Bab 16 : Kehancuran Kota

90 9 1
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

Sesudah Hali membacakan isi kertas itu tentu semuanya yang ada disana kaget bukan main,ini sepertinya surat peringatan untuk mereka tapi kenapa harus kepada mereka? Kenapa tak yang lain?

"Kehidupan kota ini tinggal besok? Maksudnya besok adalah hari kehancuran kota ini!?" Tanya Frostfire dengan sedikit menaikkan volume suaranya, perkataan Frostfire ada benarnya setelah beberapa kejadian aneh yang terjadi di kota ini baik yang mereka alami sendiri maupun di masyarakat

"Di kertas sebelumnya mereka bilang kalau kota ini akan hancur beserta isi-isinya, tapi kenapa mereka memberitahu kita? Teori gw mereka punya rencana lain untuk kita" Hali mulai berteori, oke cukup masuk akal namun itu baru satu teori dari banyaknya yang dipikirkannya

"Aku tahu! Mereka ingin mempermainkan nyawa kita!" Seru Solar, semua menoleh kearah Solar dengan tatapan bertanya-tanya dengan apa yang Solar maksud

"Maksudmu apa Solar?" Tanya Sopan

"Hehe jadi gini bang Sopan, kalau mereka ingin menghancurkan kota beserta isi-isinya tapi mereka memberitahu kita sudah tentu niatnya ingin mempermainkan nyawa kita! Mereka mungkin sudah menyediakan berbagai jebakan untuk kita" Solar sedikit menjeda bicaranya "mereka ingin kita tersiksa dengan permainan mereka, resikonya adalah nyawa kita kemungkinan besar tak akan selamat!" Sambungnya

Semua terdiam dengan teori Solar, ada benarnya mungkin mereka ingin mempermainkan mereka dengan permainan yang sudah disusun dengan sangat rapi. Belum sempat mereka memberikan pendapat sudah ada warga yang membantu mereka untuk segera pulang saja dengan cara diantar oleh warga disana, tak bisa menolak juga karena beberapa luka yang membuat mereka tak bisa berjalan lama dan menerima tawaran warga itu

Malam ini sungguh aneh buat Taufan, apa tadi itu hanya mimpi? Tapi itu benar-benar terasa seperti nyata, tapi ia juga harus bersyukur karena Bundanya masih ada disisinya

Sebuah ruangan dengan 2 orang pemuda sedang sibuk dengan urusan diri sendiri tapi sepertinya mereka menunggu seseorang,tak lama ada yang membuka pintu ruangan kemudian segera duduk di sofa yang ada disana tak jauh dari kedua orang pemuda itu

"Kok lama? Ada masalah lagi?"

"Dah tau kenapa nanya?"

"Lah? Nanya balik"

Sedikit perdebatan antara salah seorang pemuda itu dengan temannya yang baru saja datang

"jadi bagaimana misi kita kedepannya" tanya seorang pemuda bermanik biru laut yang sedari tadi menemani temannya yang berkacamata itu, sang empu hanya tertawa sebentar lalu segera ia memasang wajah serius kepada temannya yang baru datang itu

"Kenapa Lo minum?" Tanyanya sambil menatapnya dengan tatapan tajam

"Emang Lo pada nggak minum!? Buset dah nggak setia kawan banget" Sahutnya sambil memalingkan pandangan

Si kacamata itu geram dan mengepalkan tangannya lalu mendekat kepada temannya yang memakai jubah khas merah khasnya itu dan dengan cepat memberikan tamparan keras, kurasa itu akan membekas di pipinya

"Bodoh! Sekarang keadaan kita mulai terancam! Kenapa lo nggak membuang nya saja tadi!? Kurasa kita harus menumbalkan mereka juga!" Kesalnya tapi masih menatap tajam kepada temannya itu. Sang lawan bicara hanya terkekeh lalu menarik kerah baju si kacamata lalu berteriak

"Maksud lo apaan!? Gw yang punya rencana kenapa malah Lo yang bersikap seolah Lo bos nya disini!? Gw udah nurutin kalian buat ikut denganku dengan syarat tak menumbalkan teman kita sendiri tapi sekarang kenapa Lo malah egois!?" Pupilnya mengecil saking emosinya ia sampai hampir tak sengaja membanting temannya itu namun segera dicegah oleh temannya yang satunya

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang