"Hati-hati nak"Seorang anak kecil tengah berlarian diatas pasir yang membentang dipinggir pantai.
"Mas anaknya itu di liatin loh, nanti jatuh"
"It's okay, nanti dia bangun sendiri"
"Ayo nak sudah mau gelap"
"Daniel Dirgantara" anak laki-laki yang dilahirkan Lara dengan penuh perjuangan 5 tahun yang lalu.
Mereka saat ini masih menetap di Pulau penuh kenangan ini "Karimunjawa" dimana kisah mereka dimulai kembali pada lembaran baru yang lebih baik lagi.
Daniel berlari menghampiri kedua orang tua nya, Lara seringkali merasa iri karena Daniel benar-benar seperti Saka versi kecil, ia tidak diberi sedikit saja kemiripan dengan anak pertama nya itu.
"Nanti mau mama buatin apa untuk makan malam nya ?" Tanya Lara.
"Apa aja yang penting mama yang masak" ucap Daniel dan Saka berbarengan, selain wajah mereka yang mirip seringkali kejadian seperti ini turut hadir.
Sesampainya dirumah Lara segera menyiapkan bahan-bahan yang akan ia masak untuk kedua orang terkasihnya.
Sebuah tangan menyelinap masuk ke sela-sela pinggang Lara.
"Mas nanti dilihat anaknya loh" cegah Lara.
"Engga Sayang" Lara menghela nafas, jika begini dia pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Makan malam telah tersedia, mereka makan dengan lahap, apapun masakan Lara semua itu akan habis tak tersisa.
Saka yang mulai terbiasa hidup di pedesaan seperti ini seperti belajar dari awal kembali, membantu Lara dalam mengurus rumah, memperbaiki yang rusak tanpa harus memanggil sang ahli, seperti rumah tangga mereka hehe Saka selalu mencoba memperbaiki nya sendiri tanpa melibatkan orang lain.
Menurunkan ego dan keras kepala nya yang terkadang masih suka muncul dikala ada permasalahan, mencoba memahami isi kepala wanita yang memang rumit ternyata ya.
Makan malam selesai, Saka dengan sigap membantu Lara, sebelumnya Saka sudah menidurkan Daniel agar tidak menggangu kebersamaan mereka ini.
"Kalo kayak gini yang ada gak bakal selesai Mas" protes Lara.
Lara kesal lantaran Saka yang masih saja memeluk nya dari belakang sambil membantu nya mencuci piring, namun alih-alih membantu hal ini malah membuat nya semakin lama, karena tangan Saka yang sesekali jail.
Saka akhirnya melepaskan pelukan nya, ia tak Ingin Lara terlalu lama dengan air, lalu mengecup singkat
Pipi Lara dan bergegas ke kamar, membereskan nya agar Lara bisa tidur dengan nyaman.Setelah selesai mencuci piring, Lara segera membereskan ruang tamu agar keesokan hari nya ia tidak terlalu pusing melihat mainan anaknya yang berserakan dimana-mana, diumur sekarang Daniel memang sedang giat nya bermain sambil belajar.
Setelah selesai ia segera menyusul Saka ke kamar, membuka pintu perlahan dan melihat Saka yang bersandar di ranjang sambil memegangi benda yang paling Lara tidak suka yaitu iPad kesayangan nya, selain Lara dan Daniel, iPad itulah yang akan di cari-cari Saka.
Lara berjalan menghampiri Saka, mengambil iPad itu dan menaruhnya di nakas dengan pelan, Lara naik keatas tubuh Saka.
Saka menaikan sebelah alis nya karena heran, tidak pernah melihat Lara seperti ingin meminta duluan.
Saka tersenyum, mengelus dan mencium perut Lara yang mulai membesar. Lara memajukan tubuhnya dan berbisik."Sepertinya adik bayi ingin dikunjungi papa nya"
"Dengan senang hati" jawab Saka yang langsung melumat bibir mungil istrinya, mencumbu nya dengan penuh penekanan seakan tak ingin dilepaskan begitu saja.
Tangan Lara pun tak tinggal diam, dikalungkannya ke leher Saka dan tangannya yang satu lagi melepas kancing piyama Saka satu persatu
Malam ini mereka menyatu kembali dalam kehangatan malam.
Hola hola
Aku punya new story
Jangan lupa berkunjung ya di cerita baru aku 🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka Dan Lara'ku (TAMAT)
SpiritualBagaimana kalau kita berada di dalam satu ikatan suci tanpa perkenalan, tanpa pertemuan, dan tanpa sepengetahuan kita. Ya.. inilah ceritaku, LARA... terbangun dari tidur panjang yang menyesakkan, dan berganti status menjadi Istri seseorang yang tak...