Bab 34 : Useless

72 6 1
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

Kini Cahaya sang rembulan mulai tertutupi oleh awan, angin sepoi-sepoi menerpa tubuh ini, air mata mulai berlinang, Glacier juga ikut gugur malam ini. Frost langsung berlari lalu memeluk tubuh Glacier yang sudah mulai tak utuh itu, tangan kiri dan sekitarnya hancur lebur seperti apel yang baru saja digigit “Nggak! Nggak!! Nggak!!! Lo pasti bercanda kan!? BANGUN BRENGSEK!!! GW GAK SUKA CANDAAN LO ITU!!!” Pekik Frost sambil beberapa kali mengguncang tubuh Glacier yang sudah tak berdaya itu

“GW BENCI LO!!! GW BENCI MEREKA SEMUA!!! BENCI!!!”

Tetap saja tak ada jawaban…

Frost hanya bisa menangis sambil memeluk tubuh adiknya itu, adik sepupu. Ice dan Blaze hanya bisa menahan isak tangis sedangkan Taufan, ia menghampiri Frost lalu ikut berpelukan. Kejam, ini sama saja seperti memanfaatkan kasih sayang adik dan kakak

“bang Glac, yang tenang ya disana? Taufan bakal jagain bang Frost buat abang” Lirih Taufan

“Ouhhh, manis sekali pemandangan ini” Ucapnya sambil perlahan menghampiri mereka, tak lain dan tak bukan dia adalah Solar Bersama yang lainnya yakni Sopan dan Petir

“Kalian… APALAGI YANG KALIAN MAU HAH!!??” Amarah Frost kini tak stabil, tangannya mengepal, ia mengerangkan giginya, amarahnya sudah benar-benar diluar kendali sekarang

“Tak ada hanya ingin menikmati pemandangan ini, iyakan?” Timpal Solar dan kemudian dianggukkan oleh teman-temannya

“BOHONG!!! CEPAT KATAKAN APA YANG KALIAN MAU!!!”

“Wow ok kau menangkapku, yang kami mau napa ya?”

“Brengsek, kalo mau berantem maju sini-“

JLEP!!!

Tanpa aba-aba Petir langsung menyerang menggunakan tentakelnya itu, tidak dia tidak menyerang Frost namun yang dia incar ialah Ice. Tentakelnya berhasil menembus tubuh Ice dan tepat dijantungnya Petir menarik Kembali tentakelnya sekaligus menarik jantung Ice, tentu saja Ice langsung tumbang namun segera ditangkap oleh sahabatnya, Blaze

“Jantung yang dingin, abang punya dendam yang belum dibalaskan bukan?” Tanya Petir sambil tersenyum miring

“Elo… apa yang lo lakuin? PENGKHIANAT!!!” Pekik Blaze sambil menatap tajam kearah Petir dan berdera air mata

“Ouh terimakasih atas pujiannya, aku sangat menghargainya”

“gw gak lagi kasih lo pujian ya anjing, balikin jantung sahabat gw SEKARANG!!!” Blaze mulai memperlihatkan taringnya, tentu saja dia sangat marah

“Kalo aku gak mau gimana?” Petir sepertinya ingin mempermainkan perasaan mereka sekarang

“A-Aze…” Panggil Ice sambil menggenggam erat tangan Blaze, oh Ice memang kuat

Dengan air mata yang terus mengalir Blaze menunggu apa yang ingin sahabatnya sampaikan, dengan energi yang tersisa dan darahnya yang kian mengalir dari tempatnya Ice berpesan “lo yang kuat ya? S-sorry kalo gw gagal buat jadi rumah lo… sorry kalo gw gagal buat jadi sahabat lo… setelah ini lo gak boleh nyerah! Lo harus selamat… biarin gw mati disini sama yang lain” Ice sedikit menjeda bicaranya “lo sahabat terbaik yang pernah gw punya didunia ini… gw sayang sama lo Blaze… makasih… telah menguatkan…” sambungnya

Blaze hanya diam menatap sahabatnya itu sambil terisak-isak, dengan tangan yang gemetaran Ice mengusap air mata Blaze "B-bantuin gw ucapin syahadat ya...?"

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang