Bab 20 : Rasa Kebersamaan

94 7 1
                                    

[Met Reading]






















★•w•★

Mendapat rangkulan itu membuat tubuh Taufan menjadi hangat seperti kehangatan yang Bundanya berikan semasa beliau masih hidup, Taufan bersandar dibahu Hali yang kemudian mengelus lembut rambut hitam Taufan

"Alin, kok bisa ya orang sebaik Lo disia-siakan gitu aja?" Celetuk Taufan yang tentu membuat Hali agak kaget, disia-siakan? Oleh siapa?

Taufan menghela nafasnya lalu melanjutkan kalimatnya yang tadi "iya disia-siakan, Lo disia-siakan gitu aja sama bunda Lo padahal itu bukan sepenuhnya salah Lo" Sambungnya

Ah iya benar, Hali tak dianggap di keluarganya bahkan seperti anak buangan disana nggak jarang juga kalau bundanya pulang dari bar dalam keadaan mabuk ia disiksa habis-habisan dan itu sudah Hali alami dari kecil

Pernah dulu saat mereka masih kecil Taufan kerumah Hali pada malam hari untuk mengantarkan makanan untuk sahabatnya itu dan malah melihat Hali yang sudah terpojok oleh bundanya yang sedia membawa belati ditangannya

Mungkin karena keadaan mabuk jadi saat Taufan mencoba mendorongnya sekuat tenaga ia langsung tumbang, Taufan dan Hali melarikan dan melaporkan hal ini kepada polisi namun entah mengapa mereka tak menanggapi perkataan Hali dan Taufan malahan menyuruh mereka untuk segera pulang. Hali tak langsung pulang kerumahnya namun menginap dirumah Taufan

Yahh masih banyak kepahitan hidup yang dialami Hali sehingga membuatnya seakan disia-siakan kalau hidup

"Gw nggak sepenuhnya disia-siain kan? Buktinya gw selalu berguna buat Lo sebagai Sahabat" Gurau Hali mencoba menghibur Taufan

"Nggak Lo doang, kita kan saling membantu sebagai Bestie Poreper!" Seru Taufan yang membuat seisi ruangan itu menoleh kearah Taufan yang kemudian Taufan hanya cengengesan

Tak lama mereka semua tertawa bersama karena Taufan tadi "woylah bestie nggak tuh gw kira Lo doang yang ngira Hali bestie lo eh ternyata Hali juga nganggep toh" Ujar Blaze sambil masih tertawa kecil

"Kek nggak tau aja, Hali kan Tsundere iya nggak iya nih??" Tanya Solar

"Setuju banget!" Seru semuanya kecuali Hali tentunya, ia menutupi wajahnya dengan topi yang senantiasa Hali pakai agar tak terlihat wajah malunya

Blaze menyadari hal itu dan langsung menarik topi Hali yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya dan terlihat wajahnya Hali sedang memerah karena malu

"Weh liat tuh! Salting coy! Kalo salting tunjukin aja nggak usah ditutup tutupin!" Seru Blaze yang hanya bisa membuat Hali pasrah dan tentu juga membuat yang lainnya tertawa

"Weh udah woy kasian tuh si Hali, udah Hali nggak usah dipikirin biar jadi kenangan aja jangan dimasukin hati" Ucap Frostfire sambil menepuk pundak Hali

Saat mereka sedang senang-senangnya hal yang tak terduga terjadi lagi—

BOMM!!!

Sebuah ledakan berasal dari desa mereka, ledakan itu cukup besar sehingga sedikit membuat gedung sekolah itu bergetar. Sepertinya mereka sudah memulai penghancuran kota ini namun dengan cara yang perlahan-lahan

"Ledakan pertama, kita harus cepat pergi dari kota ini!" Ujar Beliung sambil memasukkan semua barangnya kedalam tas

"Hey! Maksud Lo apa!? Ledakan pertama!? Emang berapa bom yang mereka tanam di kota ini!?" Tanya Frostfire mendekatkan diri kepada Beliung

"Mereka menanam bom disetiap jalur keluar kota ini dan itu adalah salah satu bom yang mereka tanam, kita harus hati-hati karena banyak ranjau di kawasan ini" Jelas Beliung lalu segera meminta teman-temannya yang lain untuk mengemasi barang-barang mereka dan cepat pergi dari sini

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang