Bab 27 : Usaha Kabur

97 10 6
                                    

[Met Reading]






















★•w•★


"haruskah kita menyusul mereka?" Tanya Sori khawatir dengan Frostfire dan Glacier yang tak kunjung kembali dari gedung sekolah, mereka tak bisa berlama-lama bersembunyi disini karena cepat atau lambat pasti mereka akan ketahuan ditambah dengan kondisi Gentar, Api, Angin, dan Beliung sekarang akan sulit jika mereka memaksa berpencar meninggalkan Glacier dan Frost. Yeah mereka tau ini akan beresiko tapi tak ada jalan lain

"Bang, kalo kita nggak cepat pergi mereka pasti akan tahu kita ada disini" Ucap Solar kepada Supra yang sedari tadi berfikir sesekali menoleh kearah sekolah

"Haishh susah! Gentar, Api sama Angin gimana coba?" Tanya Supra mulai frustasi

"Gentar bisa saya urusi, saya lebih dekat dengannya saat kecil jadi mungkin akan lebih mudah" Jawab Sopan yang sudah duduk disamping Gentar yang melamun

"Tapi bang Bel-"

"Nggak usah peduliin gw!"

Belum sempat Supra menyelesaikan kalimatnya Beliung sudah terlebih dahulu memotongnya, datar namun tegas. Jawaban dari Beliung juga berhasil membuat terkejut teman-temannya yang ada disana apalagi Taufan dan Rimba, adiknya

"Lo pada nggak usah peduliin gw, nggak liat kaki gw hampir putus? Kalo gw tetep ikut sama kalian percuma, gw malah jadi beban buat kalian" Ujar Beliung sambil mengangkat kakinya yang terluka itu, sakit sih tapi stay cool "kalaupun memang benar mereka membutuhkan tumbal biar gw aja, gw tau satu orang aja nggak cukup tapi setidaknya gw bisa ngulur waktu" sambungnya

Hening, semuanya terdiam seribu bahasa setelah mendengarkan penjelasan dari Beliung, ternyata... Beliung tak sejahat yang mereka kira...

"NGGAK BISA! Lo harus ikut! Gw bisa gendong Lo, gw kuat sumpah! Masih ada cara lain!" Bantah Rimba tak terima dengan usulan Beliung tadi

"Bang, jangan gini plis..." Pinta Taufan

Tak ada jawaban dari sang empu ia hanya memberikan kedua adiknya itu sebuah tatapan, tatapan sendu namun segera berubah menjadi datar. Taufan dan Rimba tau arti dari itu, keputusan Beliung sudah bulat dan mungkin tak akan berubah yang pada akhirnya Rimba dan Taufan hanya bisa menahan air mata sambil memeluk sang kakak

Lainnya yang melihat pemandangan itu ikut luluh, ternyata Beliung bukanlah sosok jahat yang selama ini mereka kira. Berbagai bujukan sudah Rimba dan Taufan gunakan tapi tetap saja jawaban Beliung tetap sama

"A-arkk"

"Nah bangun juga lo"

"A-apa yang terjadi? Dimana kita?" Tanya Hali yang baru saja terbangun dari pingsannya, Solar hanya menepuk pelan pundak Hali tanpa menoleh kearah Hali sedikitpun

"Mending Lo siap-siap deh, sama yang sabar ya gw tau Lo kuat li" Ucap Solar, Hali yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya pun hanya bisa melamun memikirkan apa yang Solar katakan barusan

Merah melihat sekeliling dan terkejut setelah melihat Gentar, bukan Gentar yang membuatnya terkejut melainkan apa yang sedang Gentar gendong sekarang, Yap jasad Daun. Belum sempat Hali bertanya Solar sudah terlebih dahulu meletakkan jari telunjuk nya kedepan bibir Hali

"Jangan ditanya lagi, ini udah konsekuensinya dan Lo harus terima" Ucap Solar datar

Merah sama sekali tak berkutik, ia hanya bisa diam dan meratapi Daun yang telah gugur duluan—

BOMM!!!

"Bom yang ke berapa sekarang!?" Tanya Supra yang kaget dengan suara ledakan tadi, nggak Supra doang yang lain juga kok siapa juga yang nggak kaget pas denger suara ledakan

Keraton City [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang