21 : A Bitter Witness

735 121 65
                                    

༺‎☘︎༻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༺‎☘︎༻

Rajawali High School.

Pertandingan basket one by one antara Gahar dan Jayden berlangsung sengit. Keduanya tampak seimbang, saling adu ketangkasan dan strategi di lapangan basket. Keringat membasahi pelipis mereka, namun tak satu pun ingin menyerah. Jayden berhasil mencuri bola, melesat cepat ke arah ring, tapi Gahar dengan sigap memotong pergerakannya, mengamankan bola dan segera berbalik menyerang. Dengan langkah lincah dan gerakan yang presisi, Gahar menggiring bola melewati Jayden, melompat, dan memasukkan bola dengan dunk sempurna.

Suara pantulan bola yang berhenti disusul oleh sorakan kecil dari sisi lapangan. Kajesha yang kebetulan lewat, berhenti dan berdiri di pinggir, menyaksikan pertandingan dengan mata berbinar. Saat Gahar berhasil mencetak poin, tepukan tangan riang dari Kajesha langsung terdengar, senyum cerahnya tak bisa disembunyikan.

"Ganteng banget, please? Sayang kalau gak diabadikan," katanya pelan, lalu Kajesha merogoh saku seragamnya, mengeluarkan ponsel dan mengarahkan kamera ke Gahar. Senyum tak pernah pudar dari wajahnya saat dia mengamati Gahar penuh kagum melalui layar ponselnya.

Tiba-tiba, terdengar suara keras yang meneriakkan namanya dari kejauhan. Kajesha menoleh dan melihat Kiara berjalan mendekat sambil melambaikan tangan. "Sha, pulang sekolah nanti karaokean yuk, Achel sama Belvan udah setuju," ajak Kiara.

Kajesha mengangguk ringan. "Boleh," ucapnya setuju. "Kia mau kemana nih? Atau emang sengaja nyamperin aku?" tanyanya.

"Gue mau ke toilet, terus gak sengaja liat lo. Jadi sekalian aja deh," jawab Kiara. "Tapi gue kebelet banget, Sha. Gue duluan ya!"

Kajesha hanya sempat mengangguk sebelum Kiara bergegas lari meninggalkan lapangan. Setelah Kiara menghilang dari pandangan, Kajesha kembali mengarahkan ponselnya ke depan, bersiap merekam lagi, namun dahinya berkerut saat tak melihat Gahar di lapangan. Hanya ada Jayden, yang kini tampak sibuk bercanda dengan beberapa gadis di ujung.

Kajesha mengangkat bahu singkat, lalu membalikkan kamera ponselnya untuk bercermin. Namun, saat wajahnya muncul di layar, bayangan seseorang juga ikut tertangkap di belakangnya. Gahar. Kajesha langsung menoleh, terkejut.

"Kakak bikin kaget aja!" serunya kesal, wajahnya memerah sedikit.

Gahar terkekeh pelan, tangannya terulur, memegang bahu Kajesha dan memutar tubuhnya agar kembali menghadap lapangan. "Nyalain kamera ponsel lo," katanya tenang.

Kajesha menatapnya heran. "Buat apa?"

"Nyalain dulu, Sha." Gahar mengulang perintahnya. Kajesha mengalah dan menuruti ucapannya. Begitu kamera menyala, Gahar membungkuk sedikit agar wajahnya sejajar dengan ponsel Kajesha.

 Begitu kamera menyala, Gahar membungkuk sedikit agar wajahnya sejajar dengan ponsel Kajesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GAHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang