05. Senin Paling Plot Twist

152 46 0
                                    

Malam, Dears!
Sesuai request yang pengin double update, Hara update Almira lagi ya, malam ini.

Enjoy this story~
Happy reading!

***

Mbak Kinan mengetuk-ngetukkan telunjuknya di atas meja. Dia belum menjawab apa-apa. Lipatan-lipatan halus di keningnya makin bertumpuk, tanda bahwa dia sedang betul-betul mempertimbangkan izin absennya Dokter Fadil di Lensa Nalar besok.

Lensa Nalar tayang tiga kali dalam seminggu, yakni hari Senin, Selasa, dan Rabu. Hal inilah yang menjadi pertimbangan berat bagi Mbak Kinan untuk meloloskan permintaan Dokter Fadil. Selain waktunya mepet, mencari pembawa acara pengganti itu susahnya minta ampun. Namun, kami juga tidak mungkin meminta Dokter Fadil tetap syuting besok, sedangkan ibunya baru pagi tadi masuk rumah sakit di Bandung.

“Lo udah tanya Atila, siapa kiranya yang bisa gantiin Dokter Fadil, Mi?”

Atila itu salah satu tim talent yang sering menghubungi para artis atau narasumber yang bisa diundang ke i-Net TV. Sebelum ke ruangan Mbak Kinan, aku sempat menemuinya dulu tadi. Alasannya, ya ... untuk mengantisipasi pertanyaan Mbak Kinan ini. Bekerja dengan Mbak Kinan itu harus bisa berpikir cerdas, cepat, dan terorganisasi. Dia paling benci orang yang menunggu diperintah dulu tanpa punya inisiatif.

“Udah, Mbak. Atila kasih gue beberapa nama, sih. Dan yang paling dia rekomendasiin sih, Dokter Akhtar. Gue juga udah ngehubungin beliau lewat e-mail. Tapi memang belum ada jawaban aja sampai sekarang."

“Pradipta Akhtar?”

“Iya. Mbak Kinan kenal?”

“Nggak, sih. Gue cuma lumayan sering ngikutin konten-konten dia di instagram. Tapi setahu gue, dia bukan dokter lepas lho, Mi. Kalau nggak salah, dia salah satu dokter di Rumah Sakit Pondok Indah.” Mbak Kinan menumpukan kedua sikunya di atas meja. “Lo yakin Atila beneran ngerekomendasiin dia?”

Aku mengeluarkan ponsel dan membuka Instagram. Kuketik nama Dokter Akhtar di kolom pencarian. Setelah halaman profilnya muncul, aku menunjukkannya pada Mbak Kinan.

Sebenarnya, tidak banyak foto yang Dokter Akhtar upload. Feed instagramnya kebanyakan berisi video edukasi tentang tips kesehatan. Tidak ada satu pun foto tentang dirinya, melainkan hanya pemandangan dan makanan. Dokter berambut ikal yang dipotong pendek itu hanya menyertakan satu foto diri, yaitu pada foto profilnya.

“Yang ini kan, Mbak?”

Mbak Kinan memanjangkan leher untuk memeriksanya. “Iya, memang benar dia,” tegasnya sebelum kembali duduk ke posisi awal.

“Jadi, gimana, Mbak? Kita tunggu balasan dari dia atau cari alternatif lain?"

"Karena lo udah telanjur ngehubungin dia, sebaiknya memang kita tunggu aja. Terlepas dia bersedia atau nggak, nanti gue coba cari kandidat lain buat jaga-jaga."

Kepalaku mengangguk setuju. Tiba-tiba sebuah ide tercetus di otakku. "Atau gue samperin aja kali ya, Mbak? Siapa tahu dia lagi sibuk kan, belum sempat baca pesan gue?"

Mbak Kinan menatapku lamat dan mengarah tepat ke kedua manik mataku. Ditatap seperti itu, membuatku berkedip cepat beberapa kali. Dalam hati, aku bertanya-tanya, apa kiranya yang salah dari saranku barusan.

"Kerjaan lo sudah beres semua, Mi?"

"Udah dong, Mbak," jawabku cepat.

"Okay. Lo boleh pergi. Gue yakin lo bisa nge-handle masalah ini dan bawa kabar baik."

SESUAI BUDGET | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang