18 : A Day to Remember

548 107 61
                                    

“Dalam hidup, kadang kita harus bersabar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dalam hidup, kadang kita harus bersabar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.”

༺‎☘︎༻

9.45 AM, Rajawali High School.

Di dalam kelas ekonomi yang tenang, Bu Silla berdiri di depan papan tulis, tangannya bergerak menggambar grafik. "Ingat, laba bersih sama dengan pendapatan total dikurangi biaya total. Contohnya, jika sebuah perusahaan memiliki pendapatan sebesar seratus juta rupiah dan total biaya operasionalnya delapan puluh juta, maka laba bersihnya adalah dua puluh juta rupiah. Paham, ya?"

Beberapa siswa mengangguk, sementara yang lain mencatat dengan serius.

"Sekarang, mari kita coba satu contoh soal," lanjut Bu Silla. "Jika sebuah toko baju mendapatkan pendapatan sebesar seratus lima puluh juta rupiah dalam sebulan, dan biaya total untuk bahan, gaji pegawai, dan operasional lainnya adalah seratus dua puluh juta rupiah, berapa laba bersih yang didapat toko tersebut?"

Di sudut kelas, Rachel, ketua kelas, bergerak perlahan di antara barisan kursi, membagikan nilai tugas ekonomi. Saat dia berhenti di depan meja Kajesha, dia meletakkan buku tugas gadis itu dengan setengah senyum. "Kalau tahu nilai lo tinggi, gue seharusnya nyontek, Sha."

Kajesha mendongak dari catatannya. "Berapa nilainya?"

"Tuh," jawab Rachel sambil menunjuk ke buku di meja Kajesha. Pandangan Kajesha mengikuti arah telunjuk Rachel. Di sana, tertulis angka sembilan puluh. Mata Kajesha langsung berbinar, senyum kecil muncul di wajahnya.

Rachel kembali melanjutkan membagikan buku-buku lainnya kepada pemiliknya, sementara beberapa siswa mulai berbisik dan melihat nilai mereka masing-masing.

Di depan, Bu Silla menutup pembahasan dengan suara tegas namun ramah. "Baiklah, saya rasa materi hari ini cukup jelas. Untuk tugas rumah, silakan kerjakan soal di halaman lima puluh tiga sampai lima puluh lima. Tugas ini dikumpulkan minggu depan. Pastikan kalian mengerti konsep tentang laba karena akan sangat berguna untuk ujian akhir nanti."

Seisi kelas mengangguk, beberapa siswa mengeluh pelan, sementara yang lain langsung mencatat tugas yang diberikan. Kelas berlanjut dengan suasana serius namun tak luput dari bisik-bisik kecil.

Bel berdentang keras, menggema di seluruh ruangan, memaksa Bu Silla untuk mengakhiri kelas dengan cepat. "ita lanjutkan lagi minggu depan. Jangan lupa tugasnya!" serunya sebelum beranjak keluar.

Para murid segera bergegas, membereskan buku dan alat tulis mereka, terburu-buru menuju berbagai tujuan. Ada yang langsung menuju kantin, dan ada juga yang ke ruang ekstrakurikuler untuk berlatih. Suasana kelas menjadi riuh seketika.

Kajesha, yang baru saja selesai merapikan mejanya yang berantakan, menghampiri Rachel. "Achel, yuk ke kantin," ajaknya. "Aku tadi cuma sarapan pakai buah."

Rachel mengangguk setuju. "Yuk."

Mereka berdua melangkah keluar kelas, mengobrol ringan tentang soal soal ekonomi tadi. Di depan pintu, Belvan dan Kiara sudah menunggu. Begitu melihat Kajesha, Kiara segera tersenyum lebar dan langsung merangkul lengannya.

GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang