ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ2 41 HARI་༘࿐

1.1K 81 58
                                    

Jaluh tengah menggendong batita berusia dua puluh bulan bergender perempuan. Ia menimang keponakannya yang tengah rewel itu.

"Emang Laras belum mau ketemu ma?" tanyanya pada sang kakak dari ibunya.

"Belum, katanya kalo liat Ayesha gemes pengen digigitin."

"Tapi barusan Kenzo kesini jengukin. Rewelnya Ayesha kan gegara ditinggal Kenzo." jelas sang tante-nya sambil menghibur cucunya itu.

"Gimana kalo ditinggal kkn nanti?"

"Mama pusing tujuh keliling."

"Jaluh bawa aja ma, kasian kalo mama harus ngurus Ayesha sendiri."

"Pwapi hiks...." tangis Ayesha terus-menerus sambil memegang squishy barunya.

Anggun—ibu dari Laras itu mengusap air mata Ayesha yang mengalir di pipi. "Ini ada papi Jaluh. Nanti papi Ken jenguk lagi kok."

Ayesha terus meronta ingin turun dari gendongan Jaluh tuk mencari sosok lelaki yang dia panggil papi. Kemudian Jaluh menurunkan keponakannya itu, "Jaluh ajak ma, mama biar fokus ngurus katering. Apalagi mama bulan ini banyak pesenanan."

Anggun tersenyum kepada anak dari adiknya itu. "Baik banget sih anaknya Dini ini. Yaudah hati-hati, nanti kalau mau ngasih susu bilang ke Ken dulu, dia yang tau sufornya Ayesha."

Jaluh mengangguk iya lalu berpamitan mengikuti keponakannya yang sudah bisa berlari kecil keluar rumah. "Awas Yesha nanti nggelendung, jalannya lagi licin habis hujan."

"Papi hiks...." tangis Ayesha menunjuk pagar rumah neneknya yang tertutup.

"Iya sabar dulu, kita kesana. Sekarang gendong papa dulu." kata Jaluh menggendong Ayesha dengan gendongan khusus batita di dada-nya, lalu ia menaiki motor vespa milik kakak-nya yang ada di depan rumah tante-nya itu. Ia akan menyusul teman-temannya yang hari ini merupakan hari h keberangkatan kkn di desa ndlogog.

"Anaknya baru ini?" tanya Mytha yang baru saja berkenalan dengan Larasati.

Larasati menganggukkan kepalanya iya, "Iya, baru ini." katanya sambil mengusap perutnya.

"Kamu nanti naik pick up atau motor?" tanya Kenzo.

"Bonceng motor kamu aja, aku gak suka naik pick up. Bau-nya gak enak bikin mual."

"Di usg ce or co?" tanya Calista ikutan nimbrung.

Larasati mengendikkan bahunya entah, "Belum keliatan soalnya pas di usg adeknya di perut suka nutupin kelaminnya."

"Ini tinggal nunggu siapa guys?" tanya Kristof sebagai ketua kelompok.

"Jaluh, barusah di ngechat otw. Jalanan di Rajasa macet pol."

"Nanti bonceng-boncengan ya, Calista sama Erik, Mahendra bonceng Juwita, Yohanes bonceng Maya, Hardika bonceng Aruna, Judika bonceng Mytha, Wiwin boncengan sama Jaluh, Mila sama Kristof naik pick up. Terus Billy jaga bagian belakang pick up, biar barang-barangnya gak roboh," atur Kristof diiyakan oleh anggotanya walaupun Billy sempat protes.

"Eyke pengen di bonceng Wiwin dahal," lesu Billy.

"Ogah bet gue gonceng lu," kata Wiwin.

"Takut ketularan suka cowok yak?"

"Ngeri bener buset."

Kenzo menguncir rambut sebahu istrinya menggunakkan crunchy roll, sedangkan Larasati mengipasi area wajahnya menggunakkan kipas portable. "Ini Jaluh ditinggal aja! Ngerepotin, telat mulu."

"Btw perutnya keliatan kek perut buncit habis makan, nggak kek perut tujuh bulan." kata Juwita melihat Larasati yang mengenakkan style-an celana kargo berkaret dan kaos oversize.

41 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang