dalam satu ikatan suci tanpa perkenalan, tanpa pertemuan, dan tanpa sepengetahuan kita. Ya.. inilah ceritaku, LARA... terbangun dari tidur panjang yang menyesakkan, dan berganti status menjadi Istri seseorang yang tak...