Part 15

702 10 0
                                    

Hari yang canggung bagi Lara.

Mereka sarapan dalam diam, ya Lara menyiapkan kan sarapan untuk nya, Cia, dan suami nya, tanpa Lara sadari kegiatan nya tak luput dari pandangan Saka, Lara yang telaten membuat Saka sedikit terusik akan ke  seruan mereka berdua.

"Nte Yaya atit ? Ni enapa ?" Tanya Cia sambil menunjuk dada nya yaitu bermaksud menanyakan pada tubuh Lara.

Lara menunduk dan sontak kaget karena Cia menanyakan bekas hisapan Saka meninggalkan jejak-jejak pada dada nya

"Ehm ini ya, ehm gapapa ko Cia gak sakit"

"Malah enak kan" Saka menyauti ucapak Lara.

Untung nya Cia tidak mendengar ucapan Saka tersebut karena ia sedang kepo dengan tablet yang ia pegang

Lara memutar bola matanya, malas menanggapi Saka,

Krekk

Di tariknya kursi Lara agar mendekat pada Saka.

"C'mon Mas, kamu udah hukum aku kan... Semalam, ada Cia mas" ucap Lara pasrah takut Saka mempertontonkan kegiatan erotis nya pada Cia

"Ck!" Saka berdecak kemudian bangun, sebelum pergi ia mengacak rambut Lara dan pergi.

"Giliran abis begitu aja rada lembut, tar kalo lagi ngamuk serem banget" Lara bicara pelan sambil melihat punggung suami nya yang hampir menghilang.

*-*

Brak bruk

Tak

Tak

Tak

Suara berisik muncul saat menjelang siang, karena penasaran Lara keluar dari kamar mencoba mencari sumber suara berisik itu.

Bi Inah lewat, kebetulan sekali jadi ia bisa bertanya pada bi Inah, dan ternyata kamar yang dipakai untuk gudang tersebut sedang di bereskan lalu ternyata di buat kan pintu terhubung antara kamar Saka dan kamar itu.

Ternyata Saka lah yang memerintahkan mereka untuk merapikan kamar itu, namun yang membuat Lara bingung adalah memang kamar tersebut berada tepat di samping kamar Saka, tapi untuk apa pintu itu.

Lara kembali masuk ke kamar, bermain bersama Cia, mencoba melatih ingatan Cia bersama gambaran hewan dan huruf.

Saat sore menjelang ternyata kamar tersebut belum rampung, Lara takut Saka akan memarahi pekerja-pekerja itu, karena ia tipe yang sat set dan harus selesai cepat, namun karena ada Cia ia berharap tak akan ada hal yang ia takutkan itu terjadi.


*-*

Seno ternyata meminta tambahan satu hari lagi pada Lara, karena disana Seina sempat ada masalah dengan kandungannya, kelelahan menjadi faktor utama, dengan senang hati Lara meng---iyakan.

Saka pun ternyata juga pulang larut malam, wajah lelah menyelimuti wajah nya.

Pintu kamar terbuka, Saka muncul didalam kamar bawah, Lara yang masih menepuk-nepuk Cia kaget dengan kedatangan Saka.

"Mas gak salah kamar ?"

Saka hanya melihat Lara sejenak, lalu mengendurkan dasi yang seakan mencekek nya, ia duduk di sofa depan tempat tidur, mendongak menyenderkan leher nya yang seakan mau patah ini.

Saka Dan Lara'ku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang