"Jadi sebenarnya---"
Tok
Tok
Tok
"Pak urgent, ada client yang maksa buat masuk ingin ketemu bapak" ucap Bella memotong pembicaraan Gerry.
"For ?" Tanya Saka dengan singkat.
"Penurunan keuntungan proyek di Jawa yang drastis" ujar Bella.
"Oke siapkan ruangan"
Bella mengangguk dan undur diri, Gerry pun segera bergegas menyiapkan dokumen pendukung untuk pertemuan ini.
Ia yakin penurunan ini karena kurang fokus nya Saka pada bulan kemarin sehingga kurang nya kontrol yang membuat banyak proyek yang tidak berjalan sesuai.
"Selamat sore Pak Saka, langsung ke intinya saja ya pak, saya mau mempertanyakan penurunan omset saya yang drastis dari dua bulan kemarin, masa ini dari 100% lalu turun ke 80% dan sekarang 60% . Terlalu drastis Pak" ucap client tersebut dengan tergesa-gesa meminta penjelasan dari Saka.
"Oke beri waktu saya dua bulan juga untuk mengembalikan omset anda, saya akan menganalisa dan mencari titik masalah dari penurunan omset ini" ucap Gerry mengambil alih, karena Sang Bos masih sibuk melihat data persentase yang ia pegang.
Memang selama dua bulan lalu ia lalai dalam mengontrol perusahaan nya, yang membuat celah bagi siapapun yang tau peluang itu.
Ia tak ingin mengecewakan para investor nya Saka akan mencari tau dimana titik kesalahan ini bermula.
"Oke saya tunggu ya, kalau sampai tidak berhasil saya akan up permasalahan ini sama kalangan para investor" ucap sang client yang membuat Gerry sedikit panik, namun saat ia menoleh kearah Saka yang hanya menampilkan muka datar nya saja.
"Baik, kami akan mengirimkan progres perkembangan nya ya, sekiranya ada lagi tambahan ?" Tanya Gerry mencoba mempersingkat waktu.
"Tidak ada" jawab client
"Baik karena sudah tidak ada lagi, terimakasih atas kunjungan anda, dan hati-hati di jalan" ucap Gerry sambil mengantar client sampai depan pintu dan dilanjut oleh Bella.
Setelah pintu tertutup dengan rapat, Gerry langsung berbalik badan menatap Saka.
"Ngomong apa kek gitu jangan kayak orang gagu kenapa si" gerutu Gerry
"Wel wel jadi akan kemana kita kali ini" jawab Saka yang malas menanggapi Gerry.
Gerry pun memutar bola mata tanda ia kesal dengan tanggapan Saka.
*-*
"Rasanya tenang sekali ada disini, melewati hari-hari tanpa takut menyakiti siapapun" Lara berjalan perlahan menikmati hembusan angin.
"Laraaa... Ayo pulang"
Lara menoleh kebelakang, tersenyum kecil dan dan berjalan maju menyusul sumber suara.
*-*
Setelah beberapa hari mengumpul- kan data, ia pun segera bergegas ke ruang Saka.
"Kenapa ya sekarang kalo liat lu kayak tiada hari tanpa berantakan, apalagi penampilan lu, ngaca deh" Gerry sekarang menjadi sering sensitif dengan Saka, walaupun Saka juga pusing mendengarkan ocehan Gerry tapi ia lebih pusing memikirkan dimana keberadaan Lara.
"Fokus" jawab Saka singkat.
"Hem oke oke fokus-fokus trulala"
Hey apasih Gerry.Akhirnya mereka berdiskusi mencari titik masalah utama melalui data, hal yang selanjutnya harus mereka lakukan adalah melakukan perjalanan audit ke tempat tersebut.
"Kenapa disitu, kayaknya bukan deh, awal turun omset nya tuh dari sini" ucap Gerry.
"Exactly, but kemungkinan ini cuma pancingan, kita harus ke dasar nya dulu biar tau akhir dari proses ini"
"Oiya ya bener juga, lah pinter juga lu" ucap Gerry sambil memukul lengan Saka dan hanya dibalas tatapan tajam oleh Saka, akhirnya Gerry menahan bibir nya agar tidak tertawa.
Gerry akhirnya keluar hendak meminta Bella untuk mengosongkan jadwal Saka.
Brakk!
"Mamaaaa.."
Gerry menggebrak meja Bella dengan sengaja karena melihat nya sedang bengong.
"Kenapa si lu akhir-akhir ini kek orang kebanyakan pikiran dah" ujar Gerry.
"Apaansi engga ah" jawab Bella mengelak.
"Jangan-jangan lu ada sangkut paut nya sama Bu Lara ya! Hayo ngaku" tebak Gerry.
Bella pun terkejut dengan penuturan Gerry dan bereaksi tidak nyaman.
"Aapaan-si e engga ko, gak jelas banget, udah mau ngapain sih buruan" Bella berusaha menguasai diri nya kembali.
"Oiya jadi gua mau minta lu buat ngosongin jadwal Pak Saka bulan depan, lu mau ikut gak ? Biasa perjalanan bisnis" ucap Gerry sambil menaiki turunkan alis nya.
"Oke note, liat nanti deh ya"
"Oke oke"
Gerry akhirnya kembali ke ruangan Saka untuk membahas lebih lanjut tentang perusahaan itu.
Setelah hilang dari pandangannya Bella akhirnya menghembuskan nafas berat sambil mengelus dada nya.
"Hampir aja"
*-*
Hari ini Saka pulang larut malam, ia mencicil pekerjaan nya agar bisa segera pergi melakukan perjalanan bisnis.
Ia membawa mobil pribadi tanpa supir, sengaja karena tau akan pulang malam. Sunyi sepi jalanan membuat pikirannya terawang entah kemana.
Semakin hari ia tak pernah lepas dari ingatan Lara, sedang apa ? Dengan siapa ? Dan apa Lara baik-baik saja ? Semuanya berputar di otak nya.
Yang membuat nya merasa kehilangan adalah disaat ia sedang mencoba menerima Lara namun ia malah kehilangan nya, usaha nya seperti sia-sia, karena tak mudah membuat nya jadi seperti ini.
Perhatian-perhatian kecil yang sudah berani ia tunjukkan pada Lara, kosa kata yang ia perbaiki, dan mencoba menghabiskan banyak waktu untuk Lara.
Tanpa sadar Saka tidak fokus menyetir, sinar lampu yang sangat terang mengaburkan pandangannya, ternyata ia perlahan pindah jalur lawan arah.
Saka banting stir lalu karena pergerakan yang begitu cepat ban nya berdecit dan bersenggolan dengan trotoar, mobil Saka terguling.
"Mas Sakaaa!" Dengan nafas terengah-engah Lara terbangun dari tidur nya.
Jantung nya berdetak cepat, ia berharap ini bukan pertanda apapun, Lara bangkit dan mengambil segelas air putih, diminumnya perlahan berharap bisa menetralisir, ia memegangi perut nya yang terasa nyeri, mengelus nya pelan agar nyeri itu segera hilang.
*-*
Hola hola, mau happy ending atau sad ending nih gaess.
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya, semakin kesini kayak butuh pencerahan ide nih haha, kalo rame mungkin aku lebih semangat lagi untuk update nya.
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka Dan Lara'ku (TAMAT)
SpiritualBagaimana kalau kita berada di dalam satu ikatan suci tanpa perkenalan, tanpa pertemuan, dan tanpa sepengetahuan kita. Ya.. inilah ceritaku, LARA... terbangun dari tidur panjang yang menyesakkan, dan berganti status menjadi Istri seseorang yang tak...