Bab 42: Penerimaan

58 9 2
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

15 Juni 2025, sudah hampir dua tahun setelah insiden Malam Keraton. Untuk mengenang para korban peristiwa malam itu maka dibuatkan lah makam khusus korban insiden Malam Keraton, Taufan dan lainnya kini sudah kembali hidup normal bahkan mereka tinggal serumah disebabkan sudah tak punya sanak saudara. Petir, Blaze, Frostfire, dan Gentar dipersilahkan Henry untuk tinggal bersamanya dan biaya hidup mereka ia tanggung

Kasus hilangnya 3 anak di insiden Malam Keraton juga ditutup serapat rapatnya atas permintaan dari Taufan karena ia tahu kalau mereka tak akan bisa ditemukan, meski begitu Taufan tak tahu kalau mereka kini masih hidup atau tidak

Jika mereka rindu dengan teman-teman dan para sahabat biasanya mereka pergi ke Pantai saat senja tiba, karena kalau mengunjungi makam mereka… tak akan kuat

“FROSTFIRE NARENDRA!!!” Teriak Rimba sambil mengejar-ngejar Frost

Namun Frost bukan tandingan Rimba karena dia sangat lincah seperti kucing liar, sambil mengejek Rimba Frost sempat bersembunyi dibelakang Gentar sambil mempermainkan Rimba, membuatnya semakin marah

“Apa sih anjir?” Tanya Gentar kebingungan

“Masih pagi woy, airnya dingin” Gerutu Frost sambil terus bersembunyi dibelakang Gentar seolah dia lebih pendek dari Gentar, percuma juga sebenarnya karena Frost lebih tinggi dari Gentar walau sedikit

“Lo mau wisuda bau ketek kek gitu?”

“Ketek gw mulus nan wangi ye!”

“Yelah tu, ajaran gw” Tiba-tiba Blaze berdiri diantara mereka yang kayaknya gak terima kalau ada yang keteknya lebih mulus darinya

Frost, Gentar dan Rimba hanya bisa tertawa sambil bergantian mengacak-acak rambut Blaze, sialan memang padahal Blaze sudah berjam-jam mengatur rambutnya agar keren. Tak lama Henry turun karena mendengar teriakan Rimba yang berusaha membuat Frost mau mandi, awas ntar gak mandi jamuran

“Udah udah, Naren sana mandi. Hari ini Graduation kamu lho” Ucap Henry sembari duduk di sofa dan menyalakan TV

Frost hanya mengangguk sambil berlari mengambil handuk dan mandi, Rimba yang melihat itu hanya ternganga melihat tingkah laku Frost. Saat Rimba suruh harus main kucing-kucingan dulu saat Henry yang suruh langsung berangkat, sabar ya Rimba ya

Pintu depan terbuka memperlihatkan sosok pemuda masuk sambil membawa bucket bunga matahari ditangannya, itu Petir. Ia seperti orang yang tak punya perasaan sekarang

“Petir!” Sambut Rimba sambil menghampirinya dan mengelus pucuk rambut Petir, yeah masa lalu biarlah berlalu bukan begitu?

“Belum mandi? Sana mandi nanti kita nonton Graduation nya Frost sama Gentar, kita lempari mereka pake telur dan tepung, WAKAKAKAK” Ucap Rimba yang kemudian tantrum sendiri, dikira ultah kali pake dilempari terus sama tepung segala

'Dah wangi kek gini dibilang belum mandi' Batin Petir

“Yoo welcome back buta” Blaze ikut menyambut sebagai anak yang baik dan hanya mendapatkan deheman dari Petir

“Upan mana?” Tanya Blaze

“Pergi bentar mau beli mawar buat nanti sore, kalian nggak beliin mereka bunga?” Petir bertanya balik, Blaze dan Gentar sambil bertukar tatap lalu kembali menatap Petir

“Kita pergi hari ini?” Tanya Blaze lagi yang kemudian mendapatkan anggukan dari Petir

Belum sempat Blaze berbicara, Henry menyela mereka “Iya kita pergi hari ini, kalian nggak kangen kah sama mereka? Udah hampir dua tahun lho”

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang