༺☘︎༻
Tak biasanya. Suasana rumah yang selalu penuh dengan keributan, kini mendadak sunyi. Kajesha duduk diam di sofa, jari-jarinya saling menggenggam erat, sementara Harsa mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah masam, sesekali terdengar decak kesalnya.
"Ini gak pernah terjadi sebelum lo kenal sama cowok itu, Sha," suara Harsa memecah keheningan. "Mulai sekarang, jauhin dia."
Kajesha mengangkat wajahnya. "Kakak terlalu berlebihan!"
"Anggap kejadian hari ini adalah peringatan," Harsa melanjutkan. "Gimana nanti kalau kejadiannya lebih parah? Lo bisa celaka, Sha. Jangan bikin hidup lo lebih rumit dengan terlibat sama Gahar dan teman-temannya."
Kajesha beranjak dari sofa, tatapan matanya penuh amarah saat dia menatap Harsa. Sebelum sempat dia membalas, pintu depan tiba-tiba terbuka, dan muncul sosok Gahar di ambang pintu. Kajesha langsung melirik ke arah Haidar.
"Kakak yang panggil kak Gahar ke sini? Aku udah bilang, gak usah dibesar-besarin kejadian tadi. Aku baik-baik aja," protes Kajesha, nadanya terdengar kesal. Namun Haidar tetap tak bergeming, hanya berdiri saat Gahar mendekat.
"Sha, masuk ke kamar," perintah Haidar, suaranya datar tapi tak terbantahkan.
Kajesha membantah keras. "Aku gak mau!"
"Sekarang, Kajesha!" Haidar mengulangi, kali ini lebih tegas.
Dengan perasaan kesal, Kajesha menggigit bibir bawahnya, menahan rasa frustasi yang mendidih di dadanya. Pandangannya sejenak beralih ke Gahar sebelum akhirnya dia berbalik, berjalan cepat meninggalkan ruang tamu.
"Gahar," Haidar memecah keheningan dengan suaranya yang tenang. "Saya sudah cek CCTV. Pelaku itu tiba lima menit sebelum kamu dan Kajesha sampai. Saya akan kirim rekamannya ke kamu, tolong selidiki orang itu."
Gahar mengangguk. "Iya, Dok."
Harsa, yang sedari tadi menahan amarah, langsung menatap Haidar dengan tatapan tak percaya. "Lo masih waras, Bang? Setelah yang terjadi tadi, lo masih mau percaya sama dia?"
"Harsa, shut down," ucap Haidar, tak memberi ruang untuk perlawanan.
Gahar menambahkan. "Saya akan pastikan kejadian tadi gak akan terulang lagi, Dok."
Harsa tak bisa menahan emosinya lebih lama. Dia menarik kerah jaket Gahar, matanya penuh kemarahan. "Gimana caranya lo bisa jamin itu, ha? Bajingan!" Lalu, sebuah pukulan keras menghantam wajah Gahar.
"Harsa!" suara Haidar menekan, mencoba meredam situasi.
Harsa menatap Gahar tajam. "Jauhin adek gue! Kajesha itu terlalu polos buat berurusan sama orang kayak lo!" teriaknya, sebelum berbalik, masih dipenuhi amarah yang membara.
Gahar menahan diri sembari menyeka sudut bibirnya yang terkena pukulan Harsa, sementara Haidar menghela napas panjang, merasakan betapa sulitnya menjaga keseimbangan dalam situasi ini. Tak tahan untuk berlama-lama, Harsa membalikkan tubuh dan memasuki kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAHAR
Teen FictionGahar Radjaksa Malik mendapat suara terbanyak atas predikat siswa paling berbahaya di SMA Rajawali karena menyebabkan halusinasi dan kegilaan akut hanya dengan sesederhana menatap sepasang matanya. Menyandang status sebagai El Presidente of Salvador...