Part 8. 20+

1.4K 7 0
                                    

"Luka mana lagi yang harus aku peluk sendirian, bilamana bahagia enggan menghampiri ku"




Lara mencari keberadaan saka namun semua sudut sudah ia coba namun ternyata nihil.

Hanya dua tempat yang belum ia singgahi, yaitu ruang kerja nya atau kamar mandi.

"Kalo ruang kerja gak mungkin gue masuk, ketuk aja kali ya"

Tok tok tok

"Mas ada didalem gak... Mas..."

Kayaknya gak ada deh ah tapi dia tadi tu masuk kesini

Akhirnya Lara hanya bolak balik didepan pintu kamar mandi memikirkan rencana apa yang harus ia lakukan

Ceklek...

"Astaga..."

Saka keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit dari perut sampai dengkul nya

"Hah dia di kamar mandi, tadi gak ada suara dah" batin Lara

"Kenapa ?"

Glek...

Lara menelan ludah, ia tak menyangka Saka Se ganteng ini selain memakai jas

"Ehm itu mas... Anu..." Lara tiba-tiba gugup dan tak berani menatap Saka

"Aduh Lara lu tuh harusnya bisa cool dia kan abis nyiksa lu" jengkel nya dalam hati

"Anu apa ?" Ucap Saka sambil mengeringkan rambutnya pakai handuk kecil menggunakan satu tangan.

"Gue harus kabur, mata tolong kerjasamanya" Lara mencoba berpaling dan ingin meninggalkan Saka, namun...

"Eh gak ja... Aaaakkhh"

Saka menarik Lara dan terjatuh ke atas tempat tidur, ia berjalan maju menunduk mengurung Lara

Tetesan air dari rambut nya mengenai wajah Lara.

"Katakan atau besok saya pastikan kamu gak akan bisa jalan"

Lara melotot mendengar ucapan Saka.

"Akku mau minta uuangg"

"Cih selain buat onar ternyata matre juga"

Lara tak terima dengan ucapan Saka, ia sebagai istri berhak mendapatkan nafkah dari suami nya.

"Apa kamu bilang, aku ini berhak dapat itu mas, sama aja kamu gak menafkahi aku kalo gitu dong"

Kegugupan Lara memudar kala emosi nya muncul.

Saka menyeringai

"Oh gitu, berarti saya juga berhak atas tubuh kamu, kamu wajib melayani saya atas nafkah itu kan"

Saka tambah mencondongkan badan nya kearah Lara.

Lara panik, ia tak siap dan tak mau melakukan itu, untuk apa memberikan tubuhnya untuk laki-laki yang tidak mencintai nya dan suka menyiksa nya ini, ia tak berhak mendapatkan itu.

"Cih ayolah mas emang aku se menarik itu di mata kamu ya ? Sampe kamu gak tahan begini"

Lara mencoba memancing Saka, sebenarnya ia juga panik takut Saka tak bisa melawan hawa nafsu nya, tapi seingat nya Saka tak menyukai nya jadi tidak mungkin dia mau menyentuh nya.

Tanpa Lara tau, tangan Saka sudah terkepal menahan emosi.

Saka memalingkan wajah nya, lalu memukul di sebelah wajah Lara

"Pelacur kayak kamu emang pantas untuk di sentuh, itu pekerjaan kamu kan... Hah..." Ucap Saka dengan meraup dagu Lara.

Tanpa aba-aba Saka langsung mencumbu Lara dengan sarkas

"Ehmpphh"

Saat tangan Lara ingin mendorong badan Saka namun Saka sudah terlebih dahulu memegang dan menahan tangannya diatas kepala Lara

Lara tak terbiasa berciuman namun kali ini entah dari mana datangnya ia bisa sedikit mengimbangi Saka, dibuka nya sedikit bibir ranum nya membuat Saka lebih leluasa mencumbu nya namun ia tidak rileks karena terlalu kaget dengan gerakan Saka,

"Oh jadi sudah lebih pintar ya sekarang"

Ucap Saka di sela-sela pungutannya yang membabi buta, suara decakan memenuhi ruang kamar

"C'mon"

"Mas...akhh..." Lara tak bisa menahan suara nya ketika ingin menghentikan Saka ia malah berpindah turun ke leher Lara.

Saka mencumbu leher Lara meninggalkan jejak-jejak.

"Akkhh..." Saka makin menerjang Lara kala tak tahan dengan desahan Lara.

Sebelah tangannya turun menggapai kancing baju Lara.

Satu kancing terlepas

Dua kancing terlepas

Lara tak bisa berontak, ia tak tau mengapa rasanya se menarik ini ternyata.

Saka kembali naik mencumbu bibir Lara yang sudah mulai memerah dan bengkak.

"Aish..." Lara meringis kala rasanya seperti ada segelintir menyerang tubuh nya.

Kancing ketiga terlepas, sudah mulai terlihat sedikit terbuka memperlihatkan apa yang ada di balik nya.

Kringgg.... Kringggg....

"Shit..." Pungutan Saka terlepas kala dering telfon nya berbunyi.

Lara mencoba menyadarkan otak nya, didorong nya Saka lalu ia bangkit dan lari

Naas tangannya tertahan oleh Saka, yang sedang mengangkat telfon, tanpa pikir panjang ia segera menggigit nya

"Aishh..." Saka tersentak kaget lalu spontan melepas cengkraman nya

Lara lari dengan sekuat tenaga meninggalkan kamar, tak peduli apakah gigitannya melukai Saka atau tidak namun keselamatan diri nya lah yang utama, ia tidak mau jika besok ia tidak bisa berjalan seperti ucapan Saka, cumbuan nya saja sudah kuat apalagi yang lain.















Hola... I'm back
Jangan lupa vote ya dan coment
Biar aku lebih semangat lagi untuk update

See you...

Saka Dan Lara'ku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang