Bab 38 : Give up?

70 7 2
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

Dari arah yang berlawanan Gentar melompat untuk melakukan tendangan dan Gotcha! Tendangan Gentar pas mengenai bagian belakang kepala Petir yang membuatnya terhantuk ke tanah, namun tentu saja serangan itu tak akan mempan kepada Petir yang menggunakan ilmu hitam “Hanya segitu? Gak kerasa” Ucap Petir sambil bangkit

“Tak ada yang boleh mengganggu mereka selain aku!” Pekik Gentar sambil memasang kuda-kuda yang kokoh

Petir menyeringai seketika membuat Gentar kesal dan dengan cepat melancarkan serangan, pukulan dan tendangan namun kali ini dapat Petir hindari dan tangkis dengan mudah

“Boleh juga, tapi masih sangat jauh dari kemampuanku”

Petir melompat setinggi mungkin membuat kabut di sekeliling wilayah yang Gentar tempati, manik Tiger itu dibuat kebingungan dengan kabut yang tiba-tiba mengelilingi dirinya. Refleks Gentar memasang pose bertahan dan benar saja Petir melesat Kembali kearah Gentar dengan tendangannya, tendangannya begitu kuat berhasil membuat Gentar terpukul mundur

Mirisnya Petir melakukan tendangan ganda sehingga membuat Gentar terlempar jauh, lagi-lagi darah keluar dari hidung Aksa akibat tendangan dari Petir. Jantung Gentar berdegup kencang, ia tak bisa bangkit lagi karena levelnya dengan Petir berbeda

“Segitu saja? Lemah!”

Petir berbalik hendak menyelesaikan urusannya dengan Supra dan Sori namun yang Petir temukan adalah Angin, Air, dan Cahaya yang Tengah berusaha menghentikan pendarahan pada kaki Supra dan tangan Sori. Lucu, itulah yang dipikirkan Petir

SRETTT!!!

“ARGH!!!” Tentakel Petir langsung menebas mata Supra yang seketika membuatnya buta, Petir tertawa puas melihat Supra yang menangis darah itu. Petir hendak kembali ke markas namun ia berfikir sejenak, Petir menangkap teman-temannya lalu membawa mereka bersamanya ke markas “Kemana kau akan membawa kami!?” Tanya Angin dengan kasar

“Pulang, untuk ku jadikan persembahan” Timpal Petir sambil menghilang secepat kilat meninggalkan lainnya yang sudah tak berdaya itu

“Supra…” Panggil Sori sambil menghampiri Supra yang sudah tak bisa melihat itu

“Sori? ..Dimana?” Tanya Supra sambil menahan rasa sakit

Sori duduk disamping Supra yang tak bisa berjalan dan hanya bisa duduk itu, ingin sekali Sori memeluk Supra namun ia sudah tak punya tangan yang alhasil Sori hanya bisa menangis disamping Supra “Sayang sekali, padahal aku masih ingin melihatmu” Celetuk Supra sambil meraba-raba kepala Sori dan mengacak-acak rambutnya

Sori merasakan tangan Supra yang dingin lantaran sudah kehilangan terlalu banyak darah, sepertinya sebentar lagi Supra akan menghadap kepada yang maha kuasa begitu juga dengan Sori, pendarahan pada tangan Sori masih tak kunjung berhenti. Supra refleks memeluk Sori membiarkannya tenggelam dalam dekapannya, Supra tersenyum

“Setidaknya kita mati Bersama” Tuturnya

Hal itu langsung membuat Sori mulai berlinang air mata, lama kelamaan yang awalnya ia hanya menangis sesegukan kini menangis sejadi-jadinya, Tangisan yang membuat pilu hati Supra, Supra hanya bisa menepuk-nepuk punggung Sori sambil tersenyum

“Supra!!! GW SAYANG SAMA LO!!! Please don't go... i hate being alone!! Sorry kalo gw selalu jadi beban buat lo, but please stay with me! Gw janji gak akan jadi beban!!” Pekik Sori sambil semakin berdera air mata

"Gw gak mau... Lo pulang tanpa gw"

Supra mengangkat kepalanya keatas, ingin melihat indahnya malam itu untuk terakhir kalinya namun ia tak bisa. Pelukan Supra melemas membiarkan tubuhnya bersandar pada Sori yang masih saja menangis seperti anak kecil

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang