ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ13 41 HARI་༘࿐

392 59 45
                                    

"Bil ajarin gue masak ikan laut dong."

Billy yang tengah memilahi duri ikan hasil membeli di nelayan terhenti karena mendengar permintaan Larasati. "Bukannya you udah pinter masak?"

"Kurang pinter kalo ngolah ikan coz gue takut anak gue kelolotan durinya sama bau amis gitu."

"Ya tinggal dipisahin gini durinya, terus kalau buat balita-balita di presto dulu ikannya biar dagingnya lembut." jawab Billy sambil memberikan tutorial memisahkan duri dari ikan laut.

"Tapi katanya Ken gak suka ikan ras."

Larasati mennganggukkan kepalanya, "Ken sukanya dada ayam sama dada gue."

"Pantes berotot dan kuat."

"Cuman Ayesha tuh suka banget makan ikan-ikanan. Orang pernah dimasakkin mertuanya kakak gue ikan asap apa gitu gue lupa dia minta nambah terus," ucap Larasati kemudian membantu Billy memasak seperti memotong tahu tuk digoreng.

"Lo suka ikan ras?"

"Biasa sih, gue lebih suka-"

"Teripangnya Ken." potong Billy membuat Larasati menyengir.

"Dah ketebak sai," balas Billy malas lalu memasukkan ikannya ke dalam minyak goreng setelah dibaluri tepung.

"Gue kecanduan banget soalnya."

"Emang nggak bosen tiap hari ewita?" tanya Billy.

Larasati menggelengkan kepalanya tidak, "Malah kalo sehari nggak gituan rasanya kayak ada yang kurang jadi meskipun nifas gini gue terobos pake tete."

"Njir, kasian Ayesha atuh ngenyot tete bekas cipratan calon-calon adiknya."

"Yang penting udah dilap pake tissue basah." balas Larasati.

"Emang seberapa panjang sih ras? Kok nagih banget gue jadi pengen ngokop juga."

"Tujuh belas kalo tidur kalo bangun dua puluh, gimana? Menyala gak? Jangan macem-macem lo sama suami gue!" ancam Larasati dengan menodongkan pisaunya kearah Billy.

"Lah lu sih iming-iming gue mulu. Gue jadi pengen...." balas Billy.

Larasati mendekati trlinga Billy kemudian berbisik. "Emang enak bil terong sama terong?"

"Enak banget...." jawab Billy kemudian sharing bercerita kepada Larasati bahwa dirinya merupakan seorang lelaki yang menyukai lelaki, jangan ditiru ya. Cerita-ceritanya yang los itu membuat Larasati takjub dan terheran-heran karena bowtie sungguhan nyata.

"Jadi kalo mau ditusbol tuh vool kite kudu dibersihin dulu pake bidet biar nggak keluar kangkungnya."

"Iyuh~" reaksi Larasati membayangkannya.

"Lo emang nggak pernah ras main vool sama Ken?" tanya Billy.

Larasati menggelengkan tidak kepalanya. "Gue takut suami gue kelainan kalo tau rasanya nusbol. Kan nusbol berpotensi lelaki buat nembak cowok juga. Jadi gue ogah, selain itu juga gue takut onderdil anus gue jebol bikin bab gak kekontrol."

"Bener sih, mending jangan deh ras."

"Tapi lo gitu pernah curiga gak sih sama Ken? Kek selingkuh atau apalah."

"Nggak, malah gue yang pernah kegep selingkuh anying. Ya namanya masih bocah dinikahin secara agama, ya gue mana paham," kini jadi giliran Larasati yang mencurahkan masa lalunya.

"Kok bisa?"

"Bisa posisinya itu gue habis nikah tapi gue masih pacaran sama cowok SMA kebetulan juga dulu gue sama Ken beda SMA, mana lama lagi gue pacarannya ada kalo sebelas bulan setelah gue nikah siri tuh."

41 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang