Part 22

1.3K 24 1
                                    

"Bel bisa bantu saya"

Lara mengajak Bella untuk bertemu di sebuah caffe dekat kantor, ia tak mau jika harus merepotkan Bella jauh-jauh menyusul nya.

"Saya tunggu di cafetaria sebrang kantor mu ya, jangan sampai suami saya tau ya bel"

Jam makan siang tiba, setengah jam kurang ia menunggu Bella dan akhirnya ia datang juga.

"Bu what happen ?" Tanya Bella dan langsung menyambar minuman yang ia tau dipesan untuknya.

"Saya tau ini di luar pekerjaan kamu, bantu saya untuk bertemu Bima atau Sisil saya butuh info tentang apa yang terjadi dengan keluarga saya bel"

"Berat banget si Bu, kalo Sisil kayaknya dia gak tau apa-apa deh Bu, kemungkinan kalo pak bima bisa si Bu, tapi--" ucapan Bella menggantung.

"Saya pastikan kamu tidak akan di permasalahkan lagi tentang yang kemarin"

"Eh udah tau ya, bener ya Bu, saya masih butuh duit nih haha"

Lara tau jika Bella sebenarnya panik saat Saka memperpanjang kejadian yang di Bali.

"Jadi di mana saya bisa bertemu dengan bima ?"

*-*

"Non dari mana aja" ucap bi Inah menyerbu Lara yang baru saja datang.

"Kenapa bi ? Dari luar sebentar"

"Itu non anu em anu" bi Inah terbata-bata

"Kenapa bi, ada apa sih ?"

Brakkk

Srekkkk

Kedua nya menoleh kearah atas, Lara tau sumber suara nya dari dalam kamar nya.

Bi Inah mencekal tangan nya.

"Non hati-hati ya" ucap bi Inah memperingati, Lara mengangguk tanda mengerti.

Ceklek

Lara membuka pintu kamar nya, melihat sekeliling yang bisa di bilang rapi tidak ada benda yang berserakan, lalu darimana suara ini berasal.
Pintu ruang kerja Saka terbuka.

"Dari mana saja kamu hah!" tanya Saka dengan mencengkram dagu Lara

"Aw mas sakit"

"Jawab!!" Bentak Saka yang membuat Lara kaget, lantaran ia sudah lama tidak mendengar suami nya ini marah.

Untuk kali ini Lara tegar, ia tak mau lemah lagi seperti dulu.

"Mas aku gak tau kamu lagi kenapa, mungkin aku gak bisa ngerasain gimana di posisi kamu, tapi maaf kalo aku buat kamu marah" ucap Lara sendu dan langsung memeluk Saka.

Saka tak bergeming, ia diam dan tak membalas pelukan Lara, setelah beberapa saat Lara melepas pelukan nya, ia sudah tak melihat amarah di mata suaminya, Lara memegang wajah suami nya dan mencium nya sekilas, ia tak tau dengan cara ini bisa meredakan amarah suami nya atau tidak namun apa salah nya mencoba.

Ia tau tak di balas suami nya lantas ia bergegas berbalik badan ingin meninggalkan suami nya, namun tangan nya di tahan Saka dan langsung di tarik kedalam pelukan Saka.

"Mas akh gak bisa naf fass" ucap Lara terbata karena terlalu erat pelukan Lara.

Saka langsung mengendurkan pelukannya, mengelus pipi Lara dengan lembut.

Saka Dan Lara'ku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang