“Dalam momen terlemah, kita sering kali menemukan sisi terbaik dari seseorang.”
༺☘︎༻
Pagi itu, semangat siswa-siswi baru masih terasa kental di lingkungan sekolah. Jam baru menunjukkan 06:10 pagi, namun sebagian besar dari mereka sudah tiba di kelas. Kajesha pun tak terkecuali. Gadis dengan jaket abu-abu oversize itu melompat-lompat kecil sambil bersenandung riang menuju ruang kelasnya.
Setibanya di sana, kelas sudah dipenuhi oleh suara obrolan dan tawa teman-temannya, meski Rachel, sahabatnya, belum tampak. Kabarnya, Rachel mungkin akan terlambat karena ban mobilnya bocor di perjalanan.
Setelah meletakkan tasnya di bangku, Kajesha mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. Beberapa teman cewek di kelasnya melambaikan tangan, menyapanya dengan senyum hangat. Kajesha pun membalas sapaan mereka dengan lambaian tangan dan senyum yang tak kalah ceria. Tak lama kemudian, kebosanan mulai merayapi dirinya. Kajesha pun memutuskan untuk keluar dari kelas, berharap menemukan sesuatu yang lebih menarik di luar sana.
Kajesha kembali bersenandung sembari menuruni tangga dengan langkah ringan. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar suara samar dari balik tangga. Suara yang tidak seharusnya ada di pagi secerah ini.
"Duitnya mana, cepat!"
"Gue gak ada banyak kak."
"Bohong lo! Met, bongkar tasnya!"
"Oke, Bos."
"Jangan kak!"
Kajesha segera memutar tubuhnya dan melihat dua lelaki memojokkan seorang siswa baru di sudut tangga, dengan salah satu dari mereka siap merampas tasnya. Ekspresi ceria yang biasanya menghiasi wajah Kajesha berubah seketika.
"Jan Ethes! Dari tadi aku nyariin kamu loh, ternyata di sini," kata Kajesha, sembari meraih lengan siswa yang dirundung itu dan menariknya mendekat.
Siswa itu mengernyitkan dahinya, terkejut dan bingung, karena dia merasa tidak mengenal Kajesha, dan namanya bukan Jan Ethes!
Salah satu dari dua lelaki itu, yang tubuhnya lebih besar, menatap tajam ke arah Kajesha. "Gue belum selesai sama teman lo," katanya.
Kajesha menatap lekat ke arah nametag di seragam lelaki itu. "Oh, jadi nama kamu Gema," katanya pelan. "Gini ya, kak Gem, kalau kamu berani rundung teman aku lagi, aku gak akan ragu buat pukul kamu."
Gema mendengus marah, matanya menyipit menantang. "Lo—"
Kajesha mendekatkan wajahnya dan menggulung lengan jaketnya hingga ke siku, memperlihatkan tangan kecilnya. "Apa!? Mau coba? Kakek aku pemilik Rajawali," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAHAR
Teen FictionGahar Radjaksa Malik mendapat suara terbanyak atas predikat siswa paling berbahaya di SMA Rajawali karena menyebabkan halusinasi dan kegilaan akut hanya dengan sesederhana menatap sepasang matanya. Menyandang status sebagai El Presidente of Salvador...