17 : A Sweet Goodbye

506 112 84
                                    

༺‎☘︎༻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༺‎☘︎༻

7:01 PM, Jakarta.

Kajesha melirik ke samping, tepat ke arah Gahar yang sejak tadi diam membisu. Namun, dari kedua alisnya yang berkerut tajam, Kajesha tahu lelaki itu sedang menahan kekesalan. Keheningan menggantung di antara mereka, membuat suasana di dalam taksi terasa begitu berat. Kajesha, yang biasanya paling cerewet, kali ini memilih bungkam. Dia sadar, Gahar mungkin membutuhkan ketenangan dalam situasi seperti ini. Perlahan, Kajesha mengalihkan pandangannya ke luar jendela, menatap jalanan yang mulai dipenuhi dengan hiruk-pikuk ibu kota. Taksi itu melaju pelan, membawa mereka memasuki kawasan Pondok Indah.

Taksi itu akhirnya berhenti di depan sebuah rumah besar dengan pagar besi tinggi yang menjulang. Kajesha segera melepas sabuk pengamannya, diikuti oleh Gahar.

"Makasih, Kak," ucap Kajesha, suaranya terdengar pelan. Gahar hanya mengangguk pelan. "Motor Kakak, gimana jadinya?" Kajesha bertanya, mencoba memecah keheningan yang terasa semakin tebal.

"Gue udah minta Naraka buat bawa ke basecamp," jawab Gahar singkat.

"Oh, gitu," sahut Kajesha sambil mengangguk kecil, kedua tangannya mencengkeram tali tas yang tergantung di bahunya. Dia menoleh ke arah pintu gerbang. "Aku masuk dulu, ya. Kakak gak mau mampir sebentar kah? Kak Harsa ada di dalam, kok."

Gahar menggeleng pelan. "Gue langsung balik, Sha," jawabnya singkat.

Kajesha hanya mengangguk, menerima penolakan itu tanpa protes. "Aku masuk dulu, ya," katanya, suaranya nyaris tenggelam dalam deru kendaraan yang lewat. Gadis itu melangkah menuju gerbang, sementara tangannya melambai pelan ke arah Gahar, yang masih berdiri di tempatnya.

Sesaat kemudian, Kajesha menghilang di balik gerbang, meninggalkan Gahar yang tetap mematung di sana, pikirannya tampak melayang entah ke mana. Tak berlama lama lagi, Gahar berbalik dan melangkah kembali menuju taksi yang masih menunggunya. Tanpa sepatah kata pun, dia membuka pintu dan masuk, menutupnya dengan bunyi yang terdengar lebih berat dari seharusnya.

Begitu tiba di dalam rumah, Kajesha melepas sepatunya dan meletakkannya dengan rapi di sudut. Ia kemudian hendak melepas kaus kaki, tetapi gerakannya mendadak terhenti ketika melihat sosok Alyssa di ruang tamu, tengah berbincang dengan Harsa di atas sofa. Kehadiran Alyssa di rumahnya membuat Kajesha terkejut.

Kajesha meletakkan kaus kakinya dan berjalan mendekat. "Kak Alyssa, sejak kapan di sini?" tanyanya heran.

Alyssa dan Harsa serempak menoleh. "Baru aja, Sha," jawab Alyssa, tersenyum kecil. "Gue tadinya beneran kira lo pacaran sama Harsa, ternyata kalian saudara, ya?" kekehnya.

GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang