Ch 39 : Ini Di Luar Prediksiku

2.3K 315 83
                                    

Archilleo menunduk hingga ujung hidung mereka hampir beradu, "Tealia bantuanku mahal, kau harus membayar dengan harga setimpal" bisiknya membuat mata cokelat itu bergetar.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Di lorong sunyi dengan lampu yang terang. Tealia terpaku menatap mata hitam Archilleo, Sekali lagi, jantungnya berdetak tak menentu.

Melihat kelakuan tak biasa Tealia, Archilleo pun terpaku menatap wajah wanita itu lebih lama. Dengan jarak yang sangat dekat, bulu mata panjang Tealia tampak bergetar seakan ragu.

Melihat kebimbangan itu, Archilleo menyeringai. Mengulurkan tangannya menangkup pipi Tealia, "Kau berniat ingin berterima kasih atau tidak?" Tanyanya lagi yang makin membuat mata Tealia berkedip-kedip.

"Tidak perlu menjawab" bisik Archilleo tiba-tiba menambah ketegangan di lorong.

Apa maksudnya tidak perlu menjawab? Di saat Tealia dengan mata bingung menatap Archilleo, senyum di bibir pria itu makin naik.

"Kau hanya perlu diam" bisiknya lagi yang kemudian menarik pipi Tealia ke arahnya dan menyatukan bibir mereka.

Dengan kedua tangan di pipi Tealia, Archilleo dengan sesuka hati melumat, mengabaikan mata lebar Tealia yang tersentak kaget. Meraih lengan Archilleo, Tealia mengaduh "Ah!" Saat bibirnya di gigit keras sebelum di hisap kembali dengan kencang.

Dengan itu, Tealia menutup matanya, membiarkan tubuhnya terdorong ke belakang menghantam pintu kamar. Bam... "Mmh" lenguh Tealia sekali lagi dengan lidah Archilleo yang menyentuh gigi dan langit-langit mulutnya. Nafasnya tercekat, di telan oleh pria di depannya.

Smooch

Suara hisapan dan decapan antara dua bibir itu terdengar vulgar. Meremat lengan Archilleo karena kesulitan bernapas, tubuhnya malah makin di himpit Archilleo ke pintu. Dengan tubuh saling merapat, tiap gesekan yang terjadi menyalakan panas.

Merasakan sesuatu yang keras di perutnya, Tealia menggeliat. Dengan itu desisan keluar dari sela ciuman mereka. Melepaskan bibir basah itu sejenak, Archilleo bicara dengan bibir yang masih bersentuhan, "Gesek lebih keras Tealia" bisiknya mesum membuat mata Tealia melebar.

Belum sempat Tealia mengeluarkan sepatah katapun, Archilleo kembali menelan bibirnya, dengan sengaja menggesekkan tubuh bagian bawahnya ke perut Tealia berulang kali. "Enghh...ssh" erangan tertahan dan desisan pendek mengisi lorong panjang itu.

Tangan Archilleo yang menangkup pipi Tealia turun menyelinap membelai pinggang, hingga sampai ke gagang pintu.

Krek...tapi bersamaan dengan suara pintu di buka, suara pekik pelayan yang baru saja ingin lewat di lorong terdengar. "Ahhh!" Teriakan itu langsung memecah suasana romantis yang tercipta.

Dengan itu Tealia sadar, mendorong Archilleo yang tak siap hingga terdorong beberapa langkah ke belakang. Tealia dengan wajah malunya berlari masuk ke kamarnya.

Wedding HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang