16 : Jakarta in the PM and us

680 122 79
                                    

“Ada kalanya kita harus melepaskan sesuatu untuk menemukan sesuatu yang lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ada kalanya kita harus melepaskan sesuatu untuk menemukan sesuatu yang lebih baik.”

༺‎☘︎༻

Kajesha melompat lompat kecil di sebelah Gahar yang berjalan tenang dengan wajah tanpa ekspresi. Meskipun Kajesha berisik, Gahar tampak tak terganggu sedikit pun oleh kehadirannya. Gadis itu memiringkan kepala, berusaha melirik wajah Gahar dari sudut matanya, mencari perhatian.

"Kak Gahar," panggilnya manja, melirik ke arah wajah Gahar yang tetap tak berubah. "Kakak tahu gak, kenapa kucing suka ngeong di malam hari?"

Gahar tidak bereaksi. Dia hanya terus berjalan, tatapannya lurus ke depan. "Bayangin, Kak. Kalau mereka nge-band, mungkin namanya 'Meow-tallica'!" ujar Kajesha lagi.

Gahar hanya menghela napas pelan, sementara Kajesha langsung beralih ke topik lain. "Kakak, kakak, kak—"

Gahar terhenti, pandangannya tertuju pada Kajesha yang sedikit memiringkan kepala, menunggu reaksi darinya. "Berhenti ikutin gue."

"Kenapa gak boleh?"

"Gue mau balik."

"Aku juga, boleh nebeng gak?" tanya Kajesha, matanya berbinar penuh harap.

"Dokter Haidar nanti bakal nyariin lo," jawab Gahar, menolak.

Tepat saat itu, Haidar muncul dari salah satu bangsal, langkahnya terhenti sejenak begitu melihat adiknya bersama Gahar. "Sha, tugasnya udah selesai? Kakak udah selesai, jadi baru free," kata Haidar.

Kajesha menoleh. "Udah, kak. Aku tadi dibantuin sama kak Gahar."

"Ah, begitu. Maaf ya, kakak lama banget," ujar Haidar, lalu menoleh ke Gahar. "Lagi lagi repotin kamu, Har. Terima kasih."

Gahar menggeleng ringan. "Gapapa, Dok. Soalnya juga mudah, gak perlu pakai terima kasih."

Kajesha mengangguk angguk setuju di sebelah Gahar. "Kak Haidar, lanjut kerja aja. Aku pulangnya diantar Kak Gahar," ucapnya sepihak, membuat Gahar segera menoleh kaget padanya.

Haidar beralih menatap Gahar. "Is this okay?" tanyanya, memastikan.

Gahar melirik Kajesha yang tengah menahan senyum tipis di sudut bibirnya, lalu kembali memandang Haidar. "Iya, Dok," jawabnya singkat.

Haidar tersenyum lega, tangannya terulur menepuk pundak Gahar. "Hati-hati di jalan, and watch over her, got it? Thanks, Gahar."

Gahar mengangguk, menerima pesan Haidar dengan sikap tenang. Setelah berpamitan, mereka pun bersiap untuk pulang, sementara Haidar kembali melangkah ke ruangannya. Mereka melangkah keluar dari rumah sakit, Kajesha menautkan alisnya bingung, kepalanya mendongak ke arah Gahar yang tampak tegap di sampingnya.

GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang