Bab 19 : RUN! RUN! AND RUN!

92 11 0
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

Setelah mendapatkan pukulan itu Blaze tentunya kesal dengan Solar apalagi Blaze sampai terjungkal ke belakang, memicu adu mulut dari Blaze tapi Solar tak terlalu menanggapi Blaze malah ia terlihat santai saja tanpa ada rasa bersalah sedikitpun

"Woy udahlah, pagi siang sore malam subuh pagi lagi pasti ada aja yang berantem nggak kasian Lo pada sama kuping gw nih panas dengerin orang berantem tiap hari" Celetuk Gentar yang kebetulan ada didekat mereka

Solar dan Blaze langsung diam namun masih memberikan tatapan kesal satu sama lain

"Ok sepakat ya, sekarang jam berapa?" Ujar Frostfire sambil mengambil hpnya yg ada dikantong lalu menyalakannya

"Udah jam 19:18PM ini yang katanya mau bujuk orang rumah belum Dateng? Emang mereka semua berhasil bawa orang rumah ya?" Tanya Frostfire kepada teman-temannya barangkali ada yang tahu

Semua menggelengkan kepala kecuali Hali yang mengangkat tangannya lalu berkata "setahu gw cuma 3 yang berhasil si Ufan , Gempa, sama Petir"

Kemudian dijawab dengan oh doang oleh Frostfire, tak lama setelah itu teman-temannya yang lain pun datang dengan 3 orang yang berhasil membujuk orang rumah diantaranya Taufan dan Gempa yang membawa Bundanya, dan Petir yang membawa Abangnya

"Widih ada yang berhasil nih, traktir lah" Gurau Blaze sambil menyenggol Taufan yang baru datang itu

"Dih! Nggak Sudi mending gw makan sendiri" Balas Taufan yang membalas menyenggol Blaze

Yah mereka semua sedikit basa-basi sebentar dengan yang baru datang sebelum akhirnya memutuskan untuk mulai jalan di jalur yang sudah mereka setujui, Beliung yang memimpin karena hanya dia yang tau jalannya dengan Frostfire yang ada disampingnya

Ok, 22 orang teman itu sudah sangat banyak apalagi ditambah dengan 3 orang dewasa yang tak disangka mau ikut dengan mereka. Percayalah lebih baik hanya mereka saja yang kabur di bandingkan harus membawa orang rumah sekaligus karena sepanjang perjalanan mereka meminta circle untuk kembali ke desa berfikir kalau mereka hanya bermain saja

Bermain? Orang mana yang mau bermain di jam segini dengan peralatan seadanya? Ibunya Gempa meminjam map yang dipegang oleh Beliung dan Frostfire masih berfikir bahwa ini adalah peta permainan mereka, tentu tidak itu adalah map asli milik kota mereka

"Apa!? Ini map asli!! Kalian benar-benar ingin kabur dari kota ini!?" Tanya ibunya Gempa terkejut bukan main

"Iya, Tante kira kami semua hanya bermain? Kalo kami memang ingin bermain lebih baik kami bermain hp dirumah saja daripada harus bermain petualangan konyol masa kecil kami" Timpal Frostfire

"Hey! Apakah kalian ini bodoh!? Untuk apa kalian membawa kami pergi juga!? Jika kalian ingin kabur ya kabur aja nggak usah ajak-ajak kami!" Pekik Abangnya Petir lalu segera pergi sepertinya hendak pulang

Bundanya Taufan dan Gempa pun ikut dibelakang, yeah ingin menghentikan mereka pun akan sia-sia jadi dicegah oleh Frostfire dan menyuruh mereka untuk tak usah menghiraukan mereka

"Biarkan saja, jika mereka tak ingin selamat" Gumam Frostfire sambil menatap tajam mereka yang sedang berjalan menuju jalan setapak tak jauh dari sana, seperti tatapan orang yang memiliki dendam. saat mereka semua hendak melanjutkan perjalanan tiba-tiba—

BOMM!! BOMM!! BOMM!!

Tiga ledakan berasal dari tempat Bundanya Taufan juga Gempa dan Abangnya Petir membuat mereka semua terpental agak jauh karena ledakan itu, sepertinya mereka bertiga menginjak sebuah ranjau. Ledakan itu juga cukup membuat mereka terluka namun hanya luka kecil, perlahan asap akibat ranjau itu memudar dan terlihat...

Taufan, Gempa,dan Petir tak percaya apa yang mereka lihat sekarang...

Bundanya...Ibunya...dan Abangnya Mati mengenaskan didepan hadapan mereka, tubuh mereka sudah hancur terkena ledakan daging mereka bahkan ada yang menyangkut di pohon dekat sana bahkan organ dalamnya juga, hanya tersisa kepalanya saja yang utuh walau setengah tengkoraknya sudah hancur

Air mata yang tak kuasa mereka tahan kini perlahan jatuh membasahi pipi mereka, jatuh dan duduk lemas di tanah masih tak percaya dengan kenyataan yang harus mereka terima sekarang apalagi itu terjadi tepat didepan mata langsung

Taufan mendekati kepala Bundanya yang tersisa disitu lalu memangkunya di dekapannya sambil mengelus lembut surai biru muda itu, tak lama tangisan Taufan menjadi jadi sambil memeluk kepala Bundanya tersebut begitu juga yang lainnya. Mereka masih belum sampai seperempat perjalanan namun kejadian mengerikan ini sudah terjadi

"Bunda maafin Ufan, hiks Ufan belum bisa banggain Bunda hiks maaf! Maaf!! MAAF!!!" Pekik Taufan masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini, tangisan ada dimana-mana menangisi orang yang telah Sudi menjaga mereka selama ini

Ikhlasin aja ayolah kehilangan seseorang yang kita sayangin memang se-menyakitkan itu, maksudnya orang mana yang ingin kehilangan coba? Author aja masih dibikin galau sampe sekarang kok:v

Ah sial gerimis, memaksa mereka membujuk teman-temannya untuk mencari tempat berteduh terdekat "Taufan, gerimis kita cari tempat berteduh dulu" Ajak Hali sambil mendekati Taufan

"Hiks t-tapi Bunda gimana?" Tanya Taufan sambil masih memeluk erat kepala Bundanya itu

Mereka yang mendengar hal itu diam sejenak lalu Hali, Frostfire,dan Beliung yang kebetulan memakai jaket dobel menawarkan jaket mereka untuk membawa kepala orang kesayangan mereka itu dan tentu diterima lalu segera mereka berlari ke gedung sekolah SMP Petir dan teman-temannya yang tak jauh dari sana untuk berteduh sebelum sebelum hujan semakin deras

Mereka semua masuk kesana dan berdiam diri disalah satu ruangan kelas disitu, anehnya pintu gerbang dan kelas tak dikunci jadi mereka bisa masuk kesana. Hening dan sunyi, itulah yang mereka rasakan disana tak ada topik sama sekali hanya berharap mereka bisa selamat dari kota ini

Tak ada sinyal hanya tertinggal data yang tinggal sedikit, Taufan Gempa dan Petir yang duduk dimasing-masing pojokan kelas sambil mendekap erat kepala orang kesayangan mereka sedangkan yang lain? Yeah sibuk dengan urusan masing-masing

Frostfire dan Beliung yang sedang menyusun jalur lain yang lebih aman, Duri dan Solar yang sedang memandang keluar jendela entah apa yang mereka pandang, Ice yang sedang tidur dan sisanya hanya melamun

Lamunan Hali tiba-tiba teralihkan oleh Taufan yang sedang duduk melamun sambil mendekap kepala yang tak utuh itu menggunakan jaket miliknya, pandangannya kosong dengan mata yang sedikit bengkak karena menangis. Entah kenapa membuat Hali ingin duduk disamping Taufan, segera Hali berdiri lalu duduk disampingnya

"Fan, gw tau ini sulit dan gw juga ikut berduka tapi perlahan Lo harus belajar buat iklhas" Ujar Hali sambil memandang langit-langit atap kelas yang sudah terlihat agak rusak

"Alin, kenapa ya harus kayak gini?"

"Maksudnya?"

"Iya kenapa harus kayak gini? Gw udah menerima kenyataan pahit sejak kecil dan sekarang gw cuma pengen bahagia bentar aja tapi itu malah membuat takdirku lebih buruk"

Setetes air mata berhasil lolos dan membasahi pipi Taufan dengan pandangan yang masih sama, kosong. Hali menyadari sisi lain milik Taufan jikalau dia kehilangan orang yang ia sayangi, Hali lalu merangkul Taufan yang terlihat purus asa itu

"Gw ada disini, Lo nggak sendiri Fan"

Bersambung

Bjirr yang mati bukan ayang kita malah tokoh figuran🗿🗿

Tapi bukan berarti ayang kalian akan selamat dari tanganku😈

AHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHHA

Apaan sih gaje bet gw🗿🗿🗿

Dahlah bye bye jomblo🙂👊

Makan tuh 1133 kata!!!

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang