Bab 14 : Petir?

97 10 1
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

Mendengar jawaban Hali, Taufan tetap menelfon Bundanya Hali saat itu juga walau sempat mendapat teguran dari Hali namun Taufan tetap bersikeras untuk menelfon Bundanya dan akhirnya Hali mengalah lalu membiarkan Taufan menelponnya

"Halo Tante, ini Hali sakit bisa dijemput nggak? Mau hujan kasian nanti malah tambah parah"

"Memang aku peduli? Sudahlah Taufan biarin di mati sana, udah beban anak haram pula! Kalau kamu mau ngurusin dia nggak apa, udah ya aku masih ada urusan"

Hali yang malang tak terbayangkan betapa sakitnya perkataan dari bundanya itu, bagai sebilah pisau tajam yang menancap pas di hatinya. Taufan yang merasa bersalah karena sudah memaksa itupun langsung berkali-kali meminta maaf kepada Hali, ya mungkin alasan kenapa Hali menolak adalah karena dia tak ingin mendengar perkataan menyakitkan dari bundanya sendiri

"Alin maaf! Harusnya tadi gw nggak maksa Lo! Sorry sorry sorry banget!"

"Ya nggak apa,Lo kan juga nggak tau..."

Tak berselang lama setelah itu hujan turun dengan derasnya memaksa mereka semua untuk tetap berada disana sampai hujan reda dikarenakan teman-temannya tadi juga belum pulih sepenuhnya dan berbahaya jika mereka ditinggal dengan senang hati mereka menemani disana. 1 jam,2 jam,3 jam mereka menunggu tapi hujan tak kunjung reda

"Sumpah dah kapan berhentinya sih!? Dingin coy mana nggak ada sinyal" gerutu Blaze sambil bersandar dibahu Ice yang sedang tidur "ada yang punya paketan nggak? Tetring lah biar kita bisa pulang" Ucap Solar yang tak tahan lagi berada disana

Masing-masing membuka hpnya dan mengecek paketan mereka, Yap habis semua wifi sekolah pun tiba-tiba saja dimatikan "kalo nggak ada yang punya nih gimana?? Nggak tahan gw lama-lama disekolah!"

"Eh aku punya sedikit!"

"Iyakah bang!? Yaudah tetring tetring!"

Frostfire menyalakan hotspot nya sehingga Solar bisa menelepon orang rumah untuk menjemputnya tidak menjemput mereka, teman apa yang tega meninggalkan teman-temannya disini dengan keadaan yang tak memungkinkan? Beberapa saat setelah Solar menelpon ada mobil Van kesana, tak salah lagi itu jemputan Solar untuk mereka

Solar segera mengajak teman-temannya untuk turun dan pulang bersama dia, beberapa dari mereka dipopong yang kelihatannya tak kuat untuk berjalan apalagi Hali yang memang keadaannya sudah lemah dari awal. Diperjalanan mereka tak banyak bicara karena kelelahan dan pada akhirnya tidur

Para anak SMP itu sedang berkumpul di suatu ruang kelas menunggu hujan reda,sudah lama mereka menunggu sampai beberapa dari mereka tertidur

"huhh kapan hujannya reda sih?? Mana paketan kita pada habis semua,nasib nasib" gerutu Angin yang sedang duduk didekat jendela sesekali mengulurkan tangannya untuk menyentuh air hujan

"Btw gimana Tanah? Lo udah dapet informasi tentang file yang kita temuin waktu itu?"

"Belum ada Petir, minim banget informasinya"

"Umm kita belum tonton sampai akhir gimana kalo kita tonton lagi sampai akhir? Plis gw penasaran banget! Ya Petir,Tanah?"

"Entar nggak bisa turu mampus"

Jam menunjukkan pukul 15:24 sore,hujan sudah mulai mereda mereka semua turun kebawah untuk pulang ke rumah masing-masing. Hari itu seperti biasa sepi sejak kasus ini terjadi, dijalan mereka tak banyak bicara mungkin bertanya pr atau apa hanya untuk basa-basi sampai akhirnya mereka tiba di jalan dimana Taufan, Hali, Gempa,dan Beliung kemarin hampir diburu oleh pembunuh bayaran

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang