E p i l o g.

564 16 2
                                    


"Hanya salah satu yang bisa diselamatkan Pak, Ibu atau anak yang di selamatkan ?"

Rasanya Saka tidak bisa lagi bernafas dengan lega, pertanyaan macam apa itu, tentu saja Saka tidak bisa memilih!

"Boleh saya bertemu istri saya dulu ?"

Dokter mengangguk dan mempersilahkan Saka untuk masuk dan menemui istrinya.

Dilihatnya Lara yang meraung kesakitan, Saka menggenggam tangan Lara yang mulai dingin, begitu erat Lara memegang tangannya, rasa sakit yang begitu luar biasa ia rasakan.

"Mass to tolong selamatkan a anak i ini masih awshh" Lara makin tak karuan.

Sakit sekali rasanya Saka melihat Lara seperti itu, mencoba menahan air mata di pelupuk matanya, tak ingin membuat Lara makin bersedih, Saka mengelus pelan rambut Lara dan mengecup kening Lara.

"Bertahanlah, saya akan kembali" ucap Saka ditelinga Lara dan beranjak pergi menemui Dokter agar segera melakukan tindakan selanjutnya untuk Lara.

Saka menandatangani surat persetujuan operasi yang akan dijalankan Lara.

Suara monitor makin bersahut-sahutan, seketika perawat menghampiri Dokter.

"Dok kondisi pasien makin menurun, harus segera melakukan tindakan"

Dokter dan beberapa perawat langsung berhamburan menghampiri Lara, segala peralatan dipasang ditubuh Lara.

"Ibu atau anak ?" Tanya dokter sekali lagi pada Saka.

"Selamatkan istri saya Dok" ucap Saka yang sudah tidak bisa lagi membendung air matanya, tangis nya pecah, rasa bersalah menyelimuti nya kembali, merasa telah melakukan kesalahan yang besar namun ia tidak bisa mempunyai pilihan lain, ia tidak bisa kehilangan sosok Lara dalam hidup nya.

Wanita yang sudah bersemayam di hati nya itu tak bisa ia pungkiri bahwa ia sangat mencintai nya, tak ingin kehilangan untuk kedua kali nya, tak ingin menyakiti nya kembali, wanita yang sudah menyadarkan bahwa hidup nya ini juga sangat berarti bagi orang lain.

"Lara aku mencintaimu, saya mohon hidup lebih lama lagi bersamaku selamanya"

Saka membisikkan kalimat terkahir nya untuk istrinya, kemudian Lara menghilang dari balik pintu operasi.

*-*

Saka berjalan gontai keluar ruangan, menghadapi mama nya yang masih dalam tangis nya, mendapatkan banyak pertanyaan yang membuat nya makin merasakan sakit di kepala nya.

Mama saka terdiam, tau akan keadaan putra nya yang tidak baik-baik saja, setelah beberapa saat dalam keheningan, mama Saka mulai bercerita, mencoba menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa menantu nya itu.

"Mama lagi metik cabai dan beberapa sayuran, terus ada bunyi benda jatuh, mama coba masuk kedalam ternyata Lara udah ada di lantai sambil megang perut nya" mama Saka memberi jeda pada ceritanya.

"Mama panik, terus coba buat bantu Lara berdiri, tapi mama gak kuat, mama lari kedepan, manggil Mang Sabri yang kebetulan lewat, pas masuk kedalam udah ada darah, akhirnya Lara mama bawa kesini" mama Saka menjelaskan sedetail mungkin.

Saka makin merapalkan do'a sangat berharga keajaiban akan datang bukan untuknya melainkan untuk Lara dan anaknya, keputusan yang sangat berat baginya, mengingat perjuangan Lara dalam mengandung sangatlah besar pengorbanan nya.

Operasi berlangsung beberapa jam, Saka sesekali beranjak dari duduknya melihat kaca di pintu operasi berharap segera mendapatkan kabar tentang Lara, dan saat ia kembali duduk pintu terbuka.

Saka dan mama nya sontak berdiri menghampiri Dokter.

"Selamat Pak, Ibu dan bayi nya bisa diselamatkan"

Rasanya kaki Saka seperti tidak mempunyai tulang saat ini juga, betapa bersyukurnya ia saat ini, rasa bersalah yang amat dalam akhirnya sirna begitu mendengar kabar dari sang Dokter.

Dokter memberitahu jika bayi nya berjenis kelamin laki-laki, dan Lara baru bisa ia temui 2 jam kemudian untuk pemulihan sementara.

Saka berjalan ke ruang dimana tempat anaknya berada, melihat nya hanya dari balik kaca rasanya pun sudah senang bukan main.

Waktu berlalu, sekarang giliran Lara yang harus ia kunjungi, istri tercinta nya yang sudah sangat berjasa bagi hidupnya, Saka berjalan menghampiri Lara yang sudah sadar.

Saka dan Lara saling menatap, lalu tersenyum, Saka mencium kening Lara.

"Terimakasih telah berjuang untuk hidup kamu, untuk saya dan anak kita, kamu wanita yang sangat luar biasa bagi saya sampai kapanpun" Saka mengakhiri ucapannya dengan mengecup sekilas bibir Lara.

Dan perawat datang beserta membawa bayi mereka, alangkah senangnya Lara bisa melihat anak yang ia kandung selama 9 bulan dengan penuh perjuangan. Di letakkannya anak itu oleh mama Saka ke dalam dekapan Lara. Disana pun ada Gerry yang juga datang tepat waktu saat ini.

"Ini anak aku ?" Ucap Lara sambil tersenyum sumringah dan melontarkan tatapan kebahagiaan nya kepada orang-orang disekitarnya.

"Tapi mirip mas Saka hwaaahh" tangis Lara pecah lantaran rasa haru bahagia dan tak terima nya kala ia yang mengandung namun seperti melihat Saka versi mungil.

Sontak orang-orang disekitarnya tertawa bahagia melihat tingkah Lara.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
S e l e s a i.



Terimakasih readers yang sudah berkunjung pada Dunia Cerita yang saya tulis,

Terimakasih atas waktu luang kalian,

Terimakasih atas apresiasi untuk saya dalam Menulis,

Terimakasih atas motivasi dan saran yang memudahkan saya dalam memperbaiki tulisan ini.
.
.
.
SeeYou pada cerita saya selanjutnya 🌼




Saka Dan Lara'ku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang