[Met Reading]
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
★•w•★Entah kemana takdir membawa mereka, perasaan mereka campur aduk tak tau apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Mereka- Taufan, Blaze, dan Frost berjalan tanpa arah dan agak Linglung seperti orang mabuk, kalo ditanya masih marah ya masih klo sedih yaa begitulah
“Gw nggak nyangka Hali bakal ngelakuin itu” Gumam Blaze sambil terus berjalan entah kemana
“Kayaknya ada yang kurang deh” Celetuk Taufan, yang lain menoleh kearah Taufan menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya. Taufan terlihat memasang pose yang sedang berfikir sebelum akhirnya menjentikkan jarinya
“Ah benar! Dimana Gempa!?” Tanya Taufan kepada Frost karena Frost lah tadi yang ingin mencari Gempa
Frost terlihat ragu ingin menjawab, raut wajahnya seperti tak ingin Taufan mendengar, Frost sempat menolak untuk menjawab namun Taufan terus mendesak Frost dan Blaze juga ikut-ikutan jadi mau tak mau Frost harus mengatakan ini “Gempa… dia sudah berpulang…” Lirih Frost sambil menunduk
Taufan dan Blaze hanya bisa terdiam dan menahan air mata yang ingin terjun dari tempatnya, Gempa juga ikut gugur bahkan tiada duluan sebelum mereka tau dan disaat-saat terakhirnya tak ada seorang pun yang menyaksikannya seolah dia tak ingin mereka sedih atas kepergiannya
Taufan menatap kepada kalung pemberian kakaknya, juga cincin yang dia beli Bersama Hali dan Gempa “Bang Liung… dia pergi, lalu Hali… dia berkhianat dan sekarang Gempa… dia juga ikut pergi Bersama dengan yang lainnya…” Gumam Taufan sambil menggenggam erat barang pemberian orang yang sayangi, mengapa semua ini terjadi kepadanya?
Tak ada yang perlu mereka pikirkan sekarang, mereka bisa dengan agak santai berjalan didunia roh ini tanpa merasa bahaya mengincar mereka, Hali bilang dia tak mengincar mereka jadi mungkin mereka bisa agak memberinya sedikit harapan bahwa dia tak akan mengincar atau bahkan membunuh mereka ditengah jalan
“Lo pada masih bisa percaya ama Hali gak?” Tanya Blaze sambil mengangkat kedua tangannya kebelakang kepalanya, terlihat jelas ketiaknya yang mulus yang sempat membuat teman-temannya heran mengapa ketiaknya sebegitu mulus
“Bisa gak sih klo nanya tuh gak usah sambil pamer ketek?” Ujar Taufan sambil sedikit kesal dengan Blaze
“Elah bilang aja lo iri kan ama kemulusan ketek gw?” Ucap Blaze dengan sombong
“Mulus sih mulus tapi bau” Ejek Frost sambil memperlihatkan ekspresi yang akan membuat siapapun kesal
“Dih! Kata siapa? Ketek gw tuh always Wangi~"
“Udahlah! Malah bahas ketek” Ucap Taufan yang kemudian ditutup dengan mereka tertawa Bersama, melepas Lelah
—★
Pukulan demi pukulan Gentar kerahkan kepada Maripos namun dengan mulus ia bisa menghindarinya, Maripos membalas pukulan Gentar dengan tentangan yang tepat mengenai perutnya dan membuat Gentar terpental “Curang heh! Pake ilmu hitam!!” Marah Gentar
“Biar apa? Biarin” Ucap Maripos sambil menjulurkan lidahnya
“Pak tua mending diem!!!”
Dari arah yang berlawanan Api menyerang Maripos dengan batang kayu cukup besar ditanganyya, sayangnya refleks Maripos sangat cepat jadi ia bisa menghindari berbagai serangan dengan mudah. Kesal karena serangannya dapat dihindari Api dengan membabi buta menyerang ke segala arah seperti orang yang kesetanan, Maripos tak bisa membaca Gerakan lawan yang seperti ini jadi beberapa kali ia terkena serangan Api
KAMU SEDANG MEMBACA
Keraton City [✔️]
Mystère / Thriller[ Boboiboy Fanfiction!! ] Cerita yg berawal saat seorang pemuda bernama Taufan pindah rumah ke wilayah Keraton yg masih Asri nan Segar. bersenang-senang itu pasti disana ia Banyak melakukan hal menyenangkan bersama tapi kebahagiaan ini harus berakhi...