Bab 40 : Perang Telah Usai

58 8 1
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

Oke sepertinya yang benar-benar gila sekarang adalah Petir, entah darimana sebuah gergaji mesin persis seperti alat yang Petir gunakan untuk membunuh Supra dan Sori muncul begitu saja ditangannya lalu perlahan berjalan mendekati mereka sambil menyeret gergajinya dan dengan sumringah yang mengerikan sambil memiringkan kepalanya 90 derajat. Sungguh mengerikan

“Yo, kalian inget aku nggak???” tanya Petir dengan suaranya yang serak

“Petir? Kenapa kau tega membunuh teman-temanmu sendiri?! Ini kita temanmu! Rumahmu! Kau boleh bercerita kepada kami!!” Pekik Taufan berusaha menyadarkan Petir

“Hmm? Mengapa aku tidak tega? Kalau membunuh kakakku sendiri saja aku tega, BERARTI KALIAN APALAGI!!” Dengan cepat Petir berlari kearah mereka dan meloncat untuk membelah tubuh mereka

“Buka barisan!” Pekik Frost yang membuat Petir hanya memotong tentakel yang mengikat mereka, semuanya kemudian berkumpul dibelakang Petir sambil memasang kuda-kuda yang gagah karena mereka tau kalau Petir akan menyerang lagi

“Petir ada apa denganmu? Kenapa kau jadi begini?” Tanya Frost sambil tetap waspada

“Semua orang jahat” Petir menjeda kalimatnya sambil membalikkan badannya yang berhadapan langsung dengan mereka “Yang baik Cuma diri sendiri” sambungnya

Dengan langkahnya yang agak lunglai Petir melempar gergaji mesinnya sekuat tenaga yang masih menyala itu yang mengarah ke Taufan namun dengan cepat Blaze berhasil mendorong Taufan dan membuatnya dalam posisi tiarap yang alhasil membuat gergaji itu menancap di pohon yang nyaris saja mengenai tubuh Taufan

Mata Taufan terbelalak melihat gergaji yang hampir saja mengenai tubuhnya, mata mereka semua lalu tertuju dengan Petir yang Tengah menatap mereka dengan tatapan kosong. Sumringah yang ada di wajahnya tadi nyaris tak terlihat lagi

“Manusia sialan”

Petir maju melangkah

“Bajingan”

Petir terus melangkah dengan jalannya yang agak gontai seperti pria mabuk, setengah wajahnya yang tertutupi cairan kental berwarna hitam yang sekaligus membuat mata sebelah kananya menjadi merah menyala, perlahan seringai lebar terukir diwajahnya menambah kesan mengerikan pada dirinya

“Matilah kau mati”

Pantas saja tak ada yang berani membuat Petir benar-benar marah besar, karena itu akan membuatnya seperti anjing gila

“Dan pergilah ke NERAKA!!”

Dengan langkahnya yang tiba-tiba menjadi cepat Petir melayangkan sebuah pukulan kepada Rimba yang tepat didepannya, sepertinya pukulan tadi berhasil membuat hidung Rimba patah. Petir yang melihat hal itu langsung tertawa seperti orang kesetanan sambil terus-terusan memukul Rimba lebih keras

“Petir sadarlah! Kasian kakakmu jika melihatmu seperti ini!” Frost mencoba menghentikan apa Petir lakukan kepada Rimba sekaligus tetap waspada jikalau Petir berbalik menyerangnya

Seringai yang ada di wajah Petir nyaris menghilang saat Frost mengukit-ungkit kakaknya tepat didepannya, Petir menatap dalam Frost “Kakak udah nggak ada dan jangan berharap lo bisa ngekang sifat berontak gw” Petir Kembali menjentikkan jarinya yang tentu saja hal itu membuat seluruh monster tunduk kepada Petir

“Lo kira gw bakal takut buat membunuh? Hal itu udah hilang sekarang semenjak kalian membunuh adikku!”

Saat Petir hendak menjentikkan jarinya lagi Blaze dan Gentar melompat kearah Petir lalu menggigit tangan Petir sampai membuatnya meringis kesakitan, pasalnya gigi mereka berdua sama seperti gigi hiu. Monster-monster yang sedang berkumpul dibelakang Petir kemudian bubar Kembali ke tempat masing-masing karena tak mendapatkan instruksi lagi dari Petir

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang