05 : A Brief Embrace

773 151 74
                                    

"Terkadang, cinta datang dalam bentuk yang sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang, cinta datang dalam bentuk yang sederhana."

༺‎☘︎༻

Kajesha meninggalkan auditorium dengan langkah tergesa, perutnya tak lagi bisa menunggu hingga film berakhir. Dia tahu, jika memaksakan diri, hal memalukan bisa terjadi. Begitu sampai di toilet, Kajesha langsung masuk ke bilik yang kosong. Setelah selesai dan merapikan roknya, dia hendak keluar tapi tidak jadi ketika suara percakapan di luar bilik terdengar. Suara itu terdengar familiar.

"Aku lagi ada meeting soal projek baru sama atasan, makanya baru bisa angkat telepon kamu sekarang. Kenapa sih kamu curiga terus? Aku jujur, sayang. Sumpah deh, Kanaga, aku udah bilang berkali-kali, aku gak ada hubungan apa-apa lagi sama Gahar."

Suara Alyssa tiba-tiba terhenti begitu Kajesha membuka pintu bilik dengan pelan, membuat Alyssa reflek mematikan telepon. "Tante- eh, maksud aku, Kak Alyssa?" begitu suara Kajesha terdengar, Alyssa tergagap dengan wajah tegang.

"Sha, gue-"

"Earbuds aku kayaknya jatuh di dalam. Bentar ya, kak," ujarnya sambil berpura-pura sibuk mencari benda yang tidak pernah ada itu.

Alyssa menatapnya dengan alis terangkat, lalu menghela napas panjang. Setelah memastikan bahwa Kajesha tak menunjukkan tanda-tanda telah mendengar percakapannya, Alyssa pun melangkah keluar. Tak lama setelah itu, Kajesha menyusul dengan langkah setengah berlari. Begitu film berakhir, auditorium mulai kosong. Di luar, Gahar dan Harsa sudah menunggu bersama Alyssa yang merangkul lengan Gahar erat.

"Kita pulang duluan ya. See you next time!" Alyssa berpamitan singkat.

Gahar melirik Kajesha sekilas, namun Kajesha berpura-pura sibuk dengan ponselnya, berusaha mengabaikan rasa canggung yang muncul akibat ucapan Gahar beberapa saat yang lalu masih terngiang di telinganya.

'Gue cium.'

Kata-kata itu kembali menghantam pikirannya, membuat Kajesha mendesis pelan. Dasar buaya darat! Tapi tidak apa-apa toh Kajesha tak takut pada buaya, apalagi jika buayanya tampan seperti Gahar. Lamunan Kajesha terhenti ketika Harsa menarik lengannya dengan pelan.

"Bang Haidar nyuruh gue antar lo ke rumah sakit," katanya sambil menuntun Kajesha menuju basement.

"Kontrol lagi?" Kajesha mendongak, menatap Harsa penuh tanda tanya. "Aku udah kontrol kemarin. Kok hari ini harus kontrol lagi?" protesnya, setengah mengeluh.

"Nurut aja, Sha, demi kesehatan lo juga," ujar Harsa, suaranya lembut.

Raut wajah Kajesha menegang dengan kesal. Kajesha menyentakkan lengannya dari pegangan Harsa, lalu bergegas menuju basement tanpa berkata sepatah kata pun. Saat tiba di sana, dia langsung masuk ke dalam mobil, membanting pintu dengan ekspresi dingin. Harsa hanya menghela napas pendek, memaklumi sikap adik kecilnya yang sedang dikuasai rasa kesal, lalu duduk di kursi kemudi.

GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang