27 : A Taste of Sweetness

825 130 47
                                    

follow dulu bro sempak_thv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

follow dulu bro sempak_thv

༺‎☘︎༻

20th August, 2022.

Kajesha melangkah keluar dari ruangan Haidar, seragam sekolahnya masih melekat rapi di tubuhnya. Rambutnya yang dikunci dua bergoyang pelan seiring langkah kakinya yang ringan. Kebosanan menyelimutinya—menunggu Haidar terlalu lama memang bukan aktivitas favoritnya, jadi dia memutuskan untuk berkeliling seperti biasanya.

Langkahnya tiba tiba terhenti ketika matanya menangkap pemandangan yang tak biasa. Seorang lelaki muda sedang duduk terdiam, sementara seorang pria dewasa di depannya memuntahkan kemarahan. Di saat yang sama, sebuah stretcher melintas cepat di koridor, membawa seorang lelaki yang tak sadarkan diri. Kajesha mencoba melihat lebih jelas, tetapi wajah pria di atas stretcher tak terlihat, ditutup oleh punggung suster.

"Kamu—" suara pria dewasa itu tertahan, seolah menahan letusan amarah yang sudah mendidih sejak tadi. "Bagaimana kalau saudara kamu tidak bisa diselamatkan? Kamu siap bertanggung jawab atas itu?!"

Kajesha memiringkan kepalanya sedikit, dan menarik gagang permen dari bibirnya, matanya penuh perhatian pada adegan di depannya. Telinganya tajam menangkap setiap kata yang terucap.

Anak lelaki yang dimarahi itu tetap diam, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Dia hanya duduk di sana, membiarkan pria dewasa itu meluapkan amarahnya hingga puas. Ketika pria dewasa itu akhirnya pergi dengan langkah keras, Kajesha memutuskan untuk mendekat.

"Buat kamu," ujarnya, sambil mengulurkan permen ke arah lelaki itu. "Aku tadi belinya kebanyakan," tambahnya, meskipun pemberiannya tak digubris sama sekali.

Tak ada respons. Kajesha menghela napas, kemudian duduk di sampingnya. Dia menatap lekat lekat wajah lelaki itu, mencari sesuatu yang bisa membantunya memahami situasi. Kajesha membuka bungkus permen yang masih ada di tangannya.

Kajesha bersuara lagi, "Permennya enak lho, kak. Rasanya manis dan sedikit asam tapi bikin segar kok. Cocok banget buat bikin suasana hati jadi lebih baik."

Anak lelaki di sampingnya masih terdiam, tidak menoleh, tetap tenggelam dalam dunianya sendiri. Namun, Kajesha tidak berhenti di situ. Dia memasukkan permen ke mulutnya, sengaja mengunyahnya dengan pelan sambil berkata, "Aku sering dimarahi karena nakal. Awalnya, aku kesal dan berpikir kak Haidar udah gak sayang lagi sama aku. Tapi, kakak aku yang satu lagi bilang, kalau orang dewasa marah, itu karena mereka khawatir dan takut sesuatu yang buruk terjadi sama kita."

Akhirnya, setelah beberapa detik terjadi hening, lelaki itu menoleh sedikit, matanya sekilas melirik permen yang Kajesha tawarkan sejak tadi. Melihat ada ketertarikan, Kajesha menyodorkan permen itu sekali lagi tanpa berkata apa apa. Setelah ragu sejenak, dia akhirnya meraih permen dari tangan Kajesha, sebelum akhirnya memasukkannya ke mulut.

GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang