"Oomm" teriak Cia dan langsung meminta turun dari gendongan dan lari menuju Saka
"Baru kenal kemaren udah sedeket ini, heran dah pake pelet apa si dia" batin Lara
Saka langsung membuka jas nya, dan menggendong Cia membawa nya ke kamar, ternyata Saka membeli beberapa mainan untuk Cia.
"Dua hari lagi kita berangkat" ucap saka
"Hah ko baru ngomong si Mas"
"Berapa hari disana ?" Tanya Lara yang sedang membuka lemari
"Paling cepet seminggu, pakaian sudah di siapkan selama disana, kemarin Gerry sudah bilang sama saya"
"Eh serius, bagus deh"
Kemudian Lara hanya menyiapkan tas yang tidak begitu besar dan memasukkan skincare nya dan beberapa punya Saka.
Tin Tong Ting tong
Lara mencari sumber suara, dan layar menampilkan Seno si penelfon.
"Hah serius mas ? Aku kesana deh mas" setelah menutup telfon, Lara kelihatan panik, sibuk namun bingung apa yang dia kerjakan.
"Ada apa ?" Tanya Saka yang melihat Lara seperti orang linglung.
"Ehm mas gimana ya, kamu ngijinin aku pergi gak ? Ehm mksdnya, aku harus kesana sekarang"
"Ra ngomong perlahan, ada apa dan pergi kemana ?"
Lara tidak menggubris omongan saka, ia seperti masih sibuk dengan dunia nya dan mata nya yang seperti menahan tangis.
"Diam!! Dengarkan saya!!" Bentak Saka, yang bukan hanya Lara saja yang kaget, namun Cia yang tadi sedang bermain di luar kamar sambil menaiki mainannya sampai berlari kedalam karna mendengar suara Saka.
"Seina gak sadarkan diri, aku takut dia atau kandungannya kenapa-kenapa" ucap Lara menunduk sambil meremas ujung baju nya.
"Belum mati kan ?"
"Masss!!!" Lara tak habis pikir dengan ucapan Saka, padahal Sebelumnya ia sangat mendambakan Seina, mungkin diluar kejadian waktu itu ada hal-hal yang tidak Lara ketahui, namun hari ini kenapa suaminya seperti ini.
*-*
Lara,Cia dan Saka sedang dalam perjalanan ke rumah sakit tempat Seina berada, bukan rumah sakit keluarga mereka lantaran mereka seharusnya hari ini masih dalam seminar, namun ternyata hal tak terduga terjadi pada Seina.
"Pa pa pa..." Saat melihat Seno, Cia langsung merentangkan tangannya ingin digendong,
"Kak gimana keadaan kak Seina ? Bayi nya ?" Tanya Lara khawatir.
"Aku juga belum tau Ra, disini aku gak di ijinin masuk" yang membuat Seno sedih adalah ia pun sebagai Dokter juga tidak bisa menggunakan title nya untuk menemani istrinya,
Seno bercerita dari awal mula kenapa Seina bisa seperti ini, ia bilang bahwa saat pagi Seina sempat bilang padanya perut nya sakit, namun sebelum-sebelumnya itu memang hanya kram biasa, tapi pada saat menuju tempat seminar tiba-tiba Seina jatuh pingsan dan yang membuat Seno makin khawatir adalah Seina sampai mengeluarkan darah dari hidung nya seperti mimisan.
Akhirnya Seno segera membawa istrinya ke rumah sakit terdekat dari penginapan mereka, lalu menghubungi Lara.
*-*
Tanpa Lara sadari, Saka sedari tadi tidak ada tindakan apapun hanya sibuk dengan tab nya, aneh memang, kemana Saka yang dulu mencintai Seina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saka Dan Lara'ku (TAMAT)
EspiritualBagaimana kalau kita berada di dalam satu ikatan suci tanpa perkenalan, tanpa pertemuan, dan tanpa sepengetahuan kita. Ya.. inilah ceritaku, LARA... terbangun dari tidur panjang yang menyesakkan, dan berganti status menjadi Istri seseorang yang tak...