ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ3 41 HARI་༘࿐

1.1K 82 48
                                    

Hari pertama kedatangan kelompok kkn 41 dari universitas batavia di desa ndlogog kini sedang melakukan bersih-bersih rumah sewa dan diskusi rencana selama kkn tuk 41 hari ke depan.

"Ken kemana?" tanya Mytha pada Larasati.

"Nimang Ayesha lagi rewel, kayaknya Ayesha mau tumbuh gigi." jawab Larasati sambil membuka kopernya yang akan di tata ke dalam lemari kamar.

"Ayesha nemplok banget ke kakaknya udah kek bapaknya aja si Ken." ujar Jaluh.

"Posthink Ken main gila sama emaknya jadinya Ayesha," celetuk Judika.

"Heh! Mulutnya minta disabet pake celurit!" protes Larasati.

"Eits, jangan ribut dulu. Pembagian kamar dulu nih dari bapak ketua," lerai Hardika.

"Bapak ketuanya mana?"

"Boker di sungai."

"Gue tadi dititipin pembagian kamarnya gini, soalnya disini kan kamarnya cuma dua. Jadi sisanya di ruang tv." Hardika memberikan kertas tulisan dari sang ketua kepada Calista.

Calista pun membacanya dengan nada lantang, "Kamar pertama diisi Larasati, Mila, Aruna, Juwita."

"Kamar kedua diisi Calista, Mytha, Maya, dan barang-barang bawaan penting."

"Sisanya cowok di ruang tv gelar kasur bareng-bareng."

"Gimana setuju gak?"

"Setuju aja sih, yang penting jangan khilaf kalo tidur sesama jenis apalagi ada Billy." ujar Juwita melihat Billy yang asik lipstint-an.

"Ini kalo pipis kudu nimba air di sumur dulu?" tanya Larasati.

Jaluh menganggukkan iya kepalanya, "Disini gak ada aliran PDAM, pake air sumur. Jadi harus nimba air dulu kalo mau pipis di belakang."

"Duh mana model dinding wc buat pipis cuma setengah," gerutu Larasati bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah belakang rumah sewa yang terbuat dari kayu.

Sementara temena-teman yang lainnya, melanjutkan membersihkan dan menata isi rumah sewa mereka supaya terlihat rapi dan nyaman tuk ditinggali.

"Gimana wes gak rewel?" tanya Jaluh melihat Kenzo tengah menimang Ayesha di halaman rumah sewa.

"Masih, ini belum tidur-tidur. Mau gue balikkin aja ke Mama. Ntar kalo disini ngerepotin," balas Kenzo sambil mengusap-usap punggung Ayesha yang sesunggukkan karena menangis.

"Mama tambah kerepotan nanti, lagian darisini ke askot jauh. Yang ada nanti Ayesha makin rewel kena sawan di jalan."

"Laper kali," sahut Mytha dari belakang keduanya.

Kenzo menggelengkan tidak kepalanya. "Malah nggak mau makan, udah gue paksa makan marie susu malah ditolak sama dia."

"Adik lu jaraknya jauh banget umurnya sama lu Ken." ucap Mahendra baru saja datang dengan membawa rantung-ranting kayu bersama Erik. "Udah kek anaknya ae."

"Ya, gimana orang takdir." jawab Kenzo.

"Coba disusuin." ucap Aruna.

"Biar apa?"

"Biar nggak nangis terus, biasanya kan gitu."

Kenzo menghela nafas panjang, "Kudu rebus air dulu ini. Mana gak ada kompor sama gas disini, harus pake kayu." keluhnya.

"Huwa! Huwa! Huwa hiks!" tangis Ayesha makin kencang hingga terdengar ke halaman belakan rumah sewa.

Larasati merengutkan keningnya mendengar suara tangis Ayesha yang menggema. "Duh ini pasti digarain Ken."

41 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang