04 : Bioskop-Date

775 147 123
                                    

“Terkadang, perasaan bisa membuat seseorang bertindak di luar kendali, bahkan di tempat yang tidak tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Terkadang, perasaan bisa membuat seseorang bertindak di luar kendali, bahkan di tempat yang tidak tepat.”

༺‎☘︎༻

Di pusat kota Jakarta, malam menjelang dan lampu-lampu gedung pencakar langit menyala, memancarkan gemerlap yang meresap ke setiap sudut. Aktivitas di setiap sudut kota terasa dinamis dan tak henti, setiap orang terbenam dalam rutinitas mereka sendiri.

Di tengah hiruk-pikuk pusat perbelanjaan, dentingan musik pop terbaru mengalun dari speaker, mengundang para pengunjung untuk tenggelam dalam dunia belanja yang penuh warna. Toko-toko yang berderet dengan rapi menawarkan segala macam barang dari pakaian berdesain terbaru. Pengunjung dengan berbagai gaya dan penampilan berbaur, sebagian dengan tangan penuh paper bag belanja, sementara yang lain tampak sibuk berbincang atau memeriksa barang-barang di rak.

Gahar melangkah perlahan di belakang Alyssa, membiarkan perempuan itu berjalan dari satu toko ke toko lainnya. Lelaki itu tidak banyak bicara, hanya fokus mengikuti setiap gerak Alyssa yang kini berhenti di sebuah butik mewah, di mana Alyssa memilih beberapa gaun yang tampak mahal tanpa berpikir panjang. Kemudian, tanpa jeda, perempuan itu melangkah menuju gerai makeup dan memilih produk-produk kecantikan dengan cepat.

Setiap kali perempuan itu menyelesaikan transaksinya, Gahar dengan sigap maju ke depan kasir, menarik dompet dari saku jaketnya dan membayar tanpa sepatah kata pun. Tak ada keluhan yang terucap dari bibirnya, meski kedua tangannya semakin dipenuhi oleh paper bag berbagai ukuran dan warna—merek-merek terkenal yang tak perlu disebutkan lagi. Gaun, sepatu, lipstik, parfum, hingga perhiasan dengan hiasan batu permata, semuanya kini berada dalam genggaman Gahar.

Alyssa merangkul lengan Gahar setelah mereka meninggalkan toko parfum. "Sayang, kita mampir ke tempat makan, dan setelah itu nonton, okay?"

Gahar mengangguk. "Iya, Sa."

Mereka melangkah menuju restoran bergaya kontemporer yang terletak di sudut mall. Sesampainya di sana, mereka memilih meja dekat jendela yang memberikan pemandangan ke arah area luar yang sibuk. Setelah memesan, hidangan mereka tiba dengan cepat.

Alyssa memilih pasta yang creamy, dengan potongan daging bacon yang renyah dan taburan keju parmesan. Di sampingnya, Alyssa juga memesan salad segar dengan saus vinaigrette. Sementara itu, Gahar memutuskan untuk menikmati steak tenderloin dengan tingkat kematangan medium, disajikan dengan kentang goreng dan sayuran panggang.

Alyssa menikmati hidangannya dengan santai, sambil sesekali menoleh ke arah Gahar yang duduk di hadapannya. Namun, sikap Gahar yang tiba-tiba pendiam mulai mengusik ketenangannya.

"Kamu hari ini kenapa jadi pendiam? Ini gak biasanya," ujar Alyssa.

Diam. Gahar hanya menundukkan wajahnya, dan fokus dengan makanan di hadapannya, membuat Alyssa sedikit kesal. Dia meletakkan garpu dan sendoknya, lalu menatap Gahar

GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang