ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ11 41 HARI་༘࿐

382 59 36
                                    

"Buset malah nambah personil," kata Judika melihat kedatangan Kenzo membawa dua anaknya di tempat kkn menggunakkan mobil bmw warna putih.

"Ya gimana orang gak bisa ditinggal dua-duanya. Mana prokernya masih kurang tiga puluh delapan hari lagi." jawab Larasati sambil menurunkan koper dari bagasi mobilnya.

"Jaluh sama Chalista udah dateng?" tanya Kenzo setelah menitip Zidane kepada Mila.

Mila menggelengkan tidak kepalanya, "Belum. Emang mereka berdua kemana? Bukannya Chalista keluar sama Erik?"

"Mereka berdua kemarin nyusulin gue ke askot. Terus gue tawarin Chalista ngikut mobil, malah Chalista nggak mau milih digonceng Jones." jawab Kenzo membantu istrinya membawa koper ke dalam rumah.

"Udah cembuh ponakan cu?" tanya Aruna gemas mencubit pipi Ayesha yang datang mengenakkan dress bermotif strawberry shortcake sambil memegang botol dot pink berisi susu.

"Yum nah yo dek!" ocehnya menunjuk adiknya digendongan Mila.

"Apa artinya bang Kenzo?" tanya Aruna.

"Belum, soalnya habis dicakar adik. Tapi adiknya kan nggak sengaja nak," jelas Kenzo membuat Ayesha mempoutkan bibirnya. "Nda maw!" serunya.

Ayesha bersedekap tangan didada sambil memalingkan wajahnya, tidak menerima perkataan ayahnya.

"Drama biarin drama," ucap Larasati mengjak Knezo untuk pergi dari hadapan Ayesha.

"Emang Erik sama Chalista putus?" tanya Maya tiba-tiba pada Juwita.

Juwita mengendikkan bahunya tidak tahu, "Mene gue tehek."

"Emang Erik kemana sih? Kok jarang di rumah sewa." tanya Wiwin.

"Lah iya kocak bener juga. Erik jarang dimari, kemana yak?" ucap Kristof teringat sambil menepuk jidatnya.

Hardika mengambil sisi positif dari temannya—Erik yang menurutnya cukup ramah pada orang-orang sekitar. "Paling dia punya temen disini. Apalagi dia lumayan friendly kalo jadi orang."

"Bener-bener kek anak ilang njir. Belum ada seminggu dia udah gak tidur disini."

"Keknya lagi berantem sama Chalista? Makanya dia menghindar." ucap Larasati menebak-nebak.

"Kayaknya sih, apalagi Chalista juga udah gak make cincin tunangan." Billy pun ikit nimbrung dengan gosipnya yang kadang sangat berakurat fakta.

"Kira-kira kenapa ya mereka berdua?"

Duh masa iya Chalista udah berpaling ke Jaluh, batin Maya merasa gelisah.

○●○
.

"Susah punya anak cewek tuh ngambekkan hen," cerita Kenzo dengan mengikuti langkah putrinya yang membawa seplastik berisi kue-kue kering desa sana.

"Nurun emaknya ya?" tanya Mahendra.

Kenzo menganggukkan iya kepalanya, "Apalagi kalau mwaminya suka berburuk sangka ke orang, nurun dah."

"Kenapa lo mau nikah muda Ken?" tanya Hardika penasaran.

"Karena udah waktunya."

"Yang bener?"

Kenzo menganggukkan iya kepalanya dengan wajahnya agak serius. "Gue dari masih dari burung bapak gue udah dijodohin sama Laras. Soalnya mama gue sama mama Laras udah bestie dari kecil."

"Jadi pas lulus SMA kita langsung dikawinin, tapi secara siri sih soalnya umur gue sama Laras masih dibawah umur syarat nikah negara."

"Gak tau mama gue sama mama Laras kek keburu-buru banget kawininnya, tapi anehnya gue sama Laras ya gak nolak. Nerima-nerima aja, sampe jadi Ayesha sama Z." jelasnya tanpa bertele-tele lagi.

41 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang