"Wherever he walks, history takes shape."
༺☘︎༻
Tepukan tangan dan sorak sorai penonton membahana, menggema di seantero lapangan, menyemangati dua lelaki yang saling beradu keterampilan di tengah kerumunan. Beberapa gadis di antara penonton dengan penuh antusias, tanpa sedikitpun rasa malu, meneriakkan perasaan mereka kepada kedua lelaki itu.
Seperti...
"Jay, gue bisa ara ara loh."
"Demi Tuhan, Jayden ganteng banget ..."
"Sesak nafas liat Javian keringatan."
"Javi lari, soalnya aku ngejar."
Javian meluncur dengan gaya penuh percaya diri. Dia mengayunkan skateboardnya ke udara, tubuhnya melayang dengan mulus sebelum mendarat dengan sempurna, menyisakan bekas goresan di permukaan aspal. Setiap gerakan yang dia lakukan memancarkan keterampilan yang mengesankan.
Di sekeliling, beberapa gadis yang sedang duduk di bangku taman tiba-tiba terbangun dari kekaguman mereka. Mereka berteriak dengan penuh semangat. "Wow, lihat itu!" teriak salah satu dari mereka, matanya berbinar kagum.
Jayden tidak kalah menawan. Dengan kecepatan yang sama, dia memutar tubuhnya dalam sebuah pirouette sebelum meluncur ke bawah. Gerakannya terkoordinasi sempurna, seakan dia dan skateboardnya adalah satu kesatuan yang harmonis.
Di sisi lain, di angkringan depan ruko, beberapa anak lelaki bercengkerama sambil menikmati permainan skateboard di lapangan. Suara roda skateboard yang berderit berpadu dengan obrolan mereka yang riuh. Tak lama kemudian, sebuah motor besar berhenti dengan deru mesin yang menggelegar tepat di depan mereka. Dalam sekejap, mereka beranjak dari tempat mereka duduk, menatap ke arah sosok yang baru datang.
"Kirain Bos nggak datang," kata Sastra.
"Gue suntuk di rumah," jawab Gahar singkat sambil melangkah mendekati mereka. Tubuhnya yang tinggi mengisi salah satu tempat duduk yang kosong. Dia memandang sekeliling dan bertanya, "Ada korek?"
"Ada Bos," jawab Naraka sambil menaruh pemantik api di atas meja. Gahar segera merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebungkus rokok.
"Bagi satu batang," pinta Heksa lantas Gahar menggeser bungkus rokoknya ke arah Heksa, yang segera mengambil sebatang rokok dari dalamnya.
Gahar menghembuskan kepulan asap rokok ke udara sambil bertanya, "Javi sama Jayden masih otw?"
"Mana ada masih otw, Bos. Mereka malah datang lebih awal dari kita," sahut Naraka.
Sastra menambahkan, "Lagi tebar pesona tuh," sambil menunjuk ke arah dua lelaki itu dengan dagunya.
Gahar menatap lurus ke depan, memandangi Javian dan Jayden yang dikerumuni oleh sekelompok gadis. Mereka dengan penuh semangat mengusap peluh di pelipis kedua lelaki itu, bahkan sampai berebut memberikan sebotol air.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAHAR
Teen FictionGahar Radjaksa Malik mendapat suara terbanyak atas predikat siswa paling berbahaya di SMA Rajawali karena menyebabkan halusinasi dan kegilaan akut hanya dengan sesederhana menatap sepasang matanya. Menyandang status sebagai El Presidente of Salvador...