Part 14 20+

1.2K 8 0
                                    

Tak

Tak

Tak

Tak

Suara hentakan sepatu berhenti tepat di belakang nya, Lara semakin merunduk meremas pakaian nya, ia sangat takut jika Saka marah.

Cia berada tepat di depan nya, dan lucu nya Cia malah menoleh melirik Saka lalu tersenyum manis, "aduh Cia please jangan lucu begini disaat genting, gue udah gemeter'an ini"

"Alo... Nte Yaya, ntu ada capa ?" Tanya Cia kepo dan kembali pada posisi nya.

"Ehm Ci cia ayo ke kamar dulu ya" Lara gelagapan tak berani menoleh kebelakang dan langsung menggendong Cia kedalam pelukan nya dan langsung berjalan biasa lalu seketika ia mempercepat langkah nya agar Saka tidak bisa mencegah nya.

"Cia ayo bersihin ice cream nya dulu ya" dibawa nya Cia kedalam kamar mandi, Lara sangat telaten dan hati-hati membuat Cia merasa nyaman walau bukan dengan mama'nya

"Hoammm" Cia menguap.

"Eh Cia ngantuk cantik ? Mau bobo ?"

Cia mengangguk dan di gendong nya Cia naik keatas tempat tidur, Cia anak yang sangat pintar tidak banyak permintaan dan mandiri, saat tidur pun ia tidak harus minum susu, hanya di keloni dan di tepuk-tepuk ternyata ia sudah masuk kedalam mimpi nya.

Wah enak sekali ya jika seperti ini, tidak harus ada drama sebelum tidur, Lara tiba-tiba teringat kembali dengan suami nya, ia lupa kalau harus menyiapkan makan malam, tapi ia pun juga takut untuk bertemu Saka disaat sekarang, apa yang harus ia katakan pada Saka, ia cuma takut jika terjadi sesuatu dengan Cia.

Keluar lah ia dari kamar bawah, tapi ternyata saat ia ke dapur tak ada Saka, biasanya ia sudah berada disana pada saat jam makan malam.

Tanpa pikir panjang, Lara segera menyiapkan makan malam, di taruhnya lauk pauk diatas nampan, dibawa nya keatas, sesampainya di depan pintu kamar ia berhenti sejenak, mengumpulkan keberanian.

Ceklek

Ia berjalan perlahan, namun tak ada suami nya, kemungkinan besar Saka ada di dalam ruang kerja nya, ia meletakkan makanan itu di nakas.

Lara berhenti, ia teringat pada Cia, ia menelfon Seno untuk bertanya tentang Cia

"Halo kak"

"Iya Ra, kenapa ?"

"Cia biasanya tidurnya harus di temenin atau gimana ya kak?"

"Engga Ra, dari kecil udah aku biasain tidur sendiri, di tas ada baby monitor, kamu pasang aja ya udah praktis ko itu"

"Oke kak"

"Sekali lagi makasih ya Ra"

"Iya kak tenang aja"

Lara mematikan sambungan telfon, ya walaupun Cia boleh ditinggal, ia tetap akan menemani Cia, karena takut Cia kenapa-kenapa.

Lara mendekat ke arah pintu ruang kerja Saka, "mas makanan nya aku taro di nakas, jangan lupa di makan ya" ucap Lara sedikit mengeraskan suara nya agar terdengar sampai dalam.

Kemudian ia segera keluar kamar.

Ceklek

"Hah Mas Saka diluar" gumam nya

Pada saat Lara keluar ternyata ia berpapasan dengan Saka yang ingin masuk.

"Ehm mas aku kira kamu di ruang kerja, maaf aku lupa nyiapin makan kamu, itu udah aku siapin di nakas ya" ucap Lara sedikit menunduk

Namun jalan nya terhalang Saka yang masih berada di pintu dan menahannya.

"Kalo saya mau nya makan kamu, gimana ?"

Lara melotot, ia makin gusar, tak menyangka Saka akan berkata seperti itu.

"Siapa yang mengijinkan bawa orang lain kedalam rumah saya, tanpa persetujuan saya"

"Selain pelacur ternyata juga baby sitter"

Sontak Lara mengepalkan tangannya menahan amarah, Saka selalu saja begini, mengolok dirinya.

"Terserah kamu deh Mas, maaf banget aku gak minta ijin kamu, tapi gak kayak gini juga, aku pun gak merepotkan kan kamu untuk bantu ngurus Cia" ucap Lara yang mencoba menarik pintu yang di tahan Saka, kesal, sedih, marah rasanya jadi satu

Ternyata Saka malah menutup pintu lalu ia mengunci nya, dan kunci tersebut ia taro di celana yang ia kenakan.

Lara kelabakan, merapalkan do'a dalam hati agar ia bisa keluar dengan selamat.

Saka makin mendekat, Lara kepalang panik tidak bisa berfikir, ia berlari kearah kamar mandi.

Namun Saka yang sudah tau tabiat Lara yang suka menghindar, seketika menarik Lara dan menggendong nya bak karung dipundak.

Berontak adalah jalan satu-satunya saat ini, namun naas di banting nya Lara keatas tempat tidur.

"Kamu harus di hukum"

Di tahannya ke dua tangan Lara pada sisi kepala kanan dan kiri nya, paha nya sudah dikunci oleh Saka, berontak pun rasanya mustahil.

"Eumphhh"

Menempelnya benda kenyal itu diatas bibir nya, dikatupnya untuk menahan agar tak terbawa suasana,

"Sshhh aahhh"

Saka menggigit bibir kenyal Lara, sontak ia membuka bibir nya membuat Saka leluasa bermain disana, Lara lemah jika seperti ini, lumatan Saka sangat candu.

"Mashhhh"

Saka makin memperdalam lumatan nya, menjelajah bibir atas dan bawah Lara, cengkraman Saka terlepas, di Raup nya wajah Lara menikmati moment itu, tangan Saka turun masuk ke baju nya, Lara semakin tak bisa menyadarkan otak nya.

Tangan Saka mengelus menelusuri punggung Lara, di dapati pengait yang menopang benda kenyal lainnya, sekali tarikan terlepas sudah.

Tangan Lara pun tak tinggal diam, di kalung kan nya ke leher, lalu di tariknya Lara agar dipangku nya, Lara makin gencar meremas punggung Saka.

Sampai ia bisa menggapai kantong Saka, Yupp akhirnya dapat, setelah merasa aman, ia segera mendorong Saka sekuat tenaga, lalu berbalik lari dari tempat tidur, menuju pintu.

Setelah beberapa kali mendapatkan ciuman oleh Saka, Lara semakin lihai, ada rasa yang tidak bisa di gambarkan namun, saat ini menurut nya Saka belum bisa mendapatkan hak nya terlebih atas segala perlakuan terhadap nya,

"Maaf mas..." Lara masih ingat betapa terengah-engah nya mereka karena kehabisan nafas dan melihat ekspresi Saka yang sulit diartikan.

Lara segera membuka kunci pintu dan lari sekuat tenaga lalu masuk kedalam kamar bawah, untung nya Cia tidak terusik dengan kedatangan nya yang heboh, karena takut di kejar Saka.

Saat masih dalam pungutan Saka, ia mendapati bagian bawah Saka yang mengeras, dari situlah ia sadar, dan berencana kabur, konyol memang, namun ia akhirnya bersyukur mendapatkan pertolongan di sisa alam bawah sadar nya..haha.

Saat masuk ke dalam kamar mandi, Lara syok dengan penampilannya, rambut yang acak-acakan, baju yang sudah mau lepas dari tempat nya, dan bibir nya yang sedikit membengkak dan meninggalkan bekas gigitan Saka,
Perih memang, namun candu.

Ia segera bebersih, lalu beranjak ke atas tempat tidur, rasanya susah sekali memejamkan mata, namun melihat Cia yang sangat pulas, lalu ia bawa kedalam pelukan nya, membuat Lara ikut tertidur.

(Kalo Saka jangan ditanya lagi deh apa yang di lakuin dia sekarang.... Hihihi)








.
.
.
.
Holaa holaa
Vote Yo vote
Coment Yo coment

See you




Saka Dan Lara'ku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang